Follow Us :              

Dukung Ekonomi Sirkular & Ekonomi Hijau, Pemprov Jateng Tingkatkan Investasi Ramah Lingkungan

  21 August 2023  |   15:00:00  |   dibaca : 746 
Kategori :
Bagikan :


Dukung Ekonomi Sirkular & Ekonomi Hijau, Pemprov Jateng Tingkatkan Investasi Ramah Lingkungan

21 August 2023 | 15:00:00 | dibaca : 746
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

MAGELANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen mendukung penerapan ekonomi sirkular dan ekonomi hijau melalui berbagai program. Salah satunya dengan meningkatkan investasi yang berpotensi dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Ekonomi sirkular ini menjadi bagian dari program pemerintah pusat, sehingga kita (Pemprov Jateng) support apa yang ditetapkan pemerintah pusat. Kalau kita berbicara mengenai ekonomi sirkular dan green economy, memang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita, karena terkait masalah sustainable dan kelestarian lingkungan keberlanjutan," ujar Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno di sela Talkshow Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 di Taman Lumbini Borobudur, Senin (21/8/2023).

Menurut Sekda, penerapan tersebut terkait dengan kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yang menjadi tugas semua pihak. Sebab, perhatian terhadap kelestarian lingkungan adalah kunci utama dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga berbagai program Pemprov Jateng juga diarahkan pada pengembangan ekonomi sirkular dan ekonomi hijau.

"Untuk investasi ekonomi hijau banyak juga yang masuk di Kawasan Industri Kendal, yakni  kendaraan berbahan bakar listrik. Juga beberapa investor akan masuk, kaitannya dengan energi baru terbarukan, yakni kaitannya bayu (angin) dan geothermol atau energi panas bumi," katanya.

CJIBF 2023 dengan tema "Circular Economy for Central Java Sustainable Growth", bertujuan untuk menawarkan berbagai proyek investasi ramah lingkungan serta telah menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Beberapa di antaranya, yaitu Instalasi Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis Kota Surakarta, Transformasi TKL Ecopark Kota Magelang, pembangunan penyulingan bunga melati di Pemalang, pengembangan industri kelapa di Cilacap, industri perikanan di Pati, pengolahan limbah B3 medis Kota Tegal, dan sebagainya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra menjelaskan, dukungan BI untuk meningkatkan investasi ekonomi sirkular dan ekonomi hijau dilakukan secara terpusat dan berskala nasional. Sedangkan dukungan di Jateng, antara lain melakukan pembinaan UMKM green economy dengan cara membina UMKM batik menggunakan pewarna alam, serta mengajak beberapa kabupaten untuk mempelajari tentang pengelolaan sampah, seperti di Banyumas.

"Juga kita dorong pengelolaan eceng gondok. Karena tanaman eceng gondok kalau terlalu liar akan mengganggu lingkungan, sehingga ada pendampingan pembuatan kerajinan berbahan eceng gondok," katanya.

Tidak ketinggalan, peningkatan juga dilakukan di sektor pertanian melalui penerapan pertanian organik, sehingga kondisi kesuburan tanah lebih terjaga. Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong penerapan integrated farming atau sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, serta ternak.

"Jadi tanaman bawang atau perkebunan tebu diintegrasikan dengan peternakan sapi, atau jagung dengan peternakan sapi dan kambing," kata Rahmat.


Bagikan :

MAGELANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen mendukung penerapan ekonomi sirkular dan ekonomi hijau melalui berbagai program. Salah satunya dengan meningkatkan investasi yang berpotensi dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Ekonomi sirkular ini menjadi bagian dari program pemerintah pusat, sehingga kita (Pemprov Jateng) support apa yang ditetapkan pemerintah pusat. Kalau kita berbicara mengenai ekonomi sirkular dan green economy, memang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita, karena terkait masalah sustainable dan kelestarian lingkungan keberlanjutan," ujar Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno di sela Talkshow Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 di Taman Lumbini Borobudur, Senin (21/8/2023).

Menurut Sekda, penerapan tersebut terkait dengan kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yang menjadi tugas semua pihak. Sebab, perhatian terhadap kelestarian lingkungan adalah kunci utama dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga berbagai program Pemprov Jateng juga diarahkan pada pengembangan ekonomi sirkular dan ekonomi hijau.

"Untuk investasi ekonomi hijau banyak juga yang masuk di Kawasan Industri Kendal, yakni  kendaraan berbahan bakar listrik. Juga beberapa investor akan masuk, kaitannya dengan energi baru terbarukan, yakni kaitannya bayu (angin) dan geothermol atau energi panas bumi," katanya.

CJIBF 2023 dengan tema "Circular Economy for Central Java Sustainable Growth", bertujuan untuk menawarkan berbagai proyek investasi ramah lingkungan serta telah menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Beberapa di antaranya, yaitu Instalasi Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis Kota Surakarta, Transformasi TKL Ecopark Kota Magelang, pembangunan penyulingan bunga melati di Pemalang, pengembangan industri kelapa di Cilacap, industri perikanan di Pati, pengolahan limbah B3 medis Kota Tegal, dan sebagainya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra menjelaskan, dukungan BI untuk meningkatkan investasi ekonomi sirkular dan ekonomi hijau dilakukan secara terpusat dan berskala nasional. Sedangkan dukungan di Jateng, antara lain melakukan pembinaan UMKM green economy dengan cara membina UMKM batik menggunakan pewarna alam, serta mengajak beberapa kabupaten untuk mempelajari tentang pengelolaan sampah, seperti di Banyumas.

"Juga kita dorong pengelolaan eceng gondok. Karena tanaman eceng gondok kalau terlalu liar akan mengganggu lingkungan, sehingga ada pendampingan pembuatan kerajinan berbahan eceng gondok," katanya.

Tidak ketinggalan, peningkatan juga dilakukan di sektor pertanian melalui penerapan pertanian organik, sehingga kondisi kesuburan tanah lebih terjaga. Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong penerapan integrated farming atau sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, serta ternak.

"Jadi tanaman bawang atau perkebunan tebu diintegrasikan dengan peternakan sapi, atau jagung dengan peternakan sapi dan kambing," kata Rahmat.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu