Follow Us :              

Banyak Anak Muda Terlibat Kasus Gangster, Wagub Usulkan Pembinaan Melalui Pendidikan Karakter

  17 May 2025  |   08:15:00  |   dibaca : 8 
Kategori :
Bagikan :


Banyak Anak Muda Terlibat Kasus Gangster, Wagub Usulkan Pembinaan Melalui Pendidikan Karakter

17 May 2025 | 08:15:00 | dibaca : 8
Kategori :
Bagikan :

Foto : Medianto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Medianto (Humas Jateng)

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyatakan bahwa masih ada kasus gangster di wilayahnya yang melibatkan anak muda atau remaja. Maka dari itu, perlu dilakukan pembinaan berbasis pendidikan karakter. 

“Kenakalan remaja ini masih timbul-tenggelam, kumat-kumatan, dan yang sekarang muncul ini, banyak anak di bawah usia yang hanya ikut-ikutan,” ucapnya dalam acara Halalbihalal dan Hari Lahir (Harlah) ke-79 Muslimat NU Kota Semarang di Gedung Gradhika Bhakti Praja pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Sebagai solusi, Wagub menggagas adanya pendekatan berbasis pendidikan karakter kepada generasi muda atau para pelajar. Jika pendekatan kreatif tak lagi berhasil, maka anak-anak bisa difasilitasi untuk belajar di pondok pesantren atau boarding school (asrama).

Tak hanya itu, program Kecamatan Berdaya yang sedang dijalankan di Provinsi Jawa Tengah juga bisa menjadi solusi. Program ini tidak hanya menyasar perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, tetapi juga mencakup anak-anak zilenial (gen z dan milenial). 

Wagub menyampaikan, Kecamatan Berdaya bisa menjadi pintu masuk untuk menjangkau anak-anak atau para pelajar, dengan membentuk karakter yang lebih baik melalui kegiatan positif berbasis komunitas.

“Sekarang ini banyak kasus gangster yang pelakunya anak-anak muda, generasi zilenial. Kenapa mereka tidak kita arahkan ke kegiatan yang lebih kreatif dan positif saja?” ucapnya.  

Kalau pun anak-anak tersebut masih sulit ditangani, pihaknya akan bekerja sama dengan organisasi masyarakat, seperti Muslimat, Aisyiyah, atau pondok pesantren untuk memberikan edukasi. 

“Kita fasilitasi mereka ke pesantren (atau boarding school), bukan sekadar untuk (melatih) disiplin, tetapi juga agar mereka paham nilai-nilai keagamaan, apapun agamanya,” ucap Wagub.

Pada kesempatan itu, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antarorganisasi dalam membina generasi muda dan menjaga ketahanan sosial masyarakat.

“Kami rangkul semua elemen, termasuk Muslimat, Fatayat, IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), Aisyiyah, semua kami beri ruang,” tuturnya. 

Sejumlah organisasi tersebut, berada di bawah naungan NU (Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU) dan Muhammadiyah (Aisyiyah) yang bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan/sosial. Mereka aktif dalam kegiatan dakwah, penguatan agama, pemberdayaan perempuan dan pemuda, pelatihan, pendidikan, kesehatan, advokasi, hingga tanggap bencana.


Bagikan :

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyatakan bahwa masih ada kasus gangster di wilayahnya yang melibatkan anak muda atau remaja. Maka dari itu, perlu dilakukan pembinaan berbasis pendidikan karakter. 

“Kenakalan remaja ini masih timbul-tenggelam, kumat-kumatan, dan yang sekarang muncul ini, banyak anak di bawah usia yang hanya ikut-ikutan,” ucapnya dalam acara Halalbihalal dan Hari Lahir (Harlah) ke-79 Muslimat NU Kota Semarang di Gedung Gradhika Bhakti Praja pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Sebagai solusi, Wagub menggagas adanya pendekatan berbasis pendidikan karakter kepada generasi muda atau para pelajar. Jika pendekatan kreatif tak lagi berhasil, maka anak-anak bisa difasilitasi untuk belajar di pondok pesantren atau boarding school (asrama).

Tak hanya itu, program Kecamatan Berdaya yang sedang dijalankan di Provinsi Jawa Tengah juga bisa menjadi solusi. Program ini tidak hanya menyasar perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, tetapi juga mencakup anak-anak zilenial (gen z dan milenial). 

Wagub menyampaikan, Kecamatan Berdaya bisa menjadi pintu masuk untuk menjangkau anak-anak atau para pelajar, dengan membentuk karakter yang lebih baik melalui kegiatan positif berbasis komunitas.

“Sekarang ini banyak kasus gangster yang pelakunya anak-anak muda, generasi zilenial. Kenapa mereka tidak kita arahkan ke kegiatan yang lebih kreatif dan positif saja?” ucapnya.  

Kalau pun anak-anak tersebut masih sulit ditangani, pihaknya akan bekerja sama dengan organisasi masyarakat, seperti Muslimat, Aisyiyah, atau pondok pesantren untuk memberikan edukasi. 

“Kita fasilitasi mereka ke pesantren (atau boarding school), bukan sekadar untuk (melatih) disiplin, tetapi juga agar mereka paham nilai-nilai keagamaan, apapun agamanya,” ucap Wagub.

Pada kesempatan itu, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antarorganisasi dalam membina generasi muda dan menjaga ketahanan sosial masyarakat.

“Kami rangkul semua elemen, termasuk Muslimat, Fatayat, IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), Aisyiyah, semua kami beri ruang,” tuturnya. 

Sejumlah organisasi tersebut, berada di bawah naungan NU (Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU) dan Muhammadiyah (Aisyiyah) yang bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan/sosial. Mereka aktif dalam kegiatan dakwah, penguatan agama, pemberdayaan perempuan dan pemuda, pelatihan, pendidikan, kesehatan, advokasi, hingga tanggap bencana.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu