Follow Us :              

Kangen Kampung, Curhatan Pemagang dan Pelajar di Jepang Saat Bertemu Ganjar

  10 November 2018  |   12:00:00  |   dibaca : 308 
Kategori :
Bagikan :


Kangen Kampung, Curhatan Pemagang dan Pelajar di Jepang Saat Bertemu Ganjar

10 November 2018 | 12:00:00 | dibaca : 308
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

TOYOTA - Bertemu pemagang dan pelajar di Toyota Industrial & Cultural Center, Sabtu (10/11/2018), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan agar mereka segera menyiapkan rencana usaha di tanah air. Berkesempatan ngobrol langsung dengan gubernurnya, para pemagang dan pelajar itupun memanfaatkan untuk curhat. 

Pertemuan diikuti 200 pemagang dan pelajar Toyota Industrial & Cultural Center Jawa Tengah dari peserta magang se Indonesia sebanyak 878 atau 5 persen dari pekerja asing di tempat itu. Begitu tiba di lokasi, Ganjar langsung menyalami satu persatu, menyapa dengan bahasa ngapak dan bercanda. Bahkan dia juga melontarkan ungkapan yang sempat viral, tampang Boyolali. 

"Kamu dari mana? Purwokerto? Woo wonge dewek ya. Kamu? Ooh ini tampang Boyolali, lagi terkenal kamu" mendengar selorohan pria berambut putih itu peserta sontak tertawa. 

Pertemuan itu berlangsung sangat cair dengan banyaknya curhatan dari pemagang maupun pelajar. Zainal arifin (23), misalnya, warga Kecamatan Karangawen Demak itu mengungkapkan kebanggaannya bisa magang di Jepang. Mendapat ilmu soal mesin langsung di pusatnya.

"Tapi ya itu pak, saya harus merasakan tujuh kali gagal tes seleksi," kata Zainal.

Ketika ditanya soal gaji, Zainal menjelaskan dalam satu bulan dia mendapat gaji yang besarnya mencapai 140 ribu Yen atau setara Rp19 juta. Sambil berseloroh, dia merasa bersyukur dapat gaji sebesar itu, meskipun ada teman yang gajinya hampir dua kali lipat yakni 240 ribu Yen/bulan atau sekitar Rp35 juta. 

"Lumayan pak, bisa buat beli tanah di kampung," katanya yang langsung memancing Ganjar dan kawan-kawannya tertawa. 

Zainal mengatakan sudah dua tahun ini magang di Pabrik Meiwa Kougyou membuat mesin produksi di provinsi Aichiken, Kota Takahamashi. Dengan gaji yang terima, dia setiap bulan mengirim sekitar Rp10 juta untuk keluarga. Kepada Ganjar dia mengatakan usai lulus magang di Jepang ini ingin buka bengkel motor dan mobil yang lengkap. 

"Saya kangen rumah, pak. Tapi beruntung ada kawan-kawan yang saling memberi semangat," katanya. 

Selain Zainal, ada Nur Faizah. Warga Kabupaten Tegal yang baru satu tahun magang di Jepang. Berbeda dengan Zainal yang ingin buka bengkel, usai menyelesaikan program magangnya pada 2021 kelak, Nur ingin mendirikan panti lansia. 

"Tapi masih bingung merealisasikannya. Saya seneng bisa bertemu pak Ganjar dan bisa ngomong langsung mengungkapkan impian saya itu. Semoga bapak mensupport semangat buat kami," katanya. 

Saat ini jumlah pekerja asing di Kota Toyota mencapai 17 ribu dari seluruh populasi 408 ribu. Dengan jumlah yang mencapai 5 persen, pemagang dan pelajar Indonesia di sana membuat kelompok belajar Toyota Indonesia Grup (TIG) yang menjadi bagian dari Toyota city global citizens conference yang terdiri 12 negara.

Dengan jumlah tersebut, remitansi atau pengiriman uang dari warga Indonesia di Toyota ke Indonesia perbulan mencapai  490 juta yen atau setara Rp 63,7 M, setahun bisa mencapai Rp 764,4 miliar dan untuk Jateng berkisar Rp 280,8 miliar pertahun. 

Kepada peserta magang Ganjar menegaskan agar melakukan pemetaan usaha dari sekarang. Jika memerlukan bantuan lebih, Ganjar meminta eserta magang menyusun proposal atau rencana bisnis secara detail, dari pangsa pasar modal, flow pemasaran, lokasi dan lainnya.

"Jangan sampai pulang baru bingung mau ngapain. Maka sejak sekarang buat rencana usaha, sampai Indonesia langsung go," katanya. 

Pada pertemuan itu, tidak sedikit peserta yang curhat kangen kampung halaman dan pengalamannya berbagi tugas masak dengan kawan. Di akhir dialog Ganjar menitip pesan agar WNI di manapun berada untuk selalu menjaga kerukunan dengan sesama warga Indonesia. 

"Sekarang di Indonesia sedang musim bertengkar karena beda pilihan politik, banyak hoax, nyinyir dan saling fitnah yang buruk-buruk itu jangan ditiru. Ayo kita tunjukkan ke Indonesiaan yang baik-baik, itu yang harus kita sampaikan," kata Ganjar.
(Ibra/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Kunjungi PLTU Jepang, Ganjar Buktikan PLTU Batang Ramah Lingkungan


Bagikan :

TOYOTA - Bertemu pemagang dan pelajar di Toyota Industrial & Cultural Center, Sabtu (10/11/2018), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan agar mereka segera menyiapkan rencana usaha di tanah air. Berkesempatan ngobrol langsung dengan gubernurnya, para pemagang dan pelajar itupun memanfaatkan untuk curhat. 

Pertemuan diikuti 200 pemagang dan pelajar Toyota Industrial & Cultural Center Jawa Tengah dari peserta magang se Indonesia sebanyak 878 atau 5 persen dari pekerja asing di tempat itu. Begitu tiba di lokasi, Ganjar langsung menyalami satu persatu, menyapa dengan bahasa ngapak dan bercanda. Bahkan dia juga melontarkan ungkapan yang sempat viral, tampang Boyolali. 

"Kamu dari mana? Purwokerto? Woo wonge dewek ya. Kamu? Ooh ini tampang Boyolali, lagi terkenal kamu" mendengar selorohan pria berambut putih itu peserta sontak tertawa. 

Pertemuan itu berlangsung sangat cair dengan banyaknya curhatan dari pemagang maupun pelajar. Zainal arifin (23), misalnya, warga Kecamatan Karangawen Demak itu mengungkapkan kebanggaannya bisa magang di Jepang. Mendapat ilmu soal mesin langsung di pusatnya.

"Tapi ya itu pak, saya harus merasakan tujuh kali gagal tes seleksi," kata Zainal.

Ketika ditanya soal gaji, Zainal menjelaskan dalam satu bulan dia mendapat gaji yang besarnya mencapai 140 ribu Yen atau setara Rp19 juta. Sambil berseloroh, dia merasa bersyukur dapat gaji sebesar itu, meskipun ada teman yang gajinya hampir dua kali lipat yakni 240 ribu Yen/bulan atau sekitar Rp35 juta. 

"Lumayan pak, bisa buat beli tanah di kampung," katanya yang langsung memancing Ganjar dan kawan-kawannya tertawa. 

Zainal mengatakan sudah dua tahun ini magang di Pabrik Meiwa Kougyou membuat mesin produksi di provinsi Aichiken, Kota Takahamashi. Dengan gaji yang terima, dia setiap bulan mengirim sekitar Rp10 juta untuk keluarga. Kepada Ganjar dia mengatakan usai lulus magang di Jepang ini ingin buka bengkel motor dan mobil yang lengkap. 

"Saya kangen rumah, pak. Tapi beruntung ada kawan-kawan yang saling memberi semangat," katanya. 

Selain Zainal, ada Nur Faizah. Warga Kabupaten Tegal yang baru satu tahun magang di Jepang. Berbeda dengan Zainal yang ingin buka bengkel, usai menyelesaikan program magangnya pada 2021 kelak, Nur ingin mendirikan panti lansia. 

"Tapi masih bingung merealisasikannya. Saya seneng bisa bertemu pak Ganjar dan bisa ngomong langsung mengungkapkan impian saya itu. Semoga bapak mensupport semangat buat kami," katanya. 

Saat ini jumlah pekerja asing di Kota Toyota mencapai 17 ribu dari seluruh populasi 408 ribu. Dengan jumlah yang mencapai 5 persen, pemagang dan pelajar Indonesia di sana membuat kelompok belajar Toyota Indonesia Grup (TIG) yang menjadi bagian dari Toyota city global citizens conference yang terdiri 12 negara.

Dengan jumlah tersebut, remitansi atau pengiriman uang dari warga Indonesia di Toyota ke Indonesia perbulan mencapai  490 juta yen atau setara Rp 63,7 M, setahun bisa mencapai Rp 764,4 miliar dan untuk Jateng berkisar Rp 280,8 miliar pertahun. 

Kepada peserta magang Ganjar menegaskan agar melakukan pemetaan usaha dari sekarang. Jika memerlukan bantuan lebih, Ganjar meminta eserta magang menyusun proposal atau rencana bisnis secara detail, dari pangsa pasar modal, flow pemasaran, lokasi dan lainnya.

"Jangan sampai pulang baru bingung mau ngapain. Maka sejak sekarang buat rencana usaha, sampai Indonesia langsung go," katanya. 

Pada pertemuan itu, tidak sedikit peserta yang curhat kangen kampung halaman dan pengalamannya berbagi tugas masak dengan kawan. Di akhir dialog Ganjar menitip pesan agar WNI di manapun berada untuk selalu menjaga kerukunan dengan sesama warga Indonesia. 

"Sekarang di Indonesia sedang musim bertengkar karena beda pilihan politik, banyak hoax, nyinyir dan saling fitnah yang buruk-buruk itu jangan ditiru. Ayo kita tunjukkan ke Indonesiaan yang baik-baik, itu yang harus kita sampaikan," kata Ganjar.
(Ibra/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Kunjungi PLTU Jepang, Ganjar Buktikan PLTU Batang Ramah Lingkungan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu