Foto : Handy (Humas Jateng)
Foto : Handy (Humas Jateng)
SEMARANG - Berbagai bencana alam di Jawa Tengah terus mengintai. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut jika Jateng adalah supermarket bencana.
Hal itu disampaikan Ganjar saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/10/2018). Menurut dia, bencana apa saja ada di Jateng sehingga masyarakat diminta harus waspada.
“Jateng itu rawan bencana, bahkan bisa dikatakan Jateng itu supermarketnya bencana. Bencana apa saja ada, mulai dari kekeringan saat ini sudah terjadi, kebakaran, gunung merapi, gempa tektonik, tsunami, tanah longsor dan sebagainya semua potensi itu ada di Jateng,” kata dia.
Dengan hidup dikelilingi potensi bencana, maka Ganjar meminta masyarakat meningkatkan kepekaan terhadap tanda-tanda bencana. Disinilah peran pemerintah khususnya komunitas Pengurangan Resiko Bencana (PRB) sangat dibutuhkan.
“Peran PRB sangat penting. Saya menghimbau agar komunitas PRB di seluruh daerah ini terus meningkatkan latihan kepada masyarakat agar mereka memiliki sensitivitas terhadap tanda-tanda bencana alam. Dengan sensitivitas yang baik itu, maka jika ada bencana mereka akan tahu bagaimana cara menyelamatkan diri sehingga tidak akan ada korban jiwa,” terangnya.
Selain itu, upaya mitigasi bencana lanjut Ganjar juga terus dilakukan. Pemasangan alat pendeteksi bencana atau early warning system (EWS) juga terus dilakukan di sejumlah titik lokasi rawan bencana seperti tsunami, gempa dan sebagainya.
Namun Ganjar menyayangkan kepedulian masyarakat terkait keberadaan alat pendeteksi bencana itu. Di berbagai daerah, banyak alat EWS yang rusak bahkan hilang dicuri oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Sayang sekali masih ada masyarakat yang tidak peduli menjaga alat EWS itu. Tolong jangan deh, jangan dicuri alat-alat pendeteksi bencana itu. Biarkan di tempatnya agar kalau ada bencana dapat berfungsi. Kan sudah dilihat sendiri, bagaimana bencana misalnya Tsunami di Palu yang ngeri seperti itu. Masyarakat harus mau menjaga bareng-bareng,” tegasnya.
Terkait mitigasi bencana, Politisi PDI Perjuangan tersebut juga tengah menggodok Rencana Pembangunan Jangkan Menengah Daerah (RPJMD). Dalam penyusunan tersebut, pihaknya juga menekankan pada permasalahan mitigasi bencana.
“Kami sudah susun RPJMD. Kemarin kami minta para pakar termasuk himpunan ahli Geofisika untuk terlibat dalam penyusunan RPJMD ini,” pungkasnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Belajar “Niteni” untuk Waspadai Bencana
SEMARANG - Berbagai bencana alam di Jawa Tengah terus mengintai. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut jika Jateng adalah supermarket bencana.
Hal itu disampaikan Ganjar saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/10/2018). Menurut dia, bencana apa saja ada di Jateng sehingga masyarakat diminta harus waspada.
“Jateng itu rawan bencana, bahkan bisa dikatakan Jateng itu supermarketnya bencana. Bencana apa saja ada, mulai dari kekeringan saat ini sudah terjadi, kebakaran, gunung merapi, gempa tektonik, tsunami, tanah longsor dan sebagainya semua potensi itu ada di Jateng,” kata dia.
Dengan hidup dikelilingi potensi bencana, maka Ganjar meminta masyarakat meningkatkan kepekaan terhadap tanda-tanda bencana. Disinilah peran pemerintah khususnya komunitas Pengurangan Resiko Bencana (PRB) sangat dibutuhkan.
“Peran PRB sangat penting. Saya menghimbau agar komunitas PRB di seluruh daerah ini terus meningkatkan latihan kepada masyarakat agar mereka memiliki sensitivitas terhadap tanda-tanda bencana alam. Dengan sensitivitas yang baik itu, maka jika ada bencana mereka akan tahu bagaimana cara menyelamatkan diri sehingga tidak akan ada korban jiwa,” terangnya.
Selain itu, upaya mitigasi bencana lanjut Ganjar juga terus dilakukan. Pemasangan alat pendeteksi bencana atau early warning system (EWS) juga terus dilakukan di sejumlah titik lokasi rawan bencana seperti tsunami, gempa dan sebagainya.
Namun Ganjar menyayangkan kepedulian masyarakat terkait keberadaan alat pendeteksi bencana itu. Di berbagai daerah, banyak alat EWS yang rusak bahkan hilang dicuri oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Sayang sekali masih ada masyarakat yang tidak peduli menjaga alat EWS itu. Tolong jangan deh, jangan dicuri alat-alat pendeteksi bencana itu. Biarkan di tempatnya agar kalau ada bencana dapat berfungsi. Kan sudah dilihat sendiri, bagaimana bencana misalnya Tsunami di Palu yang ngeri seperti itu. Masyarakat harus mau menjaga bareng-bareng,” tegasnya.
Terkait mitigasi bencana, Politisi PDI Perjuangan tersebut juga tengah menggodok Rencana Pembangunan Jangkan Menengah Daerah (RPJMD). Dalam penyusunan tersebut, pihaknya juga menekankan pada permasalahan mitigasi bencana.
“Kami sudah susun RPJMD. Kemarin kami minta para pakar termasuk himpunan ahli Geofisika untuk terlibat dalam penyusunan RPJMD ini,” pungkasnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Belajar “Niteni” untuk Waspadai Bencana
Berita Terbaru