Follow Us :              

Manfaatkan Rumah Hasil Bantuan 'Tuku Lemah Oleh Omah’ Jadi Tempat Usaha

  08 July 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 1941 
Kategori :
Bagikan :


Manfaatkan Rumah Hasil Bantuan 'Tuku Lemah Oleh Omah’ Jadi Tempat Usaha

08 July 2023 | 10:00:00 | dibaca : 1941
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

PEMALANG - Program Tuku Lemah Oleh Omah (Beli Tanah dapat Rumah) yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo, hingga kini terus memberi manfaat. Program ini mampu mewujudkan impian masyarakat Jawa Tengah, khususnya yang kurang mampu, untuk memiliki rumah.

Desa Tembi di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, adalah salah satu desa yang beberapa warganya mendapat bantuan dari program tersebut. Kepala Desa Tambi, Juri, mengatakan di wilayahnya terdapat 17 rumah yang dibangun dari program Tuku Lemah Oleh Omah. Selama ini, prosedur pengajuan bantuan juga sangatlah mudah. 

Di antaranya, cukup membuat proposal yang ditujukan ke Gubernur serta Kepala Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah dan serta Kepala Disperkim Kabupaten Pemalang untuk dibubuhi tanda tangan. 

"Prosesnya waktu itu saya mengajukan di Desember 2021. Alhamdulillah di 2022 sudah terealisasi. Rata-rata penerima manfaat berasal dari keluarga kurang mampu, pekerja serabutan ada yang di Jakarta atau di desa tapi kerja serabutan," jelasnya.

Program Tuku Lemah Oleh Omah dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sejak 2020. Pada tahun 2020 tersebut, tercatat sebanyak 200 unit rumah yang dibangun, lalu pada 2021 sebanyak 186 unit rumah, dan pada 2022 sebanyak 253 unit. Rencananya, pada 2023 ini akan dibangun sebanyak 615 unit rumah.

Salah satu warga asal Dukuh Lor, Desa Tembi yang mendapat bantuan Program Tuku Lemah Oleh Omah adalah Eka Listiani. Berkat program ini, ia sekarang tidak lagi hidup berdesakan di rumah orangtuanya. Saat itu ia tidak tidak punya pilihan, karena tidak mempunyai biaya untuk membangun rumah. "Harus bareng keluarga, sumpek. (Satu rumah) diisi enam orang," kenang perempuan berusia 23 tahun ini, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/7/2023). 

Berkat program Tuku Lemah Oleh Omah, kondisi itu akhirnya berlalu. Eka bersama suami dan putranya yang masih balita, kini akhirnya bisa hidup di rumah yang jauh lebih layak. Di rumah itu ia bisa lebih tenang dan nyaman membesarkan anaknya.

Terkait Program Tuku Lemah Oleh Omah, pada awalnya Eka sempat mengira, jika program yang disampaikan pemerintah desanya tersebut hanya bohong belaka. Bagaimana mungkin hanya dengan membeli tanah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mau membuatkan rumahnya secara gratis? Begitu pikirnya saat itu.

"Tidak menyangka, kirain bohongan. Tenyata tidak. Alhamdulillah senang," ungkap Eka yang mengaku sangat bahagia karena akhirnya bisa mempunyai rumah sendiri. 
 
Kebahagiaan juga dirasakan, Khotijah. Hanya bermodal lahan kosong , ia bisa memiliki ruspin yang nyaman di atas lahan tersebut.
 
"Syaratnya harus punya lahan, punya tanah. Kami juga yang menyiapkan pondasi, tukang. Selebihnya dari sana (Pemprov Jateng). Kami sangat bersyukur, karena hanya bermodal tanah kosong saja. Tukang juga upahnya dari sana. Senang, Alhamdulillah. Sangat bersyukur bisa mandiri," ucap perempuan 32 tahun itu.
 
Penerima manfaat program Tuku Lemah Oleh Omah, Ngaliman, juga mengaku sangat bersyukur. Dia tidak menyangka, mimpinya memiliki rumah, diwujudkan Gubernur Ganjar Pranowo. "Bila harus beli rumah sendiri, berat. Kerjaan saya kuli bangunan, untuk sehari-hari saja susah," ungkap Ngaliman.
 
Selain sebagai tempat tinggal sehari-hari, sejumlah penerima bantuan Tuku Lemah Oleh Omah memanfaatkan rumah bantuan itu sebagai tempat produksi usaha, misalnya, Lili Hoiliyah. Wanita 31 tahun ini memanfaatkan rumahnya sebagai tempat produksi kerajinan alis mata. Sambil bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluarga, di rumah ia tetap bisa mengawasi dua anaknya.
 
"Kayak gini kesehariannya. Kadang bikin wig, sekarang bikin idep (alis). Terima kasih Pak Ganjar. Terima kasih banget," jelas Lili.
 
Hal yang sama juga dilakukan, Naimatun Hidayah. Penerima manfaat program Tuku Lemah Oleh Omah ini memanfaatkan rumahnya sebagai tempat produksi kerajinan rambut tiruan atau wig. Dalam seminggu, dia bisa menghasilkan sekitar Rp 200 ribu.
 
 "Sekarang saya punya usaha bikin wig. Sedikit-sedikit bisa membantu suami. Pendapatan paling ya Rp 200 ribu per minggu. Sekarang setelah punya rumah sendiri bisa nabung," ungkapnya bangga.


Bagikan :

PEMALANG - Program Tuku Lemah Oleh Omah (Beli Tanah dapat Rumah) yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo, hingga kini terus memberi manfaat. Program ini mampu mewujudkan impian masyarakat Jawa Tengah, khususnya yang kurang mampu, untuk memiliki rumah.

Desa Tembi di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, adalah salah satu desa yang beberapa warganya mendapat bantuan dari program tersebut. Kepala Desa Tambi, Juri, mengatakan di wilayahnya terdapat 17 rumah yang dibangun dari program Tuku Lemah Oleh Omah. Selama ini, prosedur pengajuan bantuan juga sangatlah mudah. 

Di antaranya, cukup membuat proposal yang ditujukan ke Gubernur serta Kepala Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah dan serta Kepala Disperkim Kabupaten Pemalang untuk dibubuhi tanda tangan. 

"Prosesnya waktu itu saya mengajukan di Desember 2021. Alhamdulillah di 2022 sudah terealisasi. Rata-rata penerima manfaat berasal dari keluarga kurang mampu, pekerja serabutan ada yang di Jakarta atau di desa tapi kerja serabutan," jelasnya.

Program Tuku Lemah Oleh Omah dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sejak 2020. Pada tahun 2020 tersebut, tercatat sebanyak 200 unit rumah yang dibangun, lalu pada 2021 sebanyak 186 unit rumah, dan pada 2022 sebanyak 253 unit. Rencananya, pada 2023 ini akan dibangun sebanyak 615 unit rumah.

Salah satu warga asal Dukuh Lor, Desa Tembi yang mendapat bantuan Program Tuku Lemah Oleh Omah adalah Eka Listiani. Berkat program ini, ia sekarang tidak lagi hidup berdesakan di rumah orangtuanya. Saat itu ia tidak tidak punya pilihan, karena tidak mempunyai biaya untuk membangun rumah. "Harus bareng keluarga, sumpek. (Satu rumah) diisi enam orang," kenang perempuan berusia 23 tahun ini, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/7/2023). 

Berkat program Tuku Lemah Oleh Omah, kondisi itu akhirnya berlalu. Eka bersama suami dan putranya yang masih balita, kini akhirnya bisa hidup di rumah yang jauh lebih layak. Di rumah itu ia bisa lebih tenang dan nyaman membesarkan anaknya.

Terkait Program Tuku Lemah Oleh Omah, pada awalnya Eka sempat mengira, jika program yang disampaikan pemerintah desanya tersebut hanya bohong belaka. Bagaimana mungkin hanya dengan membeli tanah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mau membuatkan rumahnya secara gratis? Begitu pikirnya saat itu.

"Tidak menyangka, kirain bohongan. Tenyata tidak. Alhamdulillah senang," ungkap Eka yang mengaku sangat bahagia karena akhirnya bisa mempunyai rumah sendiri. 
 
Kebahagiaan juga dirasakan, Khotijah. Hanya bermodal lahan kosong , ia bisa memiliki ruspin yang nyaman di atas lahan tersebut.
 
"Syaratnya harus punya lahan, punya tanah. Kami juga yang menyiapkan pondasi, tukang. Selebihnya dari sana (Pemprov Jateng). Kami sangat bersyukur, karena hanya bermodal tanah kosong saja. Tukang juga upahnya dari sana. Senang, Alhamdulillah. Sangat bersyukur bisa mandiri," ucap perempuan 32 tahun itu.
 
Penerima manfaat program Tuku Lemah Oleh Omah, Ngaliman, juga mengaku sangat bersyukur. Dia tidak menyangka, mimpinya memiliki rumah, diwujudkan Gubernur Ganjar Pranowo. "Bila harus beli rumah sendiri, berat. Kerjaan saya kuli bangunan, untuk sehari-hari saja susah," ungkap Ngaliman.
 
Selain sebagai tempat tinggal sehari-hari, sejumlah penerima bantuan Tuku Lemah Oleh Omah memanfaatkan rumah bantuan itu sebagai tempat produksi usaha, misalnya, Lili Hoiliyah. Wanita 31 tahun ini memanfaatkan rumahnya sebagai tempat produksi kerajinan alis mata. Sambil bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluarga, di rumah ia tetap bisa mengawasi dua anaknya.
 
"Kayak gini kesehariannya. Kadang bikin wig, sekarang bikin idep (alis). Terima kasih Pak Ganjar. Terima kasih banget," jelas Lili.
 
Hal yang sama juga dilakukan, Naimatun Hidayah. Penerima manfaat program Tuku Lemah Oleh Omah ini memanfaatkan rumahnya sebagai tempat produksi kerajinan rambut tiruan atau wig. Dalam seminggu, dia bisa menghasilkan sekitar Rp 200 ribu.
 
 "Sekarang saya punya usaha bikin wig. Sedikit-sedikit bisa membantu suami. Pendapatan paling ya Rp 200 ribu per minggu. Sekarang setelah punya rumah sendiri bisa nabung," ungkapnya bangga.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu