Follow Us :              

Sekda : Transformasi BPR Dongkrak Ekonomi Jawa Tengah dan Literasi Perbankan

  28 May 2023  |   07:00:00  |   dibaca : 477 
Kategori :
Bagikan :


Sekda : Transformasi BPR Dongkrak Ekonomi Jawa Tengah dan Literasi Perbankan

28 May 2023 | 07:00:00 | dibaca : 477
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Transformasi Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat diharapkan semakin mendongkrak perekonomian di Jawa Tengah untuk mempermudah akses permodalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta meningkatkan literasi perbankan, sehingga masyarakat tidak terjebak berbagai pinjaman ilegal.

"Kami mengucapkan selamat atas transformasi dari Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat. Perubahan ini mempunyai konsep yang luar biasa, karena kalau dengar istilah kredit (umumnya dipahami) berbeda dengan perekonomian," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Sekda Jateng) Sumarno, di sela launching Bank Perekonomian Rakyat (BPR), pada halaman Kantor Gubernur, Minggu (28/5/2023). 

Sekda menjelaskan, istilah perekonomian adalah bagaimana untuk bisa tumbuh, termasuk bagaimana sektor UMKM di Jateng, karena perekonomian Jateng banyak ditopang dari sektor UMKM. Selain memberikan kemudahan permodalan, BPR diharapkan dapat memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM, supaya tidak berhenti dan terus berkembang.

Sekda mengatakan, potensi UMKM di Jateng sangat beragam dan tersebar hampir di seluruh kabupaten atau kota. Maka dari itu, kolaborasi antara pemerintah daerah dengan perbankan sangat diperlukan. Pemerintah juga terus berupaya memajukan UMKM melalui pelatihan, sedangkan BPR mempermudah akses permodalan pelaku UMKM.

Perubahan BPR menjadi Bank Perekonomian Rakyat, diharapkan dapat lebih meningkatkan literasi perbankan di Jateng. Seiring lebih dikenalnya perbankan oleh masyarakat, diharapkan mereka tidak lagi mudah terjebak terhadap berbagai bentuk pinjaman, seperti rentenir, pinjaman online, dan pinjaman ilegal lainnya. 

Masyarakat yang telah teredukasi tentang BPR, saat membutuhkan kredit atau pendanaan, mereka akan datang ke BPR bukan ke tempat lain. Mereka tahu  BPR lebih aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Karena itu, mohon bantuan BPR di Jateng untuk meningkatkan literasi perbankan, karena masih banyak masyarakat kita yang terjebak rentenir, pinjaman online, dan pinjaman ilegal lainnya. Ini tugas kita bersama untuk memberantas itu semua," pintanya. 

Usai mengikuti jalan santai bersama sekitar 8 ribu pegawai BPR se-Jateng, Sekda didampingi Anggota DPR RI, Mustofa dan Ketua Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat (Perbarindo) Jateng, Dadi Sumarsana melakukan prosesi pemotongan pita dan tumpeng. Selain itu beberapa pejabat terkait, juga terlihat ikut hadir.


Bagikan :

SEMARANG - Transformasi Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat diharapkan semakin mendongkrak perekonomian di Jawa Tengah untuk mempermudah akses permodalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta meningkatkan literasi perbankan, sehingga masyarakat tidak terjebak berbagai pinjaman ilegal.

"Kami mengucapkan selamat atas transformasi dari Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat. Perubahan ini mempunyai konsep yang luar biasa, karena kalau dengar istilah kredit (umumnya dipahami) berbeda dengan perekonomian," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Sekda Jateng) Sumarno, di sela launching Bank Perekonomian Rakyat (BPR), pada halaman Kantor Gubernur, Minggu (28/5/2023). 

Sekda menjelaskan, istilah perekonomian adalah bagaimana untuk bisa tumbuh, termasuk bagaimana sektor UMKM di Jateng, karena perekonomian Jateng banyak ditopang dari sektor UMKM. Selain memberikan kemudahan permodalan, BPR diharapkan dapat memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM, supaya tidak berhenti dan terus berkembang.

Sekda mengatakan, potensi UMKM di Jateng sangat beragam dan tersebar hampir di seluruh kabupaten atau kota. Maka dari itu, kolaborasi antara pemerintah daerah dengan perbankan sangat diperlukan. Pemerintah juga terus berupaya memajukan UMKM melalui pelatihan, sedangkan BPR mempermudah akses permodalan pelaku UMKM.

Perubahan BPR menjadi Bank Perekonomian Rakyat, diharapkan dapat lebih meningkatkan literasi perbankan di Jateng. Seiring lebih dikenalnya perbankan oleh masyarakat, diharapkan mereka tidak lagi mudah terjebak terhadap berbagai bentuk pinjaman, seperti rentenir, pinjaman online, dan pinjaman ilegal lainnya. 

Masyarakat yang telah teredukasi tentang BPR, saat membutuhkan kredit atau pendanaan, mereka akan datang ke BPR bukan ke tempat lain. Mereka tahu  BPR lebih aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Karena itu, mohon bantuan BPR di Jateng untuk meningkatkan literasi perbankan, karena masih banyak masyarakat kita yang terjebak rentenir, pinjaman online, dan pinjaman ilegal lainnya. Ini tugas kita bersama untuk memberantas itu semua," pintanya. 

Usai mengikuti jalan santai bersama sekitar 8 ribu pegawai BPR se-Jateng, Sekda didampingi Anggota DPR RI, Mustofa dan Ketua Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat (Perbarindo) Jateng, Dadi Sumarsana melakukan prosesi pemotongan pita dan tumpeng. Selain itu beberapa pejabat terkait, juga terlihat ikut hadir.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu