Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
BOYOLALI - Ribuan warga berbondong-bondong hadir di kediaman Bupati Boyolali Seno Samodra untuk memperingati haul ke-20 ayahanda bupati, R. Wardoyo, Senin (17/9/2018) malam. Warga semakin antusias mengikuti rangkaian acara ketika bupati mengundang Ustad Wijayanto untuk memberikan tausiyah.
Ustad yang juga berprofesi sebagai dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menuturkan, acara haul tersebut merupakan contoh bakti anak kepada orang tua. Ketika orang tua sudah meninggal dunia, maka hal terpenting yang dilakukan oleh anak adalah memanjatkan doa untuk mendiang orang tua.
"Ketika orang tua sudah meninggal dunia, maka anak harus menyambung silaturahmi dengan kerabat. Tetapi yang paling penting adalah berdoa. Doakan mereka setiap saat," ujarnya.
Acara haul itu juga menunjukkan bahwa orang tua berhasil membangun hubungan harmonis dengan sang anak semasa hidup, sehingga anak betul-betul menghormati dan mencintai orang tuanya, bahkan ketika orang tua mereka telah berpulang ke Rahmatullah.
Ustad Wijayanto mengaku prihatin saat menyaksikan sejumlah berita menayangkan pertengkaran orang tua dan anak. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa hubungan orang tua dan anak jauh.
"Di Garut, ada seorang anak yang memperkarakan ibunya sendiri ke pihak kepolisian karena sengketa warisan. Tetapi hari ini masyaAllah, keluarga Pak Seno masih mengirim doa kepada orang tua yang sudah meninggal dunia. Maka penting sekali bagaimana kita mempunyai hubungan baik dengan orang tua kita dan haul ini menjadi contoh," ujarnya.
Senada dengan Ustad Wijayanto, Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen Zubair menuturkan, Alm. R. Wardoyo meninggalkan sejumlah amal kebaikan semasa hidup, yakni pembangunan Kabupaten Boyolali dan memiliki anak-anak saleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya.
"Bapak R. Wardoyo sangat mulia karena beliau yang pertama meninggalkan ilmu-ilmu yang manfaat bagi Kabupaten Boyolali. Beliau juga meninggalkan amal jariyah pembangunan Kabupaten Boyolali dan memiliki anak saleh yang senantiasa mendoakan beliau. Orang saleh akan meninggalkan tiga perkara tadi (semasa hidupnya)," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Maret 2018, Angka Kemiskinan Jateng Turun Signifikan
BOYOLALI - Ribuan warga berbondong-bondong hadir di kediaman Bupati Boyolali Seno Samodra untuk memperingati haul ke-20 ayahanda bupati, R. Wardoyo, Senin (17/9/2018) malam. Warga semakin antusias mengikuti rangkaian acara ketika bupati mengundang Ustad Wijayanto untuk memberikan tausiyah.
Ustad yang juga berprofesi sebagai dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menuturkan, acara haul tersebut merupakan contoh bakti anak kepada orang tua. Ketika orang tua sudah meninggal dunia, maka hal terpenting yang dilakukan oleh anak adalah memanjatkan doa untuk mendiang orang tua.
"Ketika orang tua sudah meninggal dunia, maka anak harus menyambung silaturahmi dengan kerabat. Tetapi yang paling penting adalah berdoa. Doakan mereka setiap saat," ujarnya.
Acara haul itu juga menunjukkan bahwa orang tua berhasil membangun hubungan harmonis dengan sang anak semasa hidup, sehingga anak betul-betul menghormati dan mencintai orang tuanya, bahkan ketika orang tua mereka telah berpulang ke Rahmatullah.
Ustad Wijayanto mengaku prihatin saat menyaksikan sejumlah berita menayangkan pertengkaran orang tua dan anak. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa hubungan orang tua dan anak jauh.
"Di Garut, ada seorang anak yang memperkarakan ibunya sendiri ke pihak kepolisian karena sengketa warisan. Tetapi hari ini masyaAllah, keluarga Pak Seno masih mengirim doa kepada orang tua yang sudah meninggal dunia. Maka penting sekali bagaimana kita mempunyai hubungan baik dengan orang tua kita dan haul ini menjadi contoh," ujarnya.
Senada dengan Ustad Wijayanto, Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen Zubair menuturkan, Alm. R. Wardoyo meninggalkan sejumlah amal kebaikan semasa hidup, yakni pembangunan Kabupaten Boyolali dan memiliki anak-anak saleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya.
"Bapak R. Wardoyo sangat mulia karena beliau yang pertama meninggalkan ilmu-ilmu yang manfaat bagi Kabupaten Boyolali. Beliau juga meninggalkan amal jariyah pembangunan Kabupaten Boyolali dan memiliki anak saleh yang senantiasa mendoakan beliau. Orang saleh akan meninggalkan tiga perkara tadi (semasa hidupnya)," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Maret 2018, Angka Kemiskinan Jateng Turun Signifikan
Berita Terbaru