Follow Us :              

Ganjar: Orang Tua Harus Sedih Jika Anak Tak Memiliki Etika Antre

  16 July 2018  |   07:00:00  |   dibaca : 989 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar: Orang Tua Harus Sedih Jika Anak Tak Memiliki Etika Antre

16 July 2018 | 07:00:00 | dibaca : 989
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG - Hari pertama masuk sekolah pada Senin (16/7/2018) dimanfaatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mengunjungi sejumlah sekolah. Kunjungan itu dimaksudkan guna bertemu dengan siswa dan juga orang tua/wali siswa. 

Salah satunya yakni di SMA Negeri 5 Semarang, di harapan orang tua siswa, Ganjar menanyakan apa sih yang sebenarnya diinginkan orang tua terhadap anak-anaknya. Tentu sebagian besar menginginkan anaknya hebat, pintar, sekolah tinggi jadi orang top dan kaya raya. Namun ternyata, banyak orang tua di luar negeri sana yang tidak peduli jika nilai anaknya di sekolah jelek, karena bisa belajar lagi. Namun mereka akan sedih jika anaknya tidak punya etika antre, tidak disiplin dan sering melanggar aturan. 

“Tentu orang tua harus sedih kalau anaknya tidak bisa antre, tidak hormat dengan yang lebih tua, di rumah dimintain tolong susah, sedih. Itu yang kemudian kalau pak Jokowi bilang revolusi mental. Itu juga kalau Bung Karno pernah bilang nation and character building, membangun karakter dalam ketertiban,” ujarnya. 

Ganjar mengatakan betapa pentingnya pendidikan karakter, dan sistem pendidikan yang lebih baik itu yang harus dibangun. Orang tua diharapkan tidak hanya mementingkan pendidikan akademik di sekolah, namun juga pendidikan karakter dan mengembangkan bakat serta potensi yang dimiliki para siswa dengan penuh kasih sayang. 

Pendidikan karakter ungkapnya sangat tentu diawali dari keluarga dan didukung dengan lingkungan sekolah. Sebab itu ia juga berpesan pada orang tua siswa agar mendidik anak dimulai dengan kejujuran. Bangsa ini menurutnya tidak akan pernah maju kalau tidak dimulai dari kejujuran warganya. 

“Sebab itu saya ndherek titip kita kawal anak-anak dengan kejujuran. Mari dukung anak-anak kita, belajar itu harus niat, orang tua merestui. Anaknya seneng ke sekolah, didoakan, diantar, jangan dimarahi. Saya senang hari ini bapak ibu mengantarkan anaknya ke sekolah. Wagu diterke? Mboten, niku kasih sayang,” katanya yang juga bercerita putra semata wayangnya hari ini diantar sekolah oleh sang bunda. 

Ia kembali menegaskan dimanapun sebenarnya sang anak bersekolah, dia akan bisa mengembangkan diri jika didukung oleh orang tua dan lingkungan. “Tolong kalau anak main HP dilirik lagi. Kalau medsosan apa kata-katane, jangan sampai akses pronografi, radikalisme, narkoba,” pesannya. 

Selain ke SMA N 5 Semarang, Ganjar juga menyempatkan bertemu dengan para siswa di SMK N 1 Semarang. Pada kesempatan itu gubernur berambut putih ini banyak memberikan semangat dan pesan pada para siswa.

Ganjar mengatakan anak muda masa kini harus terus menumbuhkan rasa cinta tanah air. Itu bisa dilakukan sesuai dengan hobi atau jurusan sekolahnya. Ia mencontohkan seperti anak-anak SMK misalnya bisa membuat game yang membangun berfikir positif, tidak hoax, tidak mencibir dan tidak menyakiti. "Jadi harus begitu, boleh buat game, mau jadi gamer nggak papa. Tapi game yang membangun, semisal tentang budi pekerti, tentang kejujuran," terangnya.

Di sekolah itu, Ganjar pun memberikan tantangan untuk siswa yang hafal pembukaan UUD 1945. Akhirnya majulah seorang siswa bernama Adam jurusan Teknik Kendaraan Ringan yang dengan lantang membacakan pembukaan UUD 1945. Adam pun mendapatkan hadiah satu buah laptop.

Dengan suasana santai, Ganjar juga menyampaikan sejumlah pesan pada para siswa agar menjadi generasi yang tangguh. Sebab di usia SMA memang penuh dengan tantangan yakni terkait dnegan narkoba, pornografi dan radikalisme. 

"Jadilah generasi tangguh, hormati orang tua, santun pada guru. Belajar yang rajin, kalau belajar jangan takut salah. Kalau bingung tanya, diskusi pada guru dan senior. Dan yang pasti lawan narkoba, jangan sampai coba-coba ya," pungkasnya. 

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Orang Tua Tetap Pendidik Utama


Bagikan :

SEMARANG - Hari pertama masuk sekolah pada Senin (16/7/2018) dimanfaatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mengunjungi sejumlah sekolah. Kunjungan itu dimaksudkan guna bertemu dengan siswa dan juga orang tua/wali siswa. 

Salah satunya yakni di SMA Negeri 5 Semarang, di harapan orang tua siswa, Ganjar menanyakan apa sih yang sebenarnya diinginkan orang tua terhadap anak-anaknya. Tentu sebagian besar menginginkan anaknya hebat, pintar, sekolah tinggi jadi orang top dan kaya raya. Namun ternyata, banyak orang tua di luar negeri sana yang tidak peduli jika nilai anaknya di sekolah jelek, karena bisa belajar lagi. Namun mereka akan sedih jika anaknya tidak punya etika antre, tidak disiplin dan sering melanggar aturan. 

“Tentu orang tua harus sedih kalau anaknya tidak bisa antre, tidak hormat dengan yang lebih tua, di rumah dimintain tolong susah, sedih. Itu yang kemudian kalau pak Jokowi bilang revolusi mental. Itu juga kalau Bung Karno pernah bilang nation and character building, membangun karakter dalam ketertiban,” ujarnya. 

Ganjar mengatakan betapa pentingnya pendidikan karakter, dan sistem pendidikan yang lebih baik itu yang harus dibangun. Orang tua diharapkan tidak hanya mementingkan pendidikan akademik di sekolah, namun juga pendidikan karakter dan mengembangkan bakat serta potensi yang dimiliki para siswa dengan penuh kasih sayang. 

Pendidikan karakter ungkapnya sangat tentu diawali dari keluarga dan didukung dengan lingkungan sekolah. Sebab itu ia juga berpesan pada orang tua siswa agar mendidik anak dimulai dengan kejujuran. Bangsa ini menurutnya tidak akan pernah maju kalau tidak dimulai dari kejujuran warganya. 

“Sebab itu saya ndherek titip kita kawal anak-anak dengan kejujuran. Mari dukung anak-anak kita, belajar itu harus niat, orang tua merestui. Anaknya seneng ke sekolah, didoakan, diantar, jangan dimarahi. Saya senang hari ini bapak ibu mengantarkan anaknya ke sekolah. Wagu diterke? Mboten, niku kasih sayang,” katanya yang juga bercerita putra semata wayangnya hari ini diantar sekolah oleh sang bunda. 

Ia kembali menegaskan dimanapun sebenarnya sang anak bersekolah, dia akan bisa mengembangkan diri jika didukung oleh orang tua dan lingkungan. “Tolong kalau anak main HP dilirik lagi. Kalau medsosan apa kata-katane, jangan sampai akses pronografi, radikalisme, narkoba,” pesannya. 

Selain ke SMA N 5 Semarang, Ganjar juga menyempatkan bertemu dengan para siswa di SMK N 1 Semarang. Pada kesempatan itu gubernur berambut putih ini banyak memberikan semangat dan pesan pada para siswa.

Ganjar mengatakan anak muda masa kini harus terus menumbuhkan rasa cinta tanah air. Itu bisa dilakukan sesuai dengan hobi atau jurusan sekolahnya. Ia mencontohkan seperti anak-anak SMK misalnya bisa membuat game yang membangun berfikir positif, tidak hoax, tidak mencibir dan tidak menyakiti. "Jadi harus begitu, boleh buat game, mau jadi gamer nggak papa. Tapi game yang membangun, semisal tentang budi pekerti, tentang kejujuran," terangnya.

Di sekolah itu, Ganjar pun memberikan tantangan untuk siswa yang hafal pembukaan UUD 1945. Akhirnya majulah seorang siswa bernama Adam jurusan Teknik Kendaraan Ringan yang dengan lantang membacakan pembukaan UUD 1945. Adam pun mendapatkan hadiah satu buah laptop.

Dengan suasana santai, Ganjar juga menyampaikan sejumlah pesan pada para siswa agar menjadi generasi yang tangguh. Sebab di usia SMA memang penuh dengan tantangan yakni terkait dnegan narkoba, pornografi dan radikalisme. 

"Jadilah generasi tangguh, hormati orang tua, santun pada guru. Belajar yang rajin, kalau belajar jangan takut salah. Kalau bingung tanya, diskusi pada guru dan senior. Dan yang pasti lawan narkoba, jangan sampai coba-coba ya," pungkasnya. 

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Orang Tua Tetap Pendidik Utama


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu