Follow Us :              

Perkuat Program Swasembada Pangan, Pemprov Jateng Optimalkan Sektor Perikanan

  31 December 2024  |   09:30:00  |   dibaca : 428 
Kategori :
Bagikan :


Perkuat Program Swasembada Pangan, Pemprov Jateng Optimalkan Sektor Perikanan

31 December 2024 | 09:30:00 | dibaca : 428
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S.. M.M., mengatakan, swasembada pangan tidak hanya bertumpu pada sektor pertanian. Namun, sektor perikanan juga dibutuhkan dalam penyediaan makanan bergizi bagi masyarakat.

"Masalah budidaya ikan juga jadi pembahasan, karena kita negara maritim dan ikan merupakan sumber protein bagi masyarakat," ucapnya usai mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Selasa, 31 Desember 2024

Rapat yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan ini juga dihadiri sejumlah kementerian dan lembaga terkait pada sektor pangan.

Sebagai informasi, hasil perikanan tangkap baik di daerah pantai utara (pantura) maupun pantai selatan (pansela) menjadi komoditas ekspor penting di Jawa Tengah. Luas budidaya ikan di Jateng mencapai 40.871 hektare, sementara jumlah pembudidaya ikan sebanyak 204.516 orang dengan produksi utamanya adalah lele, nila, dan bandeng.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi sektor perikanan, antara lain wabah penyakit ikan, perubahan iklim yang ekstrem, minimnya budidaya ikan di laut, dan sebagainya. Pj Gubernur menyatakan, pihaknya akan mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi persoalan yang ada, salah satunya dengan menambah area tambak di sejumlah lokasi.

“Kami mengupayakan penggunaan teknologi budidaya hemat air, seperti bioflok dan close recirculation system, serta pemilihan benih ikan yang tahan penyakit,” ucapnya.

Dalam forum tersebut, Pj Gubernur mengusulkan setidaknya tiga hal untuk meningkatkan produksi perikanan di Jawa Tengah, mulai dari rehabilitasi saluran pasok air untuk tambak ikan maupun udang, fasilitasi industri garam rakyat melalui program Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP), serta pengembangan keramba jaring apung untuk budidaya laut di wilayah 0-12 mil.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, saat ini produksi perikanan nasional hasilnya berlebih atau surplus, tetapi masih cukup rendah jika dibandingkan negara tetangga, seperti Vietnam. Sementara itu, hasil ikan tangkap di Jateng mencapai 396 ribu ton dan ikan budidaya sebanyak 451 ribu ton.

"Kebutuhan protein sendiri diperkirakan akan terus meningkat sampai 70 persen pada tahun 2050. Kita akan tingkatkan agar Jawa Tengah menjadi sektor yang kuat juga," katanya.

Guna mendukung swasembada pangan, program prioritas sektor perikanan yang dilakukan adalah membangun tambak udang di Sumba, serta revitalisasi 78.550 hektare tambak di wilayah pantai utara Pulau Jawa, mulai dari Pandeglang sampai Banyuwangi. Adapun revitalisasi tambak di wilayah Jateng sendiri sekitar 15.110 hektare.


Bagikan :

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S.. M.M., mengatakan, swasembada pangan tidak hanya bertumpu pada sektor pertanian. Namun, sektor perikanan juga dibutuhkan dalam penyediaan makanan bergizi bagi masyarakat.

"Masalah budidaya ikan juga jadi pembahasan, karena kita negara maritim dan ikan merupakan sumber protein bagi masyarakat," ucapnya usai mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Selasa, 31 Desember 2024

Rapat yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan ini juga dihadiri sejumlah kementerian dan lembaga terkait pada sektor pangan.

Sebagai informasi, hasil perikanan tangkap baik di daerah pantai utara (pantura) maupun pantai selatan (pansela) menjadi komoditas ekspor penting di Jawa Tengah. Luas budidaya ikan di Jateng mencapai 40.871 hektare, sementara jumlah pembudidaya ikan sebanyak 204.516 orang dengan produksi utamanya adalah lele, nila, dan bandeng.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi sektor perikanan, antara lain wabah penyakit ikan, perubahan iklim yang ekstrem, minimnya budidaya ikan di laut, dan sebagainya. Pj Gubernur menyatakan, pihaknya akan mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi persoalan yang ada, salah satunya dengan menambah area tambak di sejumlah lokasi.

“Kami mengupayakan penggunaan teknologi budidaya hemat air, seperti bioflok dan close recirculation system, serta pemilihan benih ikan yang tahan penyakit,” ucapnya.

Dalam forum tersebut, Pj Gubernur mengusulkan setidaknya tiga hal untuk meningkatkan produksi perikanan di Jawa Tengah, mulai dari rehabilitasi saluran pasok air untuk tambak ikan maupun udang, fasilitasi industri garam rakyat melalui program Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP), serta pengembangan keramba jaring apung untuk budidaya laut di wilayah 0-12 mil.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, saat ini produksi perikanan nasional hasilnya berlebih atau surplus, tetapi masih cukup rendah jika dibandingkan negara tetangga, seperti Vietnam. Sementara itu, hasil ikan tangkap di Jateng mencapai 396 ribu ton dan ikan budidaya sebanyak 451 ribu ton.

"Kebutuhan protein sendiri diperkirakan akan terus meningkat sampai 70 persen pada tahun 2050. Kita akan tingkatkan agar Jawa Tengah menjadi sektor yang kuat juga," katanya.

Guna mendukung swasembada pangan, program prioritas sektor perikanan yang dilakukan adalah membangun tambak udang di Sumba, serta revitalisasi 78.550 hektare tambak di wilayah pantai utara Pulau Jawa, mulai dari Pandeglang sampai Banyuwangi. Adapun revitalisasi tambak di wilayah Jateng sendiri sekitar 15.110 hektare.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu