Foto : Gholib (Humas Jateng)
Foto : Gholib (Humas Jateng)
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menilai program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Sengkuyung sangat membantu pembangunan daerah.
“TMMD dan Sengkuyung tahap II ini sangat membantu sekali, saya sebagai gubernur mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kodam IV/Diponegoro yang telah melakukan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi," ucapnya saat membuka program TMMD ke-124 dan Sengkuyung Tahap II di Lapangan Sitrombo, Pakintelan, Gunungpati, Kota Semarang pada Selasa, 6 Mei 2025.
Gubernur mengatakan, kegiatan TMMD dan Sengkuyung terbukti sangat membantu pemerintah dalam rangka mengakselerasi pembangunan daerah. Program ini diselenggarakan di seluruh wilayah Jawa Tengah mulai dari tanggal 6 Mei sampai 4 Juni 2025.
Menurutnya, program TMMD merupakan wujud semangat gotong royong dalam membangun Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai bentuk kebersamaan antara TNI, pemerintah daerah, dan komponen masyarakat dalam membangun daerah.
Program TMMD yang sudah berlangsung selama 44 tahun ini, lokasi sasarannya tidak hanya di desa, tetapi juga daerah perkotaan.
"Di daerah kota, sasaran mereka ada di daerah kumuh, sedangkan untuk daerah terisolir dan terbelakang untuk wilayah desa," ucap Gubernur.
Akselerasi pembangunan TMMD, meliputi kegiatan fisik dan nonfisik. Kegiatan fisik diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana kebutuhan dasar masyarakat, khususnya untuk meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil serta mendukung peningkatan ekonomi.
Sementara sasaran kegiatan nonfisik diprioritaskan pada peningkatan kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, serta mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh, melalui tiga bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, dan bela negara.
Maka dari itu, Gubernur meminta pemerintah kabupaten/kota untuk berkoordinasi dengan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD kabupaten/kota guna mengoptimalkan berbagai program unggulan. Beberapa di antaranya terkait ketahanan pangan, pertanian terpadu, perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penyediaan air bersih dan sanitasi, serta percepatan penurunan angka stunting. Tak hanya itu, program pendukung lainnya, seperti layanan posyandu, penanaman pohon, pembersihan sungai, pembersihan pasar, dan rehab tempat ibadah, juga perlu dioptimalkan.
"Saya imbau kepada seluruh kabupaten/kota untuk segera membuat program-program TMMD yang lebih menyentuh kepada masyarakat,” ucapnya.
Ia berharap, pelaksanaan program TMMD dan Sengkuyung mampu memberikan dampak positif terhadap pembangunan desa/kelurahan. Selain itu, juga turut berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan Jateng menjadi 9,66%-9,00% serta mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 4,90%-5,60%.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyerahkan sejumlah bantuan dari Pemprov Jateng. Beberapa di antaranya bantuan 1 ton beras cadangan pangan pemerintah kepada masyarakat kurang mampu di Kelurahan Pakintelan; bantuan untuk anak rawan stunting; bantuan bibit tanaman; bantuan modal untuk 12 kelompok usaha bersama (KUBE) dengan total Rp240 juta; serta bantuan keuangan kepada Kota Semarang untuk TMMD senilai Rp628 juta.
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menilai program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Sengkuyung sangat membantu pembangunan daerah.
“TMMD dan Sengkuyung tahap II ini sangat membantu sekali, saya sebagai gubernur mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kodam IV/Diponegoro yang telah melakukan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi," ucapnya saat membuka program TMMD ke-124 dan Sengkuyung Tahap II di Lapangan Sitrombo, Pakintelan, Gunungpati, Kota Semarang pada Selasa, 6 Mei 2025.
Gubernur mengatakan, kegiatan TMMD dan Sengkuyung terbukti sangat membantu pemerintah dalam rangka mengakselerasi pembangunan daerah. Program ini diselenggarakan di seluruh wilayah Jawa Tengah mulai dari tanggal 6 Mei sampai 4 Juni 2025.
Menurutnya, program TMMD merupakan wujud semangat gotong royong dalam membangun Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai bentuk kebersamaan antara TNI, pemerintah daerah, dan komponen masyarakat dalam membangun daerah.
Program TMMD yang sudah berlangsung selama 44 tahun ini, lokasi sasarannya tidak hanya di desa, tetapi juga daerah perkotaan.
"Di daerah kota, sasaran mereka ada di daerah kumuh, sedangkan untuk daerah terisolir dan terbelakang untuk wilayah desa," ucap Gubernur.
Akselerasi pembangunan TMMD, meliputi kegiatan fisik dan nonfisik. Kegiatan fisik diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana kebutuhan dasar masyarakat, khususnya untuk meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil serta mendukung peningkatan ekonomi.
Sementara sasaran kegiatan nonfisik diprioritaskan pada peningkatan kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, serta mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh, melalui tiga bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, dan bela negara.
Maka dari itu, Gubernur meminta pemerintah kabupaten/kota untuk berkoordinasi dengan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD kabupaten/kota guna mengoptimalkan berbagai program unggulan. Beberapa di antaranya terkait ketahanan pangan, pertanian terpadu, perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penyediaan air bersih dan sanitasi, serta percepatan penurunan angka stunting. Tak hanya itu, program pendukung lainnya, seperti layanan posyandu, penanaman pohon, pembersihan sungai, pembersihan pasar, dan rehab tempat ibadah, juga perlu dioptimalkan.
"Saya imbau kepada seluruh kabupaten/kota untuk segera membuat program-program TMMD yang lebih menyentuh kepada masyarakat,” ucapnya.
Ia berharap, pelaksanaan program TMMD dan Sengkuyung mampu memberikan dampak positif terhadap pembangunan desa/kelurahan. Selain itu, juga turut berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan Jateng menjadi 9,66%-9,00% serta mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 4,90%-5,60%.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyerahkan sejumlah bantuan dari Pemprov Jateng. Beberapa di antaranya bantuan 1 ton beras cadangan pangan pemerintah kepada masyarakat kurang mampu di Kelurahan Pakintelan; bantuan untuk anak rawan stunting; bantuan bibit tanaman; bantuan modal untuk 12 kelompok usaha bersama (KUBE) dengan total Rp240 juta; serta bantuan keuangan kepada Kota Semarang untuk TMMD senilai Rp628 juta.
Berita Terbaru