Follow Us :              

MAJT Dijadikan Sarana Pererat Persatuan

  14 September 2018  |   21:00:00  |   dibaca : 307 
Kategori :
Bagikan :


MAJT Dijadikan Sarana Pererat Persatuan

14 September 2018 | 21:00:00 | dibaca : 307
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG - Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) selama 16 tahun terakhir tidak hanya menjelma sebagai ikon kebanggaan masyarakat Jawa Tengah. Masjid yang tersohor dengan Menara Asmaul Husna-nya itu juga konsisten mengembangkan ajaran Islam yang cinta damai demi utuhnya perdatuan dan kesatuan bangsa. 

"MAJT kembangkan ajaran Islam yang damai. Islam yang berusaha mewujudkan nilai-nilai rahmatan lil alamin," terang Sekretaris DPP MAJT Drs. H. Muhyiddin M.Ag saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Harlah ke-16 MAJT dan Tahun Baru 1440 Hijriyah Bersama KH. Abdul Qoyyum Manshur, Jumat malam (14/9/2018).

Senada dengan Muhyiddin, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem Rembang KH. Abdul Qoyyum Manshur menuturkan, fungsi utama masjid sebagai tempat ibadah, bukan untuk memecah belah bangsa. Lebih dari itu, masjid juga sarana untuk menambah ilmu pengetahuan melalui kajian-kajian yang digelar.

"Masjid adalah tempat ibadah. Tidak ada trik untuk memecah belah bangsa. Dan MAJT ini adalah tempat untuk berdzikir dan berfikih," tuturnya. 

Arti penting keberadaan MAJT juga diamini oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen. Menurutnya, MAJT telah menjadi pusat diskusi dan kegiatan keilmuan serta pemberdayaan ekonomi umat. Arti penting keberadaan MAJT itu sejalan dengan fokus program kerjanya bersama Gubernur Ganjar Pranowo selama lima tahun mendatang, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pengembangan pendidikan dan kesehatan. Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu mengatakan, politik anggaran untuk sektor tersebut akan dinaikkan.

"Misal, bantuan terhadap lembaga pendidikan kita siapkan. Termasuk tentunya bantuan untuk pondok pesantren dan sebagainya. Kita dorong bantuan ini bukan hanya untuk membangun fasilitas, tetapi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk penguatan karakter," jelasnya.

Taj Yasin berharap, penguatan karakter SDM nantinya dapat mendorong masyarakat Jawa Tengah semakin guyub rukun, tidak mudah terprovokasi, dan tidak terjebak ke dalam paham radikal maupun narkoba. Dirinya menegaskan, kerukunan dan gotong royong masyarakat Jawa Tengah merupakan modal pembangunan yang sangat berharga. 

Terlebih, pada tahun depan, Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi yang semestinya disikapi secara bijak oleh publik. Masyarakat diminta untuk menunjukkan kedewasaan berpolitik. Meski berbeda pilihan, persaudaraan yang telah lama dijalin harus selalu dijunjung.

Taj Yasin menambahkan, Pemprov Jateng akan mendorong pengembangan ekonomi berbasis pesantren. Dirinya berpendapat, santri tidak hanya piawai dalam ilmu keagamaan, tetapi juga mampu mandiri sebagai wirausaha. Sebagai contoh, terdapat pesantren yang sukses mengembangkan usaha kerudung, bahkan omsetnya mencapai miliaran rupiah. Istimewanya lagi, kerudung tersebut tidak hanya diproduksi oleh santri, namun juga para ibu yang tinggal di sekitar pesantren, sehingga ekonomi kerakyatan berhasil tumbuh.

"Ada pula yang sukses mendesain kaus sablon modern dengan nuansa Islam dan tradisi pondok. Seperti 'Nggak Mondok, Nggak Keren', 'Perbanyak Ngaji Baru Selfie', dan sebagainya. Ini produk dan dakwahnya bisa masuk ke kalangan millenial. Hebat, yang penting ponpes mampu berkreasi dan berinovasi untuk menangkap peluang pasar dan memahami produk apa yang prospektif dikembangkan," ujarnya mengapresiasi.

Pada momentum Tahun Baru 1440 Hijriyah ini, Wagub Taj Yasin juga mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk membawa semangat baru untuk menjadi lebih baik dalam mengembangkan MAJT dan hal positif lainnya.

(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga :Jelang Pemilu, Gus Yasin Ajak Warga Tak Saling Menjelekkan


Bagikan :

SEMARANG - Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) selama 16 tahun terakhir tidak hanya menjelma sebagai ikon kebanggaan masyarakat Jawa Tengah. Masjid yang tersohor dengan Menara Asmaul Husna-nya itu juga konsisten mengembangkan ajaran Islam yang cinta damai demi utuhnya perdatuan dan kesatuan bangsa. 

"MAJT kembangkan ajaran Islam yang damai. Islam yang berusaha mewujudkan nilai-nilai rahmatan lil alamin," terang Sekretaris DPP MAJT Drs. H. Muhyiddin M.Ag saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Harlah ke-16 MAJT dan Tahun Baru 1440 Hijriyah Bersama KH. Abdul Qoyyum Manshur, Jumat malam (14/9/2018).

Senada dengan Muhyiddin, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem Rembang KH. Abdul Qoyyum Manshur menuturkan, fungsi utama masjid sebagai tempat ibadah, bukan untuk memecah belah bangsa. Lebih dari itu, masjid juga sarana untuk menambah ilmu pengetahuan melalui kajian-kajian yang digelar.

"Masjid adalah tempat ibadah. Tidak ada trik untuk memecah belah bangsa. Dan MAJT ini adalah tempat untuk berdzikir dan berfikih," tuturnya. 

Arti penting keberadaan MAJT juga diamini oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen. Menurutnya, MAJT telah menjadi pusat diskusi dan kegiatan keilmuan serta pemberdayaan ekonomi umat. Arti penting keberadaan MAJT itu sejalan dengan fokus program kerjanya bersama Gubernur Ganjar Pranowo selama lima tahun mendatang, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pengembangan pendidikan dan kesehatan. Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu mengatakan, politik anggaran untuk sektor tersebut akan dinaikkan.

"Misal, bantuan terhadap lembaga pendidikan kita siapkan. Termasuk tentunya bantuan untuk pondok pesantren dan sebagainya. Kita dorong bantuan ini bukan hanya untuk membangun fasilitas, tetapi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk penguatan karakter," jelasnya.

Taj Yasin berharap, penguatan karakter SDM nantinya dapat mendorong masyarakat Jawa Tengah semakin guyub rukun, tidak mudah terprovokasi, dan tidak terjebak ke dalam paham radikal maupun narkoba. Dirinya menegaskan, kerukunan dan gotong royong masyarakat Jawa Tengah merupakan modal pembangunan yang sangat berharga. 

Terlebih, pada tahun depan, Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi yang semestinya disikapi secara bijak oleh publik. Masyarakat diminta untuk menunjukkan kedewasaan berpolitik. Meski berbeda pilihan, persaudaraan yang telah lama dijalin harus selalu dijunjung.

Taj Yasin menambahkan, Pemprov Jateng akan mendorong pengembangan ekonomi berbasis pesantren. Dirinya berpendapat, santri tidak hanya piawai dalam ilmu keagamaan, tetapi juga mampu mandiri sebagai wirausaha. Sebagai contoh, terdapat pesantren yang sukses mengembangkan usaha kerudung, bahkan omsetnya mencapai miliaran rupiah. Istimewanya lagi, kerudung tersebut tidak hanya diproduksi oleh santri, namun juga para ibu yang tinggal di sekitar pesantren, sehingga ekonomi kerakyatan berhasil tumbuh.

"Ada pula yang sukses mendesain kaus sablon modern dengan nuansa Islam dan tradisi pondok. Seperti 'Nggak Mondok, Nggak Keren', 'Perbanyak Ngaji Baru Selfie', dan sebagainya. Ini produk dan dakwahnya bisa masuk ke kalangan millenial. Hebat, yang penting ponpes mampu berkreasi dan berinovasi untuk menangkap peluang pasar dan memahami produk apa yang prospektif dikembangkan," ujarnya mengapresiasi.

Pada momentum Tahun Baru 1440 Hijriyah ini, Wagub Taj Yasin juga mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk membawa semangat baru untuk menjadi lebih baik dalam mengembangkan MAJT dan hal positif lainnya.

(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga :Jelang Pemilu, Gus Yasin Ajak Warga Tak Saling Menjelekkan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu