Follow Us :              

Menghayati Al Quran, Menjaga Persatuan

  03 November 2018  |   20:00:00  |   dibaca : 2066 
Kategori :
Bagikan :


Menghayati Al Quran, Menjaga Persatuan

03 November 2018 | 20:00:00 | dibaca : 2066
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

KENDAL - Al-quran tidak hanya memuat syariat Islam yang mengatur segala sendi kehidupan umat muslim. Kalam Allah tersebut juga mengajarkan umat untuk menghormati perjuangan para rasulNya dan menjadi manusia yang tidak melupakan sejarah.

"Ilmu yang ada dalam Al-qur'an tidak sekedar hukum. Tetapi Al-qur'an juga menghargai dan menghormati anbiya Allah dan para rasul-Nya serta tidak melupakan sejarah supaya kita tidak menjadi umat dan bangsa yang kepaten obor, bukan menjadi umat dan bangsa yang kurang bertanggung jawab," terang Habib Lutfi bin Yahya saat menghadiri Tahtimul Qur'an Ke-29 dan Haul KH Ahmad Badawi Abdurrasyid Ke-41 Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda, Sabtu malam (3/11/2018).

Ulama kharismatik asal Pekalongan itu mengajak jemaah yang hadir untuk menghayati isi Al-qur'an dan berupaya mengamalkannya dengan cara berkontribusi untuk bangsa.

"Mampukah kita menguak mutiara yang dikandung Al-qur'an sehingga mampu menjawab tantangan umat dan bangsa? Dengan memahami sejarah atau riwayat-riwayat rasul yang ada di dalamnya dapat menjadi suri teladan bagi kita," lanjutnya.

Senada dengan Habib Lutfi, Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menegaskan arti penting menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa serta ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

"Kita harus selalu mengutamakan persatuan, persaudaraan, dan Islam yang rahmatan lil alamin. Karena kita diajarkan oleh Allah SWT untuk menjunjung sikap ar-rahman dan ar-rahim kepada sesama makhluk-Nya. Ketika kita bersatu padu Insyaa Allah apa yang kita cita-citakan dapat terlaksana," tegasnya.

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu tidak ingin bangsa ini terpecah belah karena masyarakat yang tidak saling menghormati. Pihaknya mencontohkan, perang yang terjadi di Suriah. Semula adalah demonstrasi kecil yang mengatasnamakan Islam. Setelah hal itu digulirkan dan ditumpangi oleh oknum-oknum, perang saudara akhirnya meletus.

"Banyak warga negara Suriah kemudian berbondong-bondong keluar dari negara suriah. Apakah seperti ini yang kita inginkan? Tidak ada ketenangan lagi. Sementara di negara kita, kita dapat beribadah kepada Allah SWT dengan tenang," pungkasnya seraya mengingatkan.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Garda Terdepan Penjaga NKRI


Bagikan :

KENDAL - Al-quran tidak hanya memuat syariat Islam yang mengatur segala sendi kehidupan umat muslim. Kalam Allah tersebut juga mengajarkan umat untuk menghormati perjuangan para rasulNya dan menjadi manusia yang tidak melupakan sejarah.

"Ilmu yang ada dalam Al-qur'an tidak sekedar hukum. Tetapi Al-qur'an juga menghargai dan menghormati anbiya Allah dan para rasul-Nya serta tidak melupakan sejarah supaya kita tidak menjadi umat dan bangsa yang kepaten obor, bukan menjadi umat dan bangsa yang kurang bertanggung jawab," terang Habib Lutfi bin Yahya saat menghadiri Tahtimul Qur'an Ke-29 dan Haul KH Ahmad Badawi Abdurrasyid Ke-41 Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda, Sabtu malam (3/11/2018).

Ulama kharismatik asal Pekalongan itu mengajak jemaah yang hadir untuk menghayati isi Al-qur'an dan berupaya mengamalkannya dengan cara berkontribusi untuk bangsa.

"Mampukah kita menguak mutiara yang dikandung Al-qur'an sehingga mampu menjawab tantangan umat dan bangsa? Dengan memahami sejarah atau riwayat-riwayat rasul yang ada di dalamnya dapat menjadi suri teladan bagi kita," lanjutnya.

Senada dengan Habib Lutfi, Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menegaskan arti penting menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa serta ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

"Kita harus selalu mengutamakan persatuan, persaudaraan, dan Islam yang rahmatan lil alamin. Karena kita diajarkan oleh Allah SWT untuk menjunjung sikap ar-rahman dan ar-rahim kepada sesama makhluk-Nya. Ketika kita bersatu padu Insyaa Allah apa yang kita cita-citakan dapat terlaksana," tegasnya.

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu tidak ingin bangsa ini terpecah belah karena masyarakat yang tidak saling menghormati. Pihaknya mencontohkan, perang yang terjadi di Suriah. Semula adalah demonstrasi kecil yang mengatasnamakan Islam. Setelah hal itu digulirkan dan ditumpangi oleh oknum-oknum, perang saudara akhirnya meletus.

"Banyak warga negara Suriah kemudian berbondong-bondong keluar dari negara suriah. Apakah seperti ini yang kita inginkan? Tidak ada ketenangan lagi. Sementara di negara kita, kita dapat beribadah kepada Allah SWT dengan tenang," pungkasnya seraya mengingatkan.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Garda Terdepan Penjaga NKRI


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu