Follow Us :              

Penggerak Pembangunan Desa, PLD Harus Perbanyak Ide

  24 September 2018  |   20:00:00  |   dibaca : 364 
Kategori :
Bagikan :


Penggerak Pembangunan Desa, PLD Harus Perbanyak Ide

24 September 2018 | 20:00:00 | dibaca : 364
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

KARANGANYAR – Pendamping Lokal Desa (PLD) merupakan motor penggerak pembangunan desa. Terkait hal itu, PLD harus memiliki banyak referensi dan literatur agar bisa membantu pengoptimalan pembangunan desa sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing desa.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat membuka Pelatihan Peningkatan kapasitas Pendamping Lokal Desa (PLD) Pada Program Inovasi Desa (PID) di Provinsi Jawa Tengah yang digelar di Hotel Lor in Karanganyar, Senin (24/9/2018) malam.

“Teman-teman PLD menjadi penting untuk punya banyak referensi, banyak literatur, dan peningkatan kapasitas. Sehingga disamping pengetahuan, panjenengan harus punya keterampilan. Jadi saat melihat potensi bisa tahu harus berbuat apa dan inovasinya seperti apa,” katanya.

Ganjar mengatakan tugas paling penting PLD adalah mengarahkan pemerintah dan masyarakat desa dalam membangun dan mendayagunakan secara optimal potensi yang dimiliki desa dengan ide-ide segar. Sehingga bisa melahirkan inovasi-inovasi baru yang mampu memajukan desa.

Dirinya mencontohkan, jika desa memiliki potensi wisata maka PLD harus tahu cara mengembangkan potensi tersebut menjadi sebuah wisata yang mampu menarik banyak pengunjung atau bagaimana mendapatkan dukungan dana untuk pengembangan desa wisata diluar dana desa. Agar nantinya dari potensi tersebut dapat dihasilkan PADes untuk membantu pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

“PLD sebenarnya cari referensi banyak itu untuk mengarahkan, anda tidak perlu menjadi eksekutor. Anda seperti jembatan yang menuntun mereka mengembangkan potensi yang ada,” ujarnya.

Oleh karenanya, adanya pelatihan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para PLD untuk memperbanyak ilmu dari berbagai literatur agar bisa mendukung konsep desa membangun. Sehingga dengan kemampuan PLD yang dimiliki mereka bisa mengambil peran nyata dalam memberikan warna dan energi positif bagi kemajuan desa.

Ganjar berharap dalam pelatihan ini para PLD bisa bercerita dan bertukar pengalaman tentang permasalahan yang pernah dihadapi saat melakukan pendampingan. Selain itu juga bertukar ide atau pun inovasi yang pernah dilakukan agar nantinya dari 7.809 desa yang ada, akan ada minimal satu inovasi yang dapat menyelesaikan permasalahan desa. Baik itu terkait transparansi anggaran, penyelesaian jalan rusak, pemberdayaan ibu-ibu dan penyandang disabilitas, desa wisata, implementasi teknologi informasi, hingga mengoptimalkan potensi desa menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Pelatihan ini sendiri akan diselenggarakan selama tiga hari melalui tiga angkatan dengan jumlah total peserta sekitar 1.950 orang. Tiga angkatan tersebut diantaranya, angkatan pertama dimulai pada 23-27 September 2018 diikuti oleh 960 orang diselenggarakan secara paralel di Hotel MG Setos Semarang, Hotel Syariah Solo, Hotel Lor In Solo, Hotel Dewangga Solo, dan Hotel Sunan Solo. Sedangkan angkatan kedua diikuti 450 orang yang akan diselenggarakan pada 26-30 September 2018 di Hotel MG Setos Semarang, dan Hotel Best Western Sukoharjo.

“Angkatan ketiga dimulai tanggal 29 September 2018 sampai 3 Oktober 2018 diikuti 540 orang yang akan diselenggarakan di Hotel Mg Setos Semarang dan Hotel Sunan Solo,” lapor Kepala Dispermadesdukcapil Sudaryanto.
(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Teknologi Informasi Bukan Barang Aneh Lagi


Bagikan :

KARANGANYAR – Pendamping Lokal Desa (PLD) merupakan motor penggerak pembangunan desa. Terkait hal itu, PLD harus memiliki banyak referensi dan literatur agar bisa membantu pengoptimalan pembangunan desa sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing desa.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat membuka Pelatihan Peningkatan kapasitas Pendamping Lokal Desa (PLD) Pada Program Inovasi Desa (PID) di Provinsi Jawa Tengah yang digelar di Hotel Lor in Karanganyar, Senin (24/9/2018) malam.

“Teman-teman PLD menjadi penting untuk punya banyak referensi, banyak literatur, dan peningkatan kapasitas. Sehingga disamping pengetahuan, panjenengan harus punya keterampilan. Jadi saat melihat potensi bisa tahu harus berbuat apa dan inovasinya seperti apa,” katanya.

Ganjar mengatakan tugas paling penting PLD adalah mengarahkan pemerintah dan masyarakat desa dalam membangun dan mendayagunakan secara optimal potensi yang dimiliki desa dengan ide-ide segar. Sehingga bisa melahirkan inovasi-inovasi baru yang mampu memajukan desa.

Dirinya mencontohkan, jika desa memiliki potensi wisata maka PLD harus tahu cara mengembangkan potensi tersebut menjadi sebuah wisata yang mampu menarik banyak pengunjung atau bagaimana mendapatkan dukungan dana untuk pengembangan desa wisata diluar dana desa. Agar nantinya dari potensi tersebut dapat dihasilkan PADes untuk membantu pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

“PLD sebenarnya cari referensi banyak itu untuk mengarahkan, anda tidak perlu menjadi eksekutor. Anda seperti jembatan yang menuntun mereka mengembangkan potensi yang ada,” ujarnya.

Oleh karenanya, adanya pelatihan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para PLD untuk memperbanyak ilmu dari berbagai literatur agar bisa mendukung konsep desa membangun. Sehingga dengan kemampuan PLD yang dimiliki mereka bisa mengambil peran nyata dalam memberikan warna dan energi positif bagi kemajuan desa.

Ganjar berharap dalam pelatihan ini para PLD bisa bercerita dan bertukar pengalaman tentang permasalahan yang pernah dihadapi saat melakukan pendampingan. Selain itu juga bertukar ide atau pun inovasi yang pernah dilakukan agar nantinya dari 7.809 desa yang ada, akan ada minimal satu inovasi yang dapat menyelesaikan permasalahan desa. Baik itu terkait transparansi anggaran, penyelesaian jalan rusak, pemberdayaan ibu-ibu dan penyandang disabilitas, desa wisata, implementasi teknologi informasi, hingga mengoptimalkan potensi desa menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Pelatihan ini sendiri akan diselenggarakan selama tiga hari melalui tiga angkatan dengan jumlah total peserta sekitar 1.950 orang. Tiga angkatan tersebut diantaranya, angkatan pertama dimulai pada 23-27 September 2018 diikuti oleh 960 orang diselenggarakan secara paralel di Hotel MG Setos Semarang, Hotel Syariah Solo, Hotel Lor In Solo, Hotel Dewangga Solo, dan Hotel Sunan Solo. Sedangkan angkatan kedua diikuti 450 orang yang akan diselenggarakan pada 26-30 September 2018 di Hotel MG Setos Semarang, dan Hotel Best Western Sukoharjo.

“Angkatan ketiga dimulai tanggal 29 September 2018 sampai 3 Oktober 2018 diikuti 540 orang yang akan diselenggarakan di Hotel Mg Setos Semarang dan Hotel Sunan Solo,” lapor Kepala Dispermadesdukcapil Sudaryanto.
(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Teknologi Informasi Bukan Barang Aneh Lagi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu