Follow Us :              

Jateng Jadi Daerah dengan Penambahan Areal Tanam Padi Terluas di Indonesia, Pj Gubernur: Kami Yakin Bisa Kita Maksimalkan

  02 August 2024  |   09:00:00  |   dibaca : 306 
Kategori :
Bagikan :


Jateng Jadi Daerah dengan Penambahan Areal Tanam Padi Terluas di Indonesia, Pj Gubernur: Kami Yakin Bisa Kita Maksimalkan

02 August 2024 | 09:00:00 | dibaca : 306
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah dengan penambahan areal tanam (PAT) terluas di Indonesia. Per 30 Juli 2024, PAT padi di Jateng sudah mencapai 110.265 hektare atau sekitar 65% dari penambahan lahan yang ditargetkan (159.897 hektare).

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, capaian ini merupakan bentuk komitmen pemerintah provinsi dan pusat dalam mewujudkan swasembada/kemandirian pangan. Apalagi dalam rencana pembangunan ke depan, Jateng diarahkan menjadi penumpu pangan nasional.

Pelaksanaan penambahan areal tanam di Jateng dilakukan oleh stakeholder terkait, antara lain Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng; Dinas Pertanian kabupaten/kota; Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI; serta TNI.

"Dengan semangat yang ada dan dukungan dari Pak Presiden, kami yakin perkembangan dan peningkatan areal tanam ini bisa kita maksimalkan," ucap Pj Gubernur dalam Rapat Koordinasi Penambahan Areal Tanam, Pompanisasi, dan Pembinaan Penyuluh Pertanian Provinsi Jawa di Balai Diponegoro Kodam IV/Diponegoro pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Berdasarkan penghitungan, tiap hektare lahan pertanian diasumsikan mampu menghasilkan 4,23 ton padi. Maka dengan jumlah areal tanam seluas 110.265 hektare, produksi padi sebanyak 446.420,95 ton gabah kering giling atau setara 268.277,73 ton beras.

Adapun untuk bantuan pompanisasi tahun 2024, Provinsi Jateng mendapatkan alokasi awal sebanyak 4.340 unit pompa dan 894 unit irigasi perpompaan. Kemudian, Jateng mendapat alokasi anggaran belanja tambahan sebanyak 788 unit irigasi perpompaan dan 1.006 unit irigasi perpipaan.

"Sistem pompanisasi ini dalam rangka memaksimalkan penggunaan lahan kering atau tadah hujan, sehingga (lahan) dapat tertanami, bahkan meningkatkan Indeks Pertanaman. Kita negara penghasil padi. Jadi kita harus mampu mencukupi kebutuhan sendiri," kata Pj Gubernur.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono mengatakan, prestasi Jateng cukup baik dalam upaya penambahan areal tanam. Berdasarkan data nasional, Jateng menjadi provinsi kedua dengan persentase PAT mencapai 65%.

"Namun, jumlahnya terluas dibandingkan semua provinsi di Indonesia. Baru Jawa Tengah yang telah mencapai 3 digit, yaitu 110 ribu hektare. Ini membanggakan," katanya.

Sudaryono menjelaskan, Rakor ini dilaksanakan untuk memastikan program PAT dan pompanisasi berjalan dengan baik dan optimal. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membahas langkah antisipasi dalam menghadapi kemarau dan fenomena El Nino, pada beberapa bulan ke depan.

"Penambahan areal tanam dari pompanisasi ini, agar panen kita maksimal. Semua lahan termanfaatkan untuk meningkatkan produksi padi,” ucapnya.


Bagikan :

SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah dengan penambahan areal tanam (PAT) terluas di Indonesia. Per 30 Juli 2024, PAT padi di Jateng sudah mencapai 110.265 hektare atau sekitar 65% dari penambahan lahan yang ditargetkan (159.897 hektare).

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, capaian ini merupakan bentuk komitmen pemerintah provinsi dan pusat dalam mewujudkan swasembada/kemandirian pangan. Apalagi dalam rencana pembangunan ke depan, Jateng diarahkan menjadi penumpu pangan nasional.

Pelaksanaan penambahan areal tanam di Jateng dilakukan oleh stakeholder terkait, antara lain Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng; Dinas Pertanian kabupaten/kota; Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI; serta TNI.

"Dengan semangat yang ada dan dukungan dari Pak Presiden, kami yakin perkembangan dan peningkatan areal tanam ini bisa kita maksimalkan," ucap Pj Gubernur dalam Rapat Koordinasi Penambahan Areal Tanam, Pompanisasi, dan Pembinaan Penyuluh Pertanian Provinsi Jawa di Balai Diponegoro Kodam IV/Diponegoro pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Berdasarkan penghitungan, tiap hektare lahan pertanian diasumsikan mampu menghasilkan 4,23 ton padi. Maka dengan jumlah areal tanam seluas 110.265 hektare, produksi padi sebanyak 446.420,95 ton gabah kering giling atau setara 268.277,73 ton beras.

Adapun untuk bantuan pompanisasi tahun 2024, Provinsi Jateng mendapatkan alokasi awal sebanyak 4.340 unit pompa dan 894 unit irigasi perpompaan. Kemudian, Jateng mendapat alokasi anggaran belanja tambahan sebanyak 788 unit irigasi perpompaan dan 1.006 unit irigasi perpipaan.

"Sistem pompanisasi ini dalam rangka memaksimalkan penggunaan lahan kering atau tadah hujan, sehingga (lahan) dapat tertanami, bahkan meningkatkan Indeks Pertanaman. Kita negara penghasil padi. Jadi kita harus mampu mencukupi kebutuhan sendiri," kata Pj Gubernur.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono mengatakan, prestasi Jateng cukup baik dalam upaya penambahan areal tanam. Berdasarkan data nasional, Jateng menjadi provinsi kedua dengan persentase PAT mencapai 65%.

"Namun, jumlahnya terluas dibandingkan semua provinsi di Indonesia. Baru Jawa Tengah yang telah mencapai 3 digit, yaitu 110 ribu hektare. Ini membanggakan," katanya.

Sudaryono menjelaskan, Rakor ini dilaksanakan untuk memastikan program PAT dan pompanisasi berjalan dengan baik dan optimal. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membahas langkah antisipasi dalam menghadapi kemarau dan fenomena El Nino, pada beberapa bulan ke depan.

"Penambahan areal tanam dari pompanisasi ini, agar panen kita maksimal. Semua lahan termanfaatkan untuk meningkatkan produksi padi,” ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu