Follow Us :              

Tingginya Iklim Investasi Jateng, Pj Gubernur Upayakan Pengembalian Status Bandara Internasional

  02 June 2024  |   19:30:00  |   dibaca : 132 
Kategori :
Bagikan :


Tingginya Iklim Investasi Jateng, Pj Gubernur Upayakan Pengembalian Status Bandara Internasional

02 June 2024 | 19:30:00 | dibaca : 132
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., berupaya mengembalikan status bandara internasional di Jateng, seiring dengan makin menggeliatnya iklim investasi.

Sebab, tidak adanya bandara internasional berpotensi mengganggu daya tarik investasi di Jateng.

Bahkan, para pengusaha memprotes adanya penurunan status Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Sumarmo Solo yang semula bertaraf internasional menjadi domestik.

"Terkait hal ini, saya terus melakukan langkah supaya bisa tetap menjadi bandara internasional," ucap Pj Gubernur menanggapi aspirasi para pengusaha dalam acara Business Dinner di Hotel Tentrem, Kota Semarang pada Minggu, 2 Juni 2024 malam.

Pj Gubernur mengungkapkan, berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari komunikasi langsung, hingga bersurat resmi kepada Kementerian Perhubungan RI. Ia berharap, paling tidak Jateng memiliki satu bandara internasional, sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap berbagai investasi yang akan masuk.

"(Kami) sedang berproses untuk mengupayakan bandara ini. Kami tidak menjanjikan, tetapi kami upayakan semaksimal mungkin, minimal salah satu dari dua bandara ini dibuka kembali (untuk penerbangan internasional)," jelasnya.

Perwakilan pengusaha dari Busana Apparel Group Ungaran Sari Garmen, Cipto Santoso mengatakan, berterima kasih apabila Bandara Ahmad Yani Semarang bisa kembali menjadi bandara internasional.

"Beberapa waktu lalu ada investor dari US (Amerika Serikat). Owner-nya (pemiliknya) membawa pesawat pribadi dan mau landing (mendarat) di airport (bandara) terdekat. Saat diminta landing di Jakarta, lalu diteruskan penerbangan domestik ke Semarang (pemiliknya) tidak mau, bahkan berniat tidak jadi investasi," ujarnya.

Permasalahan itu akhirnya dapat diselesaikan dengan bantuan dari Pemprov Jateng. Bahkan, ada dua perusahaan furnitur yang mendapatkan pesanan ekspor dan bisnisnya berjalan lancar.

"Kalau harus flight (terbang) ke Jakarta baru ke Semarang, kurang efisien. Kalau bisa kembali (menjadi bandara internasional), maka akan sangat membantu iklim bisnis di Jawa Tengah," ucap Cipto.

Selain persoalan bandara internasional, para pengusaha juga menginginkan adanya pelabuhan internasional di Jateng. Pelabuhan ini diharapkan dapat langsung terhubung ke wilayah Eropa dan Amerika tanpa transit di Singapura.

Sementara itu, Pewakilan dari PT Selalu Cinta Indonesia, Adam mengatakan, Ia belum bisa mengirimkan produk sepatunya secara langsung ke Amerika melalui Pelabuhan Tanjung Emas.

“Tanjung Emas, baru sekitar 60-65 persen tujuan ekspor kita. (Pengiriman) jarak jauhnya, kita masih pakai Tanjung Priuk. Saat ini kapal kita masih transit di Singapura, baru ke Eropa dan Amerika," katanya.

Adam juga mendorong infrastruktur pendukung transportasi dan perhubungan lainnya dapat terus ditingkatkan. Contohnya, infrastruktur pendukung transportasi publik, seperti Trans Jateng agar bisa lebih dioptimalkan untuk menghubungkan semua kabupaten/kota.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno menambahkan, saat ini sedang diupayakan pembangunan pelabuhan internasional di Kabupaten Kendal. Mengingat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal juga terdapat perusahaan yang mengekspor produknya, bahkan ada barang yang harus digulung di kapal secara langsung.

"Tanjung Emas sangat sulit untuk dikembangkan lagi. Maka, kami terus mendorong, agar pelabuhan yang di Kendal segera terealisasi," ungkapnya.


Bagikan :

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., berupaya mengembalikan status bandara internasional di Jateng, seiring dengan makin menggeliatnya iklim investasi.

Sebab, tidak adanya bandara internasional berpotensi mengganggu daya tarik investasi di Jateng.

Bahkan, para pengusaha memprotes adanya penurunan status Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Sumarmo Solo yang semula bertaraf internasional menjadi domestik.

"Terkait hal ini, saya terus melakukan langkah supaya bisa tetap menjadi bandara internasional," ucap Pj Gubernur menanggapi aspirasi para pengusaha dalam acara Business Dinner di Hotel Tentrem, Kota Semarang pada Minggu, 2 Juni 2024 malam.

Pj Gubernur mengungkapkan, berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari komunikasi langsung, hingga bersurat resmi kepada Kementerian Perhubungan RI. Ia berharap, paling tidak Jateng memiliki satu bandara internasional, sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap berbagai investasi yang akan masuk.

"(Kami) sedang berproses untuk mengupayakan bandara ini. Kami tidak menjanjikan, tetapi kami upayakan semaksimal mungkin, minimal salah satu dari dua bandara ini dibuka kembali (untuk penerbangan internasional)," jelasnya.

Perwakilan pengusaha dari Busana Apparel Group Ungaran Sari Garmen, Cipto Santoso mengatakan, berterima kasih apabila Bandara Ahmad Yani Semarang bisa kembali menjadi bandara internasional.

"Beberapa waktu lalu ada investor dari US (Amerika Serikat). Owner-nya (pemiliknya) membawa pesawat pribadi dan mau landing (mendarat) di airport (bandara) terdekat. Saat diminta landing di Jakarta, lalu diteruskan penerbangan domestik ke Semarang (pemiliknya) tidak mau, bahkan berniat tidak jadi investasi," ujarnya.

Permasalahan itu akhirnya dapat diselesaikan dengan bantuan dari Pemprov Jateng. Bahkan, ada dua perusahaan furnitur yang mendapatkan pesanan ekspor dan bisnisnya berjalan lancar.

"Kalau harus flight (terbang) ke Jakarta baru ke Semarang, kurang efisien. Kalau bisa kembali (menjadi bandara internasional), maka akan sangat membantu iklim bisnis di Jawa Tengah," ucap Cipto.

Selain persoalan bandara internasional, para pengusaha juga menginginkan adanya pelabuhan internasional di Jateng. Pelabuhan ini diharapkan dapat langsung terhubung ke wilayah Eropa dan Amerika tanpa transit di Singapura.

Sementara itu, Pewakilan dari PT Selalu Cinta Indonesia, Adam mengatakan, Ia belum bisa mengirimkan produk sepatunya secara langsung ke Amerika melalui Pelabuhan Tanjung Emas.

“Tanjung Emas, baru sekitar 60-65 persen tujuan ekspor kita. (Pengiriman) jarak jauhnya, kita masih pakai Tanjung Priuk. Saat ini kapal kita masih transit di Singapura, baru ke Eropa dan Amerika," katanya.

Adam juga mendorong infrastruktur pendukung transportasi dan perhubungan lainnya dapat terus ditingkatkan. Contohnya, infrastruktur pendukung transportasi publik, seperti Trans Jateng agar bisa lebih dioptimalkan untuk menghubungkan semua kabupaten/kota.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno menambahkan, saat ini sedang diupayakan pembangunan pelabuhan internasional di Kabupaten Kendal. Mengingat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal juga terdapat perusahaan yang mengekspor produknya, bahkan ada barang yang harus digulung di kapal secara langsung.

"Tanjung Emas sangat sulit untuk dikembangkan lagi. Maka, kami terus mendorong, agar pelabuhan yang di Kendal segera terealisasi," ungkapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu