Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
SEMARANG - Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang digelar secara meriah dengan aksi teatrikal di Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang pada Senin, 14 Oktober 2024 malam.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyatakan, peringatan tersebut menjadi momentum untuk mengobarkan semangat nasionalisme, gotong-royong, persatuan, serta terus berjuang membangun kemajuan bangsa Indonesia.
Sebab, perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tidaklah mudah. Oleh karena itu, meskipun Indonesia sudah merdeka, tetapi semangat perjuangan harus terus digelorakan.
"Perjuangan tidak hanya merebut kemerdekaan, tetapi juga dalam membangun bangsa agar lebih maju lagi. Dan itu ada di tangan anak-anak muda kita," ucap Sekda yang saat itu menjadi inspektur upacara peringatan tersebut.
Menurutnya, generasi muda harus mencontoh nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang rela gugur demi kemerdekaan bangsa, serta berjuang dengan tulus, ikhlas, penuh semangat, dan pantang menyerah demi Tanah Air Indonesia.
"Kita harus meneladani nilai-nilai nasionalisme dan gotong-royong, karena semua masalah bisa kita selesaikan dengan bergotong royong, saling tepa salira, saling memahami," ujar Sekda.
Dalam acara tersebut, ribuan warga antusias menyaksikan aksi teatrikal Pertempuran Lima Hari di Semarang yang dimainkan oleh para pelajar dan mahasiswa. Pertunjukan itu menggambarkan perjuangan rakyat Jateng yang penuh semangat dan rela berkorban demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Lima Hari di Semarang yang terjadi pada 15-19 Oktober 1945 merupakan bentrokan antara rakyat Semarang, yang terdiri dari personel Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pemuda dengan sisa-sisa pasukan Jepang dari Legiun/Angkatan Darat ke-16 di Jawa.
Pada kesempatan itu, Sekda mengaku terharu saat menyaksikan pertunjukan yang mengisahkan sejarah perjuangan rakyat Jateng untuk mempertahankan Kota Semarang dari tangan Jepang.
Ia berharap, sejarah Pertempuran Lima Hari menjadi inspirasi dalam membangun semangat patriotisme, solidaritas, dan persatuan untuk menghadapi tantangan global yang terus berkembang serta menyongsong Indonesia Emas 2045.
SEMARANG - Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang digelar secara meriah dengan aksi teatrikal di Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang pada Senin, 14 Oktober 2024 malam.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyatakan, peringatan tersebut menjadi momentum untuk mengobarkan semangat nasionalisme, gotong-royong, persatuan, serta terus berjuang membangun kemajuan bangsa Indonesia.
Sebab, perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tidaklah mudah. Oleh karena itu, meskipun Indonesia sudah merdeka, tetapi semangat perjuangan harus terus digelorakan.
"Perjuangan tidak hanya merebut kemerdekaan, tetapi juga dalam membangun bangsa agar lebih maju lagi. Dan itu ada di tangan anak-anak muda kita," ucap Sekda yang saat itu menjadi inspektur upacara peringatan tersebut.
Menurutnya, generasi muda harus mencontoh nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang rela gugur demi kemerdekaan bangsa, serta berjuang dengan tulus, ikhlas, penuh semangat, dan pantang menyerah demi Tanah Air Indonesia.
"Kita harus meneladani nilai-nilai nasionalisme dan gotong-royong, karena semua masalah bisa kita selesaikan dengan bergotong royong, saling tepa salira, saling memahami," ujar Sekda.
Dalam acara tersebut, ribuan warga antusias menyaksikan aksi teatrikal Pertempuran Lima Hari di Semarang yang dimainkan oleh para pelajar dan mahasiswa. Pertunjukan itu menggambarkan perjuangan rakyat Jateng yang penuh semangat dan rela berkorban demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Lima Hari di Semarang yang terjadi pada 15-19 Oktober 1945 merupakan bentrokan antara rakyat Semarang, yang terdiri dari personel Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pemuda dengan sisa-sisa pasukan Jepang dari Legiun/Angkatan Darat ke-16 di Jawa.
Pada kesempatan itu, Sekda mengaku terharu saat menyaksikan pertunjukan yang mengisahkan sejarah perjuangan rakyat Jateng untuk mempertahankan Kota Semarang dari tangan Jepang.
Ia berharap, sejarah Pertempuran Lima Hari menjadi inspirasi dalam membangun semangat patriotisme, solidaritas, dan persatuan untuk menghadapi tantangan global yang terus berkembang serta menyongsong Indonesia Emas 2045.
Berita Terbaru