Follow Us :              

Makin Percaya Diri Menatap Masa Depan

  13 November 2018  |   11:00:00  |   dibaca : 239 
Kategori :
Bagikan :


Makin Percaya Diri Menatap Masa Depan

13 November 2018 | 11:00:00 | dibaca : 239
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Sembari menahan isak tangis, Novia Kurniawati--seorang penjahit rumahan asal Magelang--menceritakan pengalamannya menimba ilmu desain selama tiga bulan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Kota Semarang saat acara Sinergi Youth Career Fest 2018 berlangsung. Berbekal keterampilan yang diperoleh, perempuan berhijab itu kini semakin percaya diri untuk mengikuti berbagai lomba fashion di daerah.

"Saya penjahit rumahan biasa yang mengikuti pelatihan fashion designer. Sekarang saya berani mengikuti lomba-lomba fashion di Magelang, Solo, dan berbagai daerah," ujarnya penuh haru, Selasa (13/11/2018).

Tak hanya Novia, pemuda bernama Reza pun bersyukur dirinya telah mengikuti pelatihan bahasa Jepang di BBPLK Kota Semarang. Berkat pelatihan itu, Reza saat ini dapat menekuni profesi sebagai penerjemah novel dan komik dari Jepang yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan. 

"Suatu ketika saya punya cita-cita berangkat ke Jepang untuk mengubah keadaan keluarga saya. Tapi saya tidak punya bekal pengetahuan dan tidak tahu apa-apa tentang Jepang. Kemudian saya mendapat informasi bahwa di BLK Semarang membuka pelatihan bahasa Jepang. Alhamdulillah saya sekarang bisa menjadi translator novel dan komik dari Jepang," bebernya.

Novia dan Reza adalah dua orang siswa BBPLK Kota Semarang yang telah "lulus" dan mulai merintis karir. Mereka berhasil mengantongi sertifikasi kompetensi/soft skill. 

Direktur Jenderal Pembinaan dan Pelatihan Ketenagakerjaan Kemnaker Drs. Bambang Satrio Lelono, MA menjelaskan, pelatihan berbasis kompetensi dan uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi diselenggarakan oleh pemerintah sesuai dengan amanat PP Nomor 31/2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional. 

"Dengan demikian, para peserta pelatihan memiliki bekal yang cukup untuk memasuki pasar kerja," jelasnya.

Senada dengan Bambang Satrio, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr. Ir. Sri Puryono KS MP menjelaskan, seiring dengan angka kemiskinan provinsi yang terus menurun, jumlah pengangguran terbuka juga terus berkurang. Dari angka 4,99 persenpada tahun 2015, turun 4,63 persen pada tahun 2016 dan kembali turun di angka 4,57 persen pada tahun 2017. 

"Dengan memperhatikan angka pemuda usia 15–29 tahun yang merupakan bagian sumberdaya produktif di Jawa Tengah sebanyak 7.938.970 jiwa menjadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan untuk dapat bekerjasama membawa kaum muda berkemampuan dalam cognitive flexibelity, complex problem solving, creativity, critical thinking, dan emotion intelligence," lanjutnya.

Sri Puryono menambahkan, job fair yang dikemas dalam bentuk festival, diikuti oleh 16 konsorsia kaum muda dan perusahaan mitra konsorsia, serta diikuti 75 perusahaan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.797 orang dan memberikan informasi lowongan pekerjaan, pembekalan kesiapan kerja melalui acara talk show dan kelas edukasi.  

Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga mengucapkan selamat kepada para lulusan BBPLK Semarang penerima 800 Sertifikat Kompetensi dan 445 Sertifikat Soft Skill kesiapan kerja untuk proyek Sinergi. 

"Terus kembangkan skill kalian, berkreasi dan berinovasilah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunggu karya dan penemuan-penemuan baru dari kalian. Mari bersama Pemprov Jateng membangun negeri ini," pungkasnya.
(Arifa/Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Mayoritas Sarjana Masih Jadi ‘Job Seeker’


Bagikan :

SEMARANG - Sembari menahan isak tangis, Novia Kurniawati--seorang penjahit rumahan asal Magelang--menceritakan pengalamannya menimba ilmu desain selama tiga bulan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Kota Semarang saat acara Sinergi Youth Career Fest 2018 berlangsung. Berbekal keterampilan yang diperoleh, perempuan berhijab itu kini semakin percaya diri untuk mengikuti berbagai lomba fashion di daerah.

"Saya penjahit rumahan biasa yang mengikuti pelatihan fashion designer. Sekarang saya berani mengikuti lomba-lomba fashion di Magelang, Solo, dan berbagai daerah," ujarnya penuh haru, Selasa (13/11/2018).

Tak hanya Novia, pemuda bernama Reza pun bersyukur dirinya telah mengikuti pelatihan bahasa Jepang di BBPLK Kota Semarang. Berkat pelatihan itu, Reza saat ini dapat menekuni profesi sebagai penerjemah novel dan komik dari Jepang yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan. 

"Suatu ketika saya punya cita-cita berangkat ke Jepang untuk mengubah keadaan keluarga saya. Tapi saya tidak punya bekal pengetahuan dan tidak tahu apa-apa tentang Jepang. Kemudian saya mendapat informasi bahwa di BLK Semarang membuka pelatihan bahasa Jepang. Alhamdulillah saya sekarang bisa menjadi translator novel dan komik dari Jepang," bebernya.

Novia dan Reza adalah dua orang siswa BBPLK Kota Semarang yang telah "lulus" dan mulai merintis karir. Mereka berhasil mengantongi sertifikasi kompetensi/soft skill. 

Direktur Jenderal Pembinaan dan Pelatihan Ketenagakerjaan Kemnaker Drs. Bambang Satrio Lelono, MA menjelaskan, pelatihan berbasis kompetensi dan uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi diselenggarakan oleh pemerintah sesuai dengan amanat PP Nomor 31/2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional. 

"Dengan demikian, para peserta pelatihan memiliki bekal yang cukup untuk memasuki pasar kerja," jelasnya.

Senada dengan Bambang Satrio, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr. Ir. Sri Puryono KS MP menjelaskan, seiring dengan angka kemiskinan provinsi yang terus menurun, jumlah pengangguran terbuka juga terus berkurang. Dari angka 4,99 persenpada tahun 2015, turun 4,63 persen pada tahun 2016 dan kembali turun di angka 4,57 persen pada tahun 2017. 

"Dengan memperhatikan angka pemuda usia 15–29 tahun yang merupakan bagian sumberdaya produktif di Jawa Tengah sebanyak 7.938.970 jiwa menjadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan untuk dapat bekerjasama membawa kaum muda berkemampuan dalam cognitive flexibelity, complex problem solving, creativity, critical thinking, dan emotion intelligence," lanjutnya.

Sri Puryono menambahkan, job fair yang dikemas dalam bentuk festival, diikuti oleh 16 konsorsia kaum muda dan perusahaan mitra konsorsia, serta diikuti 75 perusahaan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.797 orang dan memberikan informasi lowongan pekerjaan, pembekalan kesiapan kerja melalui acara talk show dan kelas edukasi.  

Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga mengucapkan selamat kepada para lulusan BBPLK Semarang penerima 800 Sertifikat Kompetensi dan 445 Sertifikat Soft Skill kesiapan kerja untuk proyek Sinergi. 

"Terus kembangkan skill kalian, berkreasi dan berinovasilah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunggu karya dan penemuan-penemuan baru dari kalian. Mari bersama Pemprov Jateng membangun negeri ini," pungkasnya.
(Arifa/Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Mayoritas Sarjana Masih Jadi ‘Job Seeker’


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu