Foto : Sigit (Humas Jateng)
Foto : Sigit (Humas Jateng)
SURAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng berencana memanfaatkan Machine Learning (ML atau pembelajaran mesin) dan Artificial Intelligence (AI atau kecerdasan buatan) untuk mengeksplorasi data pengendalian inflasi.
Sebagai informasi, Machine Learning adalah salah satu cabang AI yang berfokus pada pengembangan sistem, yang dapat belajar dan meningkatkan kinerja berdasarkan data. ML memungkinkan komputer mengidentifikasi pola, membuat prediksi, dan mengambil keputusan berdasarkan data, tanpa perlu pemprograman manual.
Pemanfaatan Machine Learning, rencananya dimulai dengan penyelenggaraan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Jawa Tengah 2025 bertema 'Optimalisasi Machine Learning dan Artificial Intelligence dalam Perumusan Kebijakan Pengendalian Inflasi Jateng' di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Surakarta pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, mengatakan, pengendalian inflasi adalah situasi yang harus disikapi dengan cepat, terutama dalam mengolah data sebagai acuan untuk membuat kebijakan.
Maka dari itu, optimalisasi Machine Learning AI coba dilakukan, untuk mengeksplorasi data dengan lebih cepat dan akurat. Misalnya, membaca data terkait waktu terjadinya fluktuasi harga bahan-bahan pokok di sejumlah daerah.
"Mudah-mudahan nanti dengan teman-teman mempelajari teknologi AI ini, kita bisa melakukan upaya pengendalian inflasi yang cepat (dan) lebih akurat. Ini butuh partisipasi dari teman-teman semua, karena kalau teknologi informasi itu bicara masalah data," kata Sekda.
Dengan adanya pelatihan ini, anggota TPID diharapkan bisa mengimplementasikan konsep baru Machine Learning AI guna menunjang aktivitas pengumpulan dan penginputan data dengan mengedepankan ketepatan, kecepatan, dan keakuratan.
Sekda menjelaskan, dari pengumpulan data akan muncul rekomendasi yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, untuk mengambil kebijakan yang cepat dan tepat guna mengendalikan inflasi.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Andi Reina Sari, menambahkan, saat ini TPID sudah memiliki database yang digunakan sebagai acuan. Data itu salah satunya terkait dengan perkembangan harian harga komoditas yang dipantau.
"Jadi berangkat dari situ, kita memanfaatkan Machine Learning dan Artificial Intelligence untuk menghasilkan analisa yang lebih pas. Keputusan (dan) kebijakan program yang akan kita laksanakan menjadi lebih tepat, karena sudah punya data yang kompleks, lengkap, dan akurat," jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya berencana memperluas pelatihan ML dan AI untuk menjangkau lebih banyak TPID di kabupaten/kota di Jateng, termasuk dari pemerintah daerah. Nantinya, hasil dari pelatihan akan dilihat perkembangannya dan dievaluasi.
"Insyaallah (berlanjut program pelatihannya). Kita akan pantau juga efektivitasnya dari yang sudah berjalan," katanya.
SURAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng berencana memanfaatkan Machine Learning (ML atau pembelajaran mesin) dan Artificial Intelligence (AI atau kecerdasan buatan) untuk mengeksplorasi data pengendalian inflasi.
Sebagai informasi, Machine Learning adalah salah satu cabang AI yang berfokus pada pengembangan sistem, yang dapat belajar dan meningkatkan kinerja berdasarkan data. ML memungkinkan komputer mengidentifikasi pola, membuat prediksi, dan mengambil keputusan berdasarkan data, tanpa perlu pemprograman manual.
Pemanfaatan Machine Learning, rencananya dimulai dengan penyelenggaraan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Jawa Tengah 2025 bertema 'Optimalisasi Machine Learning dan Artificial Intelligence dalam Perumusan Kebijakan Pengendalian Inflasi Jateng' di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Surakarta pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, mengatakan, pengendalian inflasi adalah situasi yang harus disikapi dengan cepat, terutama dalam mengolah data sebagai acuan untuk membuat kebijakan.
Maka dari itu, optimalisasi Machine Learning AI coba dilakukan, untuk mengeksplorasi data dengan lebih cepat dan akurat. Misalnya, membaca data terkait waktu terjadinya fluktuasi harga bahan-bahan pokok di sejumlah daerah.
"Mudah-mudahan nanti dengan teman-teman mempelajari teknologi AI ini, kita bisa melakukan upaya pengendalian inflasi yang cepat (dan) lebih akurat. Ini butuh partisipasi dari teman-teman semua, karena kalau teknologi informasi itu bicara masalah data," kata Sekda.
Dengan adanya pelatihan ini, anggota TPID diharapkan bisa mengimplementasikan konsep baru Machine Learning AI guna menunjang aktivitas pengumpulan dan penginputan data dengan mengedepankan ketepatan, kecepatan, dan keakuratan.
Sekda menjelaskan, dari pengumpulan data akan muncul rekomendasi yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, untuk mengambil kebijakan yang cepat dan tepat guna mengendalikan inflasi.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Andi Reina Sari, menambahkan, saat ini TPID sudah memiliki database yang digunakan sebagai acuan. Data itu salah satunya terkait dengan perkembangan harian harga komoditas yang dipantau.
"Jadi berangkat dari situ, kita memanfaatkan Machine Learning dan Artificial Intelligence untuk menghasilkan analisa yang lebih pas. Keputusan (dan) kebijakan program yang akan kita laksanakan menjadi lebih tepat, karena sudah punya data yang kompleks, lengkap, dan akurat," jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya berencana memperluas pelatihan ML dan AI untuk menjangkau lebih banyak TPID di kabupaten/kota di Jateng, termasuk dari pemerintah daerah. Nantinya, hasil dari pelatihan akan dilihat perkembangannya dan dievaluasi.
"Insyaallah (berlanjut program pelatihannya). Kita akan pantau juga efektivitasnya dari yang sudah berjalan," katanya.
Berita Terbaru