Follow Us :              

Pertunjukan Wayang Kulit Pengikat Nilai Kehidupan

  22 June 2018  |   21:00:00  |   dibaca : 1918 
Kategori :
Bagikan :


Pertunjukan Wayang Kulit Pengikat Nilai Kehidupan

22 June 2018 | 21:00:00 | dibaca : 1918
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

PURBALINGGA - Desa Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga Jumat malam (22/6/2018) tampak begitu meriah. Warga yang tinggal di sekitarnya berbondong-bondong menyaksikan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk pada rangkaian peringatan hari lahirnya Pancasila. 

Antusiasme mereka kian bertambah karena dalang kondang Ki Manteb Soedarsono menampilkan lakon "Kresna Duta". Lakon tersebut mengisahkan tentang Prabu Kresna yang mengemban tanggung jawab sebagai perwakilan Pandawa untuk meminta secara baik-baik negara Astina dan Amarta kepada Kurawa sebagai hak Pandawa. Namun, upaya Prabu Kresna untuk meminta hak wilayah Pandawa secara baik-baik kepada Kurawa tidaklah mudah, sehingga pada akhirnya ditempuh jalan pertempuran melalui Perang Baratayuda.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Drs Gatot Bambang Hastowo menjelaskan, wayang kulit telah memperoleh pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia pada 7 November 2003. Seni wayang digunakan sebagai media pengikat nilai-nilai kehidupan.

"Wayang dapat menjadi faktor pendorong budaya nasional sekaligus mengembangkan identitas sosial. Seperti halnya pada bulan Juni ini, bulan lahirnya Pancasila, maka nilai-nilai luhur bangsa Indonesia bisa disampaikan kepada masyarakat melalui pertunjukan wayang kulit," tambahnya.

Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang turut menyaksikan pertunjukan wayang kulit tersebut menuturkan, pertunjukan wayang kulit bukan semata-mata tontonan yang bersifat menghibur, melainkan juga sarana edukasi tentang budaya bagi generasi muda. Heru mengisahkan, ketika masih duduk di bangku sekolah, dirinya juga senang menyaksikan pertunjukan wayang kulit di desanya.

"Insyaallah pertunjukan ini selain bisa membuat kita bahagia, juga mengandung nilai pendidikan, lebih-lebih untuk anak kita", pungkasnya.

(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga"Wisanggeni Gugat" Jadi Magnet Penggemar Wayang Kulit di Banjarnegara


Bagikan :

PURBALINGGA - Desa Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga Jumat malam (22/6/2018) tampak begitu meriah. Warga yang tinggal di sekitarnya berbondong-bondong menyaksikan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk pada rangkaian peringatan hari lahirnya Pancasila. 

Antusiasme mereka kian bertambah karena dalang kondang Ki Manteb Soedarsono menampilkan lakon "Kresna Duta". Lakon tersebut mengisahkan tentang Prabu Kresna yang mengemban tanggung jawab sebagai perwakilan Pandawa untuk meminta secara baik-baik negara Astina dan Amarta kepada Kurawa sebagai hak Pandawa. Namun, upaya Prabu Kresna untuk meminta hak wilayah Pandawa secara baik-baik kepada Kurawa tidaklah mudah, sehingga pada akhirnya ditempuh jalan pertempuran melalui Perang Baratayuda.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Drs Gatot Bambang Hastowo menjelaskan, wayang kulit telah memperoleh pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia pada 7 November 2003. Seni wayang digunakan sebagai media pengikat nilai-nilai kehidupan.

"Wayang dapat menjadi faktor pendorong budaya nasional sekaligus mengembangkan identitas sosial. Seperti halnya pada bulan Juni ini, bulan lahirnya Pancasila, maka nilai-nilai luhur bangsa Indonesia bisa disampaikan kepada masyarakat melalui pertunjukan wayang kulit," tambahnya.

Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang turut menyaksikan pertunjukan wayang kulit tersebut menuturkan, pertunjukan wayang kulit bukan semata-mata tontonan yang bersifat menghibur, melainkan juga sarana edukasi tentang budaya bagi generasi muda. Heru mengisahkan, ketika masih duduk di bangku sekolah, dirinya juga senang menyaksikan pertunjukan wayang kulit di desanya.

"Insyaallah pertunjukan ini selain bisa membuat kita bahagia, juga mengandung nilai pendidikan, lebih-lebih untuk anak kita", pungkasnya.

(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga"Wisanggeni Gugat" Jadi Magnet Penggemar Wayang Kulit di Banjarnegara


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu