Follow Us :              

Hadirkan 'Si-Manis Mart', Upaya Pemprov Jateng Stabilkan Harga Pasar dan Kendalikan Laju Inflasi

  20 June 2024  |   12:00:00  |   dibaca : 308 
Kategori :
Bagikan :


Hadirkan 'Si-Manis Mart', Upaya Pemprov Jateng Stabilkan Harga Pasar dan Kendalikan Laju Inflasi

20 June 2024 | 12:00:00 | dibaca : 308
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berinovasi dalam menjaga stabilitas harga pangan dan laju inflasi di daerah. Salah satunya melalui program Sinergi Inflasi Makin Harmonis (Si-Manis) Mart yang dibuka di Pasar Bulu, Kota Semarang.

Si-Manis Mart merupakan toko bahan pangan hasil kolaborasi antara Pemprov Jateng, Pemerintah Kota Semarang, serta instansi terkait. Beberapa di antaranya, Satuan Tugas Pangan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Bank Indonesia (BI), Badan Urusan Logistik (Bulog), dan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Ini upaya untuk mengendalikan inflasi, dan stabilitas harga di pasar," ucap Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., usai meninjau kios Si-Manis Mart di Pasar Bulu, Kota Semarang pada Kamis, 20 Juni 2024.

Pj Gubernur menjelaskan, gagasan ini muncul berdasarkan berbagai program pengendalian inflasi yang sudah ada sebelumnya, seperti Gerakan Pangan Murah (GPM), operasi pasar, hingga intervensi pasar murah.

"Si-Manis Mart ini, akan menjadi program jangka panjang, dan menjadi pilot project (proyek percontohan). Pertama, kami buka di Pasar Bulu, berikutnya akan dibuka di Pasar Karangayu," jelasnya.

Harapannya, inovasi ini dapat segera diimplementasikan di 8 daerah lain yang Indeks Harga Konsumennya (IHK) masih cukup tinggi. Pj Gubernur mengatakan, Ia berkomitmen akan bekerja sama dengan kabupaten/kota lain untuk mewujudkan program serupa.

Pj Gubernur mengungkapkan, program ini bertujuan untuk mengendalikan laju inflasi dan stabilitas harga. Selain itu, juga untuk memberikan pengaruh dalam menerapkan harga pangan sesuai Harga Acuan Pemerintah (HAP) kepada para pedagang.

Tidak hanya itu, Si-Manis Mart juga bertujuan untuk memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen, serta sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan stok barang dan komoditas lainnya.

Sebagai informasi, harga bahan pokok yang dijual di Si-Manis Mart (per 20 Juni 2024), antara lain beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp59.000/5kg, beras ceva Rp75.000/5kg, minyak goreng Rp14.000/liter, gula pasir Rp17.000/kg, telur ayam Rp25.000/kg, bawang merah Rp38.900/kg, bawang putih Rp38.900/kg, cabai rawit Rp35.900/kg, dan cabai keriting Rp55.000/kg.

"Untuk pembelian kami batasi. Misal seorang (pembeli hanya bisa) beli beras maksimal 10 kg. (Kemudian) cabai, bawang, dan telur dibatasi (hanya) 2 kg. Kami tidak cari keuntungan, dan hanya menjaga stabilitas harga. Makanya, waktunya juga kami batasi. Kalau harga sudah stabil, kita evalusi lagi," ucap Pj Gubernur.

Diketahui, laju inflasi seringkali dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan dan ketersediaan stok pangan. Hingga kini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sudah berusaha seoptimal mungkin dalam menekan laju inflasi di Jateng.

Hasilnya, belum lama ini TPID Jateng menerima penghargaan dari Presiden RI, Joko Widodo sebagai TPID Berkinerja Terbaik Tingkat Provinsi se-Jawa Bali pada TPID Award 2024.

Selain itu, angka inflasi Jateng pada bulan Mei 2024 secara tahunan (year on year) sebesar 2,66% atau di bawah rata-rata nasional (2,84%).

"Inilah  pentingnya kolaborasi dalam menekan inflasi,” tegas Pj Gubernur.

Seorang pembeli, Riris mengaku, sudah sering membeli bahan pangan di kios Si-Manis Mart, karena harganya lebih murah dari harga pasar.

"Beli di sini karena murah. Harga gula, kalau di luar Rp18.000, di sini Rp16.000," ujar warga Kota Semarang itu.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berinovasi dalam menjaga stabilitas harga pangan dan laju inflasi di daerah. Salah satunya melalui program Sinergi Inflasi Makin Harmonis (Si-Manis) Mart yang dibuka di Pasar Bulu, Kota Semarang.

Si-Manis Mart merupakan toko bahan pangan hasil kolaborasi antara Pemprov Jateng, Pemerintah Kota Semarang, serta instansi terkait. Beberapa di antaranya, Satuan Tugas Pangan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Bank Indonesia (BI), Badan Urusan Logistik (Bulog), dan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Ini upaya untuk mengendalikan inflasi, dan stabilitas harga di pasar," ucap Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., usai meninjau kios Si-Manis Mart di Pasar Bulu, Kota Semarang pada Kamis, 20 Juni 2024.

Pj Gubernur menjelaskan, gagasan ini muncul berdasarkan berbagai program pengendalian inflasi yang sudah ada sebelumnya, seperti Gerakan Pangan Murah (GPM), operasi pasar, hingga intervensi pasar murah.

"Si-Manis Mart ini, akan menjadi program jangka panjang, dan menjadi pilot project (proyek percontohan). Pertama, kami buka di Pasar Bulu, berikutnya akan dibuka di Pasar Karangayu," jelasnya.

Harapannya, inovasi ini dapat segera diimplementasikan di 8 daerah lain yang Indeks Harga Konsumennya (IHK) masih cukup tinggi. Pj Gubernur mengatakan, Ia berkomitmen akan bekerja sama dengan kabupaten/kota lain untuk mewujudkan program serupa.

Pj Gubernur mengungkapkan, program ini bertujuan untuk mengendalikan laju inflasi dan stabilitas harga. Selain itu, juga untuk memberikan pengaruh dalam menerapkan harga pangan sesuai Harga Acuan Pemerintah (HAP) kepada para pedagang.

Tidak hanya itu, Si-Manis Mart juga bertujuan untuk memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen, serta sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan stok barang dan komoditas lainnya.

Sebagai informasi, harga bahan pokok yang dijual di Si-Manis Mart (per 20 Juni 2024), antara lain beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp59.000/5kg, beras ceva Rp75.000/5kg, minyak goreng Rp14.000/liter, gula pasir Rp17.000/kg, telur ayam Rp25.000/kg, bawang merah Rp38.900/kg, bawang putih Rp38.900/kg, cabai rawit Rp35.900/kg, dan cabai keriting Rp55.000/kg.

"Untuk pembelian kami batasi. Misal seorang (pembeli hanya bisa) beli beras maksimal 10 kg. (Kemudian) cabai, bawang, dan telur dibatasi (hanya) 2 kg. Kami tidak cari keuntungan, dan hanya menjaga stabilitas harga. Makanya, waktunya juga kami batasi. Kalau harga sudah stabil, kita evalusi lagi," ucap Pj Gubernur.

Diketahui, laju inflasi seringkali dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan dan ketersediaan stok pangan. Hingga kini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sudah berusaha seoptimal mungkin dalam menekan laju inflasi di Jateng.

Hasilnya, belum lama ini TPID Jateng menerima penghargaan dari Presiden RI, Joko Widodo sebagai TPID Berkinerja Terbaik Tingkat Provinsi se-Jawa Bali pada TPID Award 2024.

Selain itu, angka inflasi Jateng pada bulan Mei 2024 secara tahunan (year on year) sebesar 2,66% atau di bawah rata-rata nasional (2,84%).

"Inilah  pentingnya kolaborasi dalam menekan inflasi,” tegas Pj Gubernur.

Seorang pembeli, Riris mengaku, sudah sering membeli bahan pangan di kios Si-Manis Mart, karena harganya lebih murah dari harga pasar.

"Beli di sini karena murah. Harga gula, kalau di luar Rp18.000, di sini Rp16.000," ujar warga Kota Semarang itu.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu