Follow Us :              

Dapat Bantuan Pompanisasi, Pengairan Lahan Pertanian di Klaten Tercukupi

  19 June 2024  |   07:30:00  |   dibaca : 535 
Kategori :
Bagikan :


Dapat Bantuan Pompanisasi, Pengairan Lahan Pertanian di Klaten Tercukupi

19 June 2024 | 07:30:00 | dibaca : 535
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

KLATEN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mendampingi Presiden RI, Joko Widodo meninjau bantuan pompa air di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten pada Rabu, 19 Juni 2024.

Pj Gubernur menyampaikan, pompanisasi ini sangat diperlukan untuk menambah areal tanam padi. Ia mengungkapkan, pada akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, Jateng cukup terdampak dengan adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan ketersediaan air di daerah produksi tanaman pangan, terutama padi, belum tercukupi.

"Ini dikaitkan dengan kejadian kemarin, el nino yang ekstrem, yang kemudian sangat mengurangi pelaksanaan penanaman padi, dan insyaallah dengan adanya pompanisasi ini, akan membantu," jelasnya.

Harapannya, pompanisasi dan irigasi perpompaan dapat meningkatkan produksi padi di Jateng. Sebab, ketersediaan dan ketercukupan beras akan berpengaruh terhadap pengendalian inflasi, mengingat beras tergolong sebagai volatile food (komoditas yang berpengaruh terhadap stabilitas harga pasar).

Pj Gubernur mengatakan, Jateng menjadi salah satu provinsi penyangga kebutuhan pangan nasional. Maka dari itu, bantuan pompa air dan alsintan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian.

"Kalau proses (pompanisasi) ini berhasil, maka akan ada tambahan (produksi padi) sekitar 1,2 juta sampai 1,5 juta ton," katanya beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan itu, Presiden dan Pj Gubernur beserta Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono, bertemu dengan Kelompok Tani Dadi Mulyo sebagai salah satu penerima bantuan.

Perwakilan Kelompok Tani Dadi Mulyo, Mulyadi mengatakan, bantuan pompa air yang diberikan oleh pemerintah sangat bermanfaat. Sebab, pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024, lahan seluas 31 hektare milik kelompok taninya hanya mendapat suplai air dari Kabupaten Wonogiri.

"Yang bisa terairi, itu dulunya sekitar 50 persenlah. Sekarang setelah ditopang dengan pompa, bisa tercukupi semuanya," bebernya.

Maka dari itu, dengan adanya bantuan pompa ini, Mulyadi berterima kasih kepada pemerintah, karena kebutuhan air bagi lahan pertanian bisa tercukupi. Harapannya, hal ini juga berdampak baik bagi pertumbuhan padinya.

"Semoga kelanjutannya akan lebih makmur lagi, dan lebih maksimal lagi untuk mendapatkan hasil panen," ucapnya.

Luas sawah tadah hujan di Kabupaten Klaten mencapai 1.361 hektare dengan produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 355.717 ton. Pada tahun 2024, Klaten mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian RI sebanyak 92 unit pompa air dan 25 irigasi perpompaan.

Dengan adanya alokasi bantuan tersebut, Kabupaten Klaten mampu berkontribusi pada peningkatan produksi beras sebanyak 6.805 ton GKG atau mengalami kenaikan sebesar 1,91%.

Presiden mengatakan, pompanisasi dilakukan di seluruh provinsi yang diperkirakan akan mengalami kekeringan pada bulan Juli-Oktober. Salah satu contohnya, Jateng yang ditargetkan dapat memproduksi padi sebanyak 9,8 juta ton.

"Dengan pompanisasi, kita ingin ada tambahan (produksi padi sebanyak) 1,3 juta ton. Sudah didatangkan pompa, dan sudah diterima oleh Pj Gubernur Jateng di Kodam. Kita harapkan, kekeringan panjang yang diperkirakan BMKG, bisa ditutup dengan pengolahan air seperti ini," ucapnya saat meninjau bantuan pompa air.


Bagikan :

KLATEN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mendampingi Presiden RI, Joko Widodo meninjau bantuan pompa air di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten pada Rabu, 19 Juni 2024.

Pj Gubernur menyampaikan, pompanisasi ini sangat diperlukan untuk menambah areal tanam padi. Ia mengungkapkan, pada akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, Jateng cukup terdampak dengan adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan ketersediaan air di daerah produksi tanaman pangan, terutama padi, belum tercukupi.

"Ini dikaitkan dengan kejadian kemarin, el nino yang ekstrem, yang kemudian sangat mengurangi pelaksanaan penanaman padi, dan insyaallah dengan adanya pompanisasi ini, akan membantu," jelasnya.

Harapannya, pompanisasi dan irigasi perpompaan dapat meningkatkan produksi padi di Jateng. Sebab, ketersediaan dan ketercukupan beras akan berpengaruh terhadap pengendalian inflasi, mengingat beras tergolong sebagai volatile food (komoditas yang berpengaruh terhadap stabilitas harga pasar).

Pj Gubernur mengatakan, Jateng menjadi salah satu provinsi penyangga kebutuhan pangan nasional. Maka dari itu, bantuan pompa air dan alsintan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian.

"Kalau proses (pompanisasi) ini berhasil, maka akan ada tambahan (produksi padi) sekitar 1,2 juta sampai 1,5 juta ton," katanya beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan itu, Presiden dan Pj Gubernur beserta Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono, bertemu dengan Kelompok Tani Dadi Mulyo sebagai salah satu penerima bantuan.

Perwakilan Kelompok Tani Dadi Mulyo, Mulyadi mengatakan, bantuan pompa air yang diberikan oleh pemerintah sangat bermanfaat. Sebab, pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024, lahan seluas 31 hektare milik kelompok taninya hanya mendapat suplai air dari Kabupaten Wonogiri.

"Yang bisa terairi, itu dulunya sekitar 50 persenlah. Sekarang setelah ditopang dengan pompa, bisa tercukupi semuanya," bebernya.

Maka dari itu, dengan adanya bantuan pompa ini, Mulyadi berterima kasih kepada pemerintah, karena kebutuhan air bagi lahan pertanian bisa tercukupi. Harapannya, hal ini juga berdampak baik bagi pertumbuhan padinya.

"Semoga kelanjutannya akan lebih makmur lagi, dan lebih maksimal lagi untuk mendapatkan hasil panen," ucapnya.

Luas sawah tadah hujan di Kabupaten Klaten mencapai 1.361 hektare dengan produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 355.717 ton. Pada tahun 2024, Klaten mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian RI sebanyak 92 unit pompa air dan 25 irigasi perpompaan.

Dengan adanya alokasi bantuan tersebut, Kabupaten Klaten mampu berkontribusi pada peningkatan produksi beras sebanyak 6.805 ton GKG atau mengalami kenaikan sebesar 1,91%.

Presiden mengatakan, pompanisasi dilakukan di seluruh provinsi yang diperkirakan akan mengalami kekeringan pada bulan Juli-Oktober. Salah satu contohnya, Jateng yang ditargetkan dapat memproduksi padi sebanyak 9,8 juta ton.

"Dengan pompanisasi, kita ingin ada tambahan (produksi padi sebanyak) 1,3 juta ton. Sudah didatangkan pompa, dan sudah diterima oleh Pj Gubernur Jateng di Kodam. Kita harapkan, kekeringan panjang yang diperkirakan BMKG, bisa ditutup dengan pengolahan air seperti ini," ucapnya saat meninjau bantuan pompa air.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu