Foto : Ebron (Humas Jateng)
Foto : Ebron (Humas Jateng)
GROBOGAN – Kabupaten Grobogan perlahan bangkit setelah terjadinya banjir yang merusak ratusan hektare lahan pertanian.
Tak tinggal diam, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan Bank Indonesia untuk bersama-sama memberikan bantuan bagi para petani terdampak. Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan sektor pertanian dan mendukung keberlanjutan produksi pangan di wilayah tersebut.
Bantuan untuk penanganan sawah terdampak banjir di Kabupaten Grobogan, meliputi bantuan benih padi dari Kementerian Pertanian sebanyak 13.625 kg untuk lahan seluas 545 hektare, yang diberikan kepada 16 kelompok tani di Kabupaten Grobogan.
Tak hanya itu, ada bantuin mesin pompa air dan transplanter (mesin penanam bibit) dari Bank Indonesia untuk Kelompok Tani Ngudi Raharjo dan Kelompok Tani Ngudi Mulyo I. Selain itu, ada pula bantuan 28 unit rumah burung hantu (rubuha) untuk pengendalian hama, dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut, Grobogan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional, karena kabupaten ini menjadi salah satu produsen padi unggulan di Indonesia.
“Kabupaten ini menyumbang hampir 10 persen, (dari total) kontribusi pangan Jawa Tengah. Maka lahan pertanian yang sudah masuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), harus kita pertahankan. Tidak boleh dialihfungsikan,” ucapnya saat menyerahkan bantuan di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan pada Kamis, 3 Juli 2025.
Sebagai informasi, Jawa Tengah berkontribusi sebesar 16,9% terhadap lumbung pangan nasional tahun 2024. Pada triwulan I tahun 2025, Jateng berkontribusi sebesar 17%, di mana 10%-nya berasal dari Kabupaten Grobogan.
Menurutnya, tantangan untuk memperkuat ketahanan pangan di masa depan akan semakin kompleks. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain perubahan iklim dan alih fungsi lahan.
“Panjenengan semua adalah pahlawan pangan Indonesia. Maka menjaga lahan dan hasil panen adalah bagian dari perjuangan kita bersama,” ucap Wagub.
Pada kesempatan itu, Bupati Grobogan, Setyo Hadi, menjelaskan, banjir yang terjadi di wilayahnya pada pertengahan Mei 2025 berdampak pada 373 hektare sawah dan 15 hektare tembakau di Kecamatan Tegowanu. Tanaman padi yang masih berusia 25–30 hari terendam dan mengalami puso atau kegagalan panen.Tak hanya itu, sebanyak 439 rumah warga juga terdampak.
“Titik jebol di Sungai Renggong sudah selesai diperbaiki, dan sejumlah tanggul kritis lainnya, masih dalam proses (perbaikan),” jelasnya.
Ia menegaskan, Grobogan merupakan wilayah terluas kedua di Jawa Tengah dengan potensi pertanian mencapai 124 ribu hektare. Komoditas unggulannya, meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, pisang, tebu, dan tembakau.
“Bantuan ini bukan hanya dukungan moril, tetapi harapan nyata bagi kami, untuk bangkit demi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, menambahkan, pemberian bantuan ini menjadi bagian dari langkah strategis nasional untuk meningkatkan produksi pangan.
“Swasembada pangan adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo. Grobogan dan Demak jadi titik penting untuk penguatan produksi pertanian,” ujarnya.
GROBOGAN – Kabupaten Grobogan perlahan bangkit setelah terjadinya banjir yang merusak ratusan hektare lahan pertanian.
Tak tinggal diam, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan Bank Indonesia untuk bersama-sama memberikan bantuan bagi para petani terdampak. Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan sektor pertanian dan mendukung keberlanjutan produksi pangan di wilayah tersebut.
Bantuan untuk penanganan sawah terdampak banjir di Kabupaten Grobogan, meliputi bantuan benih padi dari Kementerian Pertanian sebanyak 13.625 kg untuk lahan seluas 545 hektare, yang diberikan kepada 16 kelompok tani di Kabupaten Grobogan.
Tak hanya itu, ada bantuin mesin pompa air dan transplanter (mesin penanam bibit) dari Bank Indonesia untuk Kelompok Tani Ngudi Raharjo dan Kelompok Tani Ngudi Mulyo I. Selain itu, ada pula bantuan 28 unit rumah burung hantu (rubuha) untuk pengendalian hama, dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut, Grobogan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional, karena kabupaten ini menjadi salah satu produsen padi unggulan di Indonesia.
“Kabupaten ini menyumbang hampir 10 persen, (dari total) kontribusi pangan Jawa Tengah. Maka lahan pertanian yang sudah masuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), harus kita pertahankan. Tidak boleh dialihfungsikan,” ucapnya saat menyerahkan bantuan di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan pada Kamis, 3 Juli 2025.
Sebagai informasi, Jawa Tengah berkontribusi sebesar 16,9% terhadap lumbung pangan nasional tahun 2024. Pada triwulan I tahun 2025, Jateng berkontribusi sebesar 17%, di mana 10%-nya berasal dari Kabupaten Grobogan.
Menurutnya, tantangan untuk memperkuat ketahanan pangan di masa depan akan semakin kompleks. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain perubahan iklim dan alih fungsi lahan.
“Panjenengan semua adalah pahlawan pangan Indonesia. Maka menjaga lahan dan hasil panen adalah bagian dari perjuangan kita bersama,” ucap Wagub.
Pada kesempatan itu, Bupati Grobogan, Setyo Hadi, menjelaskan, banjir yang terjadi di wilayahnya pada pertengahan Mei 2025 berdampak pada 373 hektare sawah dan 15 hektare tembakau di Kecamatan Tegowanu. Tanaman padi yang masih berusia 25–30 hari terendam dan mengalami puso atau kegagalan panen.Tak hanya itu, sebanyak 439 rumah warga juga terdampak.
“Titik jebol di Sungai Renggong sudah selesai diperbaiki, dan sejumlah tanggul kritis lainnya, masih dalam proses (perbaikan),” jelasnya.
Ia menegaskan, Grobogan merupakan wilayah terluas kedua di Jawa Tengah dengan potensi pertanian mencapai 124 ribu hektare. Komoditas unggulannya, meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, pisang, tebu, dan tembakau.
“Bantuan ini bukan hanya dukungan moril, tetapi harapan nyata bagi kami, untuk bangkit demi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, menambahkan, pemberian bantuan ini menjadi bagian dari langkah strategis nasional untuk meningkatkan produksi pangan.
“Swasembada pangan adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo. Grobogan dan Demak jadi titik penting untuk penguatan produksi pertanian,” ujarnya.
Berita Terbaru