Follow Us :              

Tumbuh 4,98%, Ekonomi Jateng Dinilai BPS Cukup Tangguh

  05 February 2024  |   15:00:00  |   dibaca : 211 
Kategori :
Bagikan :


Tumbuh 4,98%, Ekonomi Jateng Dinilai BPS Cukup Tangguh

05 February 2024 | 15:00:00 | dibaca : 211
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyebut pertumbuhan ekonomi Jateng pada tahun 2023 mencapai 4,98%. Bahkan, peningkatan ini tetap terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Kita relatif tangguh, meski mengalami penurunan dibanding tahun 2022, (yang tumbuh sebesar 5,31%),” kata Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., saat menghadiri rilis Potret Pertumbuhan Ekonomi Jateng Tahun 2023 di aula Kantor BPS Jateng pada Senin, 5 Februari 2024. 

Meskipun begitu, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tetap mengalami penurunan. Kondisi ini menandakan, pertumbuhan ekonomi ini disertai dengan penambahan lapangan pekerjaan. 

Selain itu, Pj Gubernur membeberkan bahwa angka inflasi di Jateng dalam tiga bulan terakhir juga berangsur-angsur menurun. 

"Ini suatu hal yang sangat positif, untuk pertumbuhan ekonomi Jateng,” ujarnya.

Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk menumbuhkan perekonomian daerah. Beberapa di antaranya dengan melakukan Gerakan Pangan Murah, forum bisnis, pengawalan investasi, pelayanan perizinan, serta fasilitasi kemitraan usaha menengah besar dan menengah kecil. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan mengatakan, seluruh kategori lapangan usaha dan komponen pengeluaran di Jateng menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Terkait hal tersebut, pertumbuhan ekonomi Jateng disokong oleh empat lapangan usaha, yaitu industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, dan pertanian. Hanya saja, sektor pertanian sempat mengalami perlambatan, sebab terjadi fenomena El Nino. 

“Empat (industri ini), sampai 70 persen yang memberikan kontribusi ekonomi (untuk) Jawa Tengah,” ucapnya.

Ka BPS Jateng mengatakan, pertumbuhan ekonomi juga berdampak positif bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan makin meningkatnya konsumsi rumah tangga hingga mencapai 5,68%.


Bagikan :

SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyebut pertumbuhan ekonomi Jateng pada tahun 2023 mencapai 4,98%. Bahkan, peningkatan ini tetap terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Kita relatif tangguh, meski mengalami penurunan dibanding tahun 2022, (yang tumbuh sebesar 5,31%),” kata Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., saat menghadiri rilis Potret Pertumbuhan Ekonomi Jateng Tahun 2023 di aula Kantor BPS Jateng pada Senin, 5 Februari 2024. 

Meskipun begitu, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tetap mengalami penurunan. Kondisi ini menandakan, pertumbuhan ekonomi ini disertai dengan penambahan lapangan pekerjaan. 

Selain itu, Pj Gubernur membeberkan bahwa angka inflasi di Jateng dalam tiga bulan terakhir juga berangsur-angsur menurun. 

"Ini suatu hal yang sangat positif, untuk pertumbuhan ekonomi Jateng,” ujarnya.

Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk menumbuhkan perekonomian daerah. Beberapa di antaranya dengan melakukan Gerakan Pangan Murah, forum bisnis, pengawalan investasi, pelayanan perizinan, serta fasilitasi kemitraan usaha menengah besar dan menengah kecil. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan mengatakan, seluruh kategori lapangan usaha dan komponen pengeluaran di Jateng menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Terkait hal tersebut, pertumbuhan ekonomi Jateng disokong oleh empat lapangan usaha, yaitu industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, dan pertanian. Hanya saja, sektor pertanian sempat mengalami perlambatan, sebab terjadi fenomena El Nino. 

“Empat (industri ini), sampai 70 persen yang memberikan kontribusi ekonomi (untuk) Jawa Tengah,” ucapnya.

Ka BPS Jateng mengatakan, pertumbuhan ekonomi juga berdampak positif bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan makin meningkatnya konsumsi rumah tangga hingga mencapai 5,68%.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu