Follow Us :              

Festival Lampion Waisak 2025, Sekda Sebut Bawa Pesan Damai untuk Masyarakat 

  12 May 2025  |   18:00:00  |   dibaca : 34 
Kategori :
Bagikan :


Festival Lampion Waisak 2025, Sekda Sebut Bawa Pesan Damai untuk Masyarakat 

12 May 2025 | 18:00:00 | dibaca : 34
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

MAGELANG - Sebanyak 2.569 lampion mengangkasa di langit Borobudur dalam puncak peringatan Hari Raya Waisak 2569 BE/2025 di Lapangan Marga Utama, Kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang pada Senin malam, 12 Mei 2025. 

Lampion-lampion itu diterbangkan oleh 4.000-an umat Buddha dan masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Festival lampion tahun ini mengambil tema “Light of Peace” sebagai simbol harapan perdamaian dunia. 

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengucapkan selamat Hari Raya Waisak bagi seluruh umat Buddha. Ia mengatakan, rangkaian acara Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur ini tidak hanya milik umat Buddha, tetapi juga seluruh masyarakat. Pesan kedamaian dalam tema perayaan pun, dapat dirasakan langsung oleh semua orang yang datang.

"Mudah-mudahan ini punya dampak yang besar terhadap Magelang dan Jawa Tengah. Ke depan mudah-mudahan kegiatan ini bisa lebih besar lagi," ucap Sekda yang hadir bersama keluarganya.

Pada kesempatan itu, Ketua Majelis Buddha Mahanikaya Indonesia, Agus Jaya, menyampaikan bahwa perayaan Waisak tahun ini berjalan dengan baik, bahkan masyarakat juga antusias menyemarakkan perayaan ini.

"Hari ini luar biasa sekali. Tahun lalu kita diguyur hujan, tahun ini cuaca cerah sekali. Antusiasme peserta lampion juga luar biasa. Hari ini telah berjalan dengan lancar dan sukses," katanya.

Adapun perayaan Waisak tahun 2569 BE ini bertema "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia". Rangkaian kegiatan lainnya, antara lain Thudong atau perjalanan spritual yang dilakukan oleh para Bhikkhu, kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, peringatan detik-detik Waisak, serta Ritual Pradaksina atau berjalan mengelilingi candi.

"Harapannya, pada Waisak kali ini kita berdamai dari hati, dari diri sendiri, bisa membuat damai untuk Indonesia dan dunia," ucap Agus.

Salah seorang peserta Festival Lampion Waisak 2569 BE, Brandon Salim, mengaku senang dapat merayakan Waisak di Borobudur bersama keluarga besarnya, yaitu sang ayah, Ferry Salim, dan ibunya. Ia mengungkapkan, momentum kebersamaan ini sangat jarang ia dapatkan.

"Biasanya jarang banget keluarga besar bisa kumpul dan trip (melakukan perjalanan) bareng. Kita semua ke sini berdoa bareng, terus menerbangkan lampion. Jadi senang banget," ujar selebritas nasional itu.

Merayakan Waisak di Borobudur bukan kali pertama untuk Brandon. Setidaknya sudah empat sampai lima kali, ia merayakan hari raya itu di sana. Kerap kali, ia datang bersama kakek dan neneknya.

"Aku rekomendasikan ke semua orang untuk datang merayakan Waisak di sini," katanya.

Selama bertahun-tahun, Borobudur selalu menjadi lokasi utama perayaan Waisak dan festival lampion. Candi yang dibangun pada wangsa Syailendra itu, bukan hanya menjadi warisan dunia, melainkan tempat pertemuan budaya, simbol spiritual, dan destinasi wisata yang inklusif.


Bagikan :

MAGELANG - Sebanyak 2.569 lampion mengangkasa di langit Borobudur dalam puncak peringatan Hari Raya Waisak 2569 BE/2025 di Lapangan Marga Utama, Kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang pada Senin malam, 12 Mei 2025. 

Lampion-lampion itu diterbangkan oleh 4.000-an umat Buddha dan masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Festival lampion tahun ini mengambil tema “Light of Peace” sebagai simbol harapan perdamaian dunia. 

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengucapkan selamat Hari Raya Waisak bagi seluruh umat Buddha. Ia mengatakan, rangkaian acara Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur ini tidak hanya milik umat Buddha, tetapi juga seluruh masyarakat. Pesan kedamaian dalam tema perayaan pun, dapat dirasakan langsung oleh semua orang yang datang.

"Mudah-mudahan ini punya dampak yang besar terhadap Magelang dan Jawa Tengah. Ke depan mudah-mudahan kegiatan ini bisa lebih besar lagi," ucap Sekda yang hadir bersama keluarganya.

Pada kesempatan itu, Ketua Majelis Buddha Mahanikaya Indonesia, Agus Jaya, menyampaikan bahwa perayaan Waisak tahun ini berjalan dengan baik, bahkan masyarakat juga antusias menyemarakkan perayaan ini.

"Hari ini luar biasa sekali. Tahun lalu kita diguyur hujan, tahun ini cuaca cerah sekali. Antusiasme peserta lampion juga luar biasa. Hari ini telah berjalan dengan lancar dan sukses," katanya.

Adapun perayaan Waisak tahun 2569 BE ini bertema "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia". Rangkaian kegiatan lainnya, antara lain Thudong atau perjalanan spritual yang dilakukan oleh para Bhikkhu, kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, peringatan detik-detik Waisak, serta Ritual Pradaksina atau berjalan mengelilingi candi.

"Harapannya, pada Waisak kali ini kita berdamai dari hati, dari diri sendiri, bisa membuat damai untuk Indonesia dan dunia," ucap Agus.

Salah seorang peserta Festival Lampion Waisak 2569 BE, Brandon Salim, mengaku senang dapat merayakan Waisak di Borobudur bersama keluarga besarnya, yaitu sang ayah, Ferry Salim, dan ibunya. Ia mengungkapkan, momentum kebersamaan ini sangat jarang ia dapatkan.

"Biasanya jarang banget keluarga besar bisa kumpul dan trip (melakukan perjalanan) bareng. Kita semua ke sini berdoa bareng, terus menerbangkan lampion. Jadi senang banget," ujar selebritas nasional itu.

Merayakan Waisak di Borobudur bukan kali pertama untuk Brandon. Setidaknya sudah empat sampai lima kali, ia merayakan hari raya itu di sana. Kerap kali, ia datang bersama kakek dan neneknya.

"Aku rekomendasikan ke semua orang untuk datang merayakan Waisak di sini," katanya.

Selama bertahun-tahun, Borobudur selalu menjadi lokasi utama perayaan Waisak dan festival lampion. Candi yang dibangun pada wangsa Syailendra itu, bukan hanya menjadi warisan dunia, melainkan tempat pertemuan budaya, simbol spiritual, dan destinasi wisata yang inklusif.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu