Follow Us :              

Dubes Thailand dan Gubernur Jajaki Kerja Sama Pertanian hingga Carbon Credit

  24 July 2023  |   11:00:00  |   dibaca : 427 
Kategori :
Bagikan :


Dubes Thailand dan Gubernur Jajaki Kerja Sama Pertanian hingga Carbon Credit

24 July 2023 | 11:00:00 | dibaca : 427
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu Duta Besar (Dubes) Thailand untuk Indonesia Prapan Disyatat, untuk membahas potensi kerja sama dan investasi, pada senin (24/07/2023). Bukan saja di bidang budaya, keduanya juga menjajaki kerja sama pertanian, green energy hingga carbon credit.

"Saya berterima kasih Duta Besar Thailand sudah berkunjung. Kita berbicara kerja sama kedua negara, tentu peran saya sebagai Gubernur, apa pun potensi yang bisa kita kerja samakan," ujar Gubernur seusai menerima Dubes Thailand.

Menurut Ganjar, Indonesia dan Thailand memiliki banyak kesamaan. Salah satunya sama-sama sebagai negara yang mendirikan ASEAN. Maka dari itu dalam perbincangan selama satu jam itu, keduanya juga membahas kerja sama di level kawasan Asia Tenggara.

"Tadi kita berbicara juga kerja sama di level kawasan. Apakah itu pangan, teknologi, green energy (energi ramah lingkungan), dan sebagainya. Termasuk isu lingkungan dan carbon credit yang bisa kita kerja samakan dan beliau menyambut baik," katanya.

Lebih lanjut, kebutuhan pangan dan kemandirian pertanian menjadi sangat penting, baik bagi Jawa Tengah, Indonesia, maupun Thailand. Sebab tantangan yang dihadapi saat ini salah satunya adalah perubahan iklim yang akan berpengaruh dalam produksi bidang pertanian.

"Kerja sama Indonesia-Thailand, perlu untuk ketersediaan pangan masing-masing negara atau suplai. Thailand punya pengalaman bagus, kita sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertanian," katanya.

Potensi kerja sama dan investasi kedua adalah terkait green energy. Menurut Gubernur, green energy saat ini mulai dikembangkan, baik di Jawa Tengah sendiri maupun Indonesia secara lebih luas. Bahkan Thailand ternyata juga mulai menggunakan energi bersih yang ramah lingkungan.

"Kedua, tadi bagaimana green energy bisa kita dorong karena itu penting," ujarnya.

Potensi berikutnya yang ingin digarap Jawa Tengah dengan Pemerintah Thailand adalah sektor pariwisata dan wisata religi. Diketahui kedua negara memiliki pariwisata dan kunjungan wisatawan yang cukup bagus. Namun ada satu destinasi wisata yang perlu dikerjakan bersama, yaitu tentang wisata religi, karena Thailand menjadi salah satu negara dengan umat Buddha terbesar.

"Saya juga propose (tawarkan) untuk pariwisata, tourism-nya. Kemarin saya bertemu dengan para bhiksu dan bante. Mereka menginginkan untuk beberapa event itu banyak umat Buddha dari Thailand, yang punya potensi untuk bisa hadir di Borobudur," katanya.

Borobudur sebagai situs budaya dan keagamaan menjadi kekuatan yang dapat dikembangkan bersama. Apalagi dalam satu tahun setidaknya ada enam kali event keagamaan Buddha. Hal itu membuka potensi kerja sama penyelenggaraan event keagamaan antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Indonesia, dan Pemerintah Thailand.

"Kalau perlu kita membuat kerja sama penyelenggaraan event keagamaan bareng-bareng dan selama ini setiap Waisak sangat banyak warga dari Thailand yang datang ke Borobudur. Potensi ini perlu kita kembangkan. Selanjutnya staff kami akan menindaklanjuti potensi-potensi yang ada, sehingga bisa kita kerjakan dengan baik," katanya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan langkah, agar Jawa Tengah dan Indonesia menjadi tempat yang ramah investasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini pertama adalah terkait kemudahan. Kemudahan ini dapat diartikan tidak ada pungli.

"Kedua, penegakan hukum. Maka tadi disampaikan beberapa investasi yang butuh perhatian dari Pemprov (Pemerintah Provinsi) nanti akan kita tindak lanjuti, sehingga kita minta warga di Indonesia, di Jawa Tengah, kalau ada investasi jangan diganggu."

"Kalau mau bicara, bicaranya dengan pemerintah. Apalagi ini investasi asing kita musti menghormati. Dalam negeri saja tidak boleh diganggu," tegasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu Duta Besar (Dubes) Thailand untuk Indonesia Prapan Disyatat, untuk membahas potensi kerja sama dan investasi, pada senin (24/07/2023). Bukan saja di bidang budaya, keduanya juga menjajaki kerja sama pertanian, green energy hingga carbon credit.

"Saya berterima kasih Duta Besar Thailand sudah berkunjung. Kita berbicara kerja sama kedua negara, tentu peran saya sebagai Gubernur, apa pun potensi yang bisa kita kerja samakan," ujar Gubernur seusai menerima Dubes Thailand.

Menurut Ganjar, Indonesia dan Thailand memiliki banyak kesamaan. Salah satunya sama-sama sebagai negara yang mendirikan ASEAN. Maka dari itu dalam perbincangan selama satu jam itu, keduanya juga membahas kerja sama di level kawasan Asia Tenggara.

"Tadi kita berbicara juga kerja sama di level kawasan. Apakah itu pangan, teknologi, green energy (energi ramah lingkungan), dan sebagainya. Termasuk isu lingkungan dan carbon credit yang bisa kita kerja samakan dan beliau menyambut baik," katanya.

Lebih lanjut, kebutuhan pangan dan kemandirian pertanian menjadi sangat penting, baik bagi Jawa Tengah, Indonesia, maupun Thailand. Sebab tantangan yang dihadapi saat ini salah satunya adalah perubahan iklim yang akan berpengaruh dalam produksi bidang pertanian.

"Kerja sama Indonesia-Thailand, perlu untuk ketersediaan pangan masing-masing negara atau suplai. Thailand punya pengalaman bagus, kita sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertanian," katanya.

Potensi kerja sama dan investasi kedua adalah terkait green energy. Menurut Gubernur, green energy saat ini mulai dikembangkan, baik di Jawa Tengah sendiri maupun Indonesia secara lebih luas. Bahkan Thailand ternyata juga mulai menggunakan energi bersih yang ramah lingkungan.

"Kedua, tadi bagaimana green energy bisa kita dorong karena itu penting," ujarnya.

Potensi berikutnya yang ingin digarap Jawa Tengah dengan Pemerintah Thailand adalah sektor pariwisata dan wisata religi. Diketahui kedua negara memiliki pariwisata dan kunjungan wisatawan yang cukup bagus. Namun ada satu destinasi wisata yang perlu dikerjakan bersama, yaitu tentang wisata religi, karena Thailand menjadi salah satu negara dengan umat Buddha terbesar.

"Saya juga propose (tawarkan) untuk pariwisata, tourism-nya. Kemarin saya bertemu dengan para bhiksu dan bante. Mereka menginginkan untuk beberapa event itu banyak umat Buddha dari Thailand, yang punya potensi untuk bisa hadir di Borobudur," katanya.

Borobudur sebagai situs budaya dan keagamaan menjadi kekuatan yang dapat dikembangkan bersama. Apalagi dalam satu tahun setidaknya ada enam kali event keagamaan Buddha. Hal itu membuka potensi kerja sama penyelenggaraan event keagamaan antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Indonesia, dan Pemerintah Thailand.

"Kalau perlu kita membuat kerja sama penyelenggaraan event keagamaan bareng-bareng dan selama ini setiap Waisak sangat banyak warga dari Thailand yang datang ke Borobudur. Potensi ini perlu kita kembangkan. Selanjutnya staff kami akan menindaklanjuti potensi-potensi yang ada, sehingga bisa kita kerjakan dengan baik," katanya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan langkah, agar Jawa Tengah dan Indonesia menjadi tempat yang ramah investasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini pertama adalah terkait kemudahan. Kemudahan ini dapat diartikan tidak ada pungli.

"Kedua, penegakan hukum. Maka tadi disampaikan beberapa investasi yang butuh perhatian dari Pemprov (Pemerintah Provinsi) nanti akan kita tindak lanjuti, sehingga kita minta warga di Indonesia, di Jawa Tengah, kalau ada investasi jangan diganggu."

"Kalau mau bicara, bicaranya dengan pemerintah. Apalagi ini investasi asing kita musti menghormati. Dalam negeri saja tidak boleh diganggu," tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu