Follow Us :              

Produk Pangan Murah di Jateng Fair 2025 Banjir Pengunjung

  30 June 2025  |   00:00:00  |   dibaca : 52 
Kategori :
Bagikan :


Produk Pangan Murah di Jateng Fair 2025 Banjir Pengunjung

30 June 2025 | 00:00:00 | dibaca : 52
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG – Sejumlah pruduk pangan murah yang dijual di Jateng Fair 2025 ramai dibanjiri pengunjung. Berbagai produk, seperti jagung ketan, salak organik, buah naga, hingga kopi, banyak dibeli oleh masyarakat Jawa Tengah dalam acara yang digelar di Kawasan PRPP, Kota Semarang itu. 

Perwakilan petani dari komunitas kopi Jawa Tengah binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jateng, Ridho Sudarno, mengatakan, produk kopi lokal menjadi salah satu produk paling diminati. 

Salah satu contohnya adalah kopi bir, yang tentunya bukan minuman beralkohol. Dinamakan demikian, karena sensasi rasanya yang unik—sedikit bersoda, asam, manis, dan segar. Banyak pejabat publik yang sudah menikmati kopi tersebut, di antaranya Gubernur Jateng, Komjen pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., saat berkunjung ke gerai pameran tersebut.

“Kopi ini juga jadi favorit Pak Nana Sudjana (Pj Gubernur Jateng) dan Pak Sri Puryono (Eks Sekda Jateng), bahkan beliau-beliau masih rutin pesan,” kata Ridho saat ditemui pada Senin, 30 Juni 2025.

Berbagai jenis kopi yang dipamerkan berasal dari petani binaan Distanbun. Beberapa varietas yang ditawarkan, antara lain Kopi Gayo, Kartikasari, Yellow Katura—yang warnanya berubah dari hijau ke kuning saat matang—hingga Kopi Lanjan/Wulung dari Sumowono, Kabupaten Semarang.

“Kami ingin pengunjung tidak hanya sekadar belanja, tetapi juga belajar. Tiap hari ada kopi gratis dan sesi edukasi soal kopi lokal Jateng,” ujarnya.

Tak hanya kopi, perwakilan Distanbun Jateng, Danik Ayu, menuturkan bahwa ada banyak komoditas lain yang juga menarik perhatian para pengunjung, karena harganya jauh lebih murah dari harga di pasaran. Beberapa komoditas itu, antara lain jagung ketan yang dijual seharga Rp16.000/kg (harga pasar Rp20.000), salak pondok organik Rp10.000/kg (harga pasar Rp15.000), dan jeruk wokam Rp20.000/pak, yang lebih hemat dari biasanya.

Salah seorang pengunjung asal Semarang, Desti, mengatakan bahwa ia membeli kentang di stan itu, karena harganya lebih murah dari pasaran. 

“Di pasar 14 ribu cuma dapat kentang kecil-kecil. Di sini 15 ribu dapat yang besar-besar,” ujarnya. 

Pengunjung lain, Gabriel, menyampaikan, ia berharap gelaran Jateng Fair bisa terus dikembangkan, karena ada banyak hal yang menarik bagi masyarakat.  

“Semoga ke depan lebih meriah lagi, dan banyak artis nasional biar makin ramai,” ujar mahasiswa asal Semarang itu.

Ditemui beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyampaikan, Jateng Fair bukan sekadar pameran. Akan tetapi, ajang ini menjadi tonggak sejarah yang dapat menciptakan inovasi baru dan wadah untuk menghubungkan berbagai bidang dan sektor yang ada di Jateng. 

"Ini dalam rangka menumbuhkan konektivitas antara budaya, seni, ekonomi, ekonomi kreatif, UMKM, bahkan terkait dengan investasi semua kita tampilkan," tuturnya.

Ia menambahkan, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta perwakilan dari kabupaten/kota se-Jateng turut serta memeriahkan Jateng Fair 2025, dengan menampilkan potensi dan produk unggulan dari daerahnya masing-masing.


Bagikan :

SEMARANG – Sejumlah pruduk pangan murah yang dijual di Jateng Fair 2025 ramai dibanjiri pengunjung. Berbagai produk, seperti jagung ketan, salak organik, buah naga, hingga kopi, banyak dibeli oleh masyarakat Jawa Tengah dalam acara yang digelar di Kawasan PRPP, Kota Semarang itu. 

Perwakilan petani dari komunitas kopi Jawa Tengah binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jateng, Ridho Sudarno, mengatakan, produk kopi lokal menjadi salah satu produk paling diminati. 

Salah satu contohnya adalah kopi bir, yang tentunya bukan minuman beralkohol. Dinamakan demikian, karena sensasi rasanya yang unik—sedikit bersoda, asam, manis, dan segar. Banyak pejabat publik yang sudah menikmati kopi tersebut, di antaranya Gubernur Jateng, Komjen pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., saat berkunjung ke gerai pameran tersebut.

“Kopi ini juga jadi favorit Pak Nana Sudjana (Pj Gubernur Jateng) dan Pak Sri Puryono (Eks Sekda Jateng), bahkan beliau-beliau masih rutin pesan,” kata Ridho saat ditemui pada Senin, 30 Juni 2025.

Berbagai jenis kopi yang dipamerkan berasal dari petani binaan Distanbun. Beberapa varietas yang ditawarkan, antara lain Kopi Gayo, Kartikasari, Yellow Katura—yang warnanya berubah dari hijau ke kuning saat matang—hingga Kopi Lanjan/Wulung dari Sumowono, Kabupaten Semarang.

“Kami ingin pengunjung tidak hanya sekadar belanja, tetapi juga belajar. Tiap hari ada kopi gratis dan sesi edukasi soal kopi lokal Jateng,” ujarnya.

Tak hanya kopi, perwakilan Distanbun Jateng, Danik Ayu, menuturkan bahwa ada banyak komoditas lain yang juga menarik perhatian para pengunjung, karena harganya jauh lebih murah dari harga di pasaran. Beberapa komoditas itu, antara lain jagung ketan yang dijual seharga Rp16.000/kg (harga pasar Rp20.000), salak pondok organik Rp10.000/kg (harga pasar Rp15.000), dan jeruk wokam Rp20.000/pak, yang lebih hemat dari biasanya.

Salah seorang pengunjung asal Semarang, Desti, mengatakan bahwa ia membeli kentang di stan itu, karena harganya lebih murah dari pasaran. 

“Di pasar 14 ribu cuma dapat kentang kecil-kecil. Di sini 15 ribu dapat yang besar-besar,” ujarnya. 

Pengunjung lain, Gabriel, menyampaikan, ia berharap gelaran Jateng Fair bisa terus dikembangkan, karena ada banyak hal yang menarik bagi masyarakat.  

“Semoga ke depan lebih meriah lagi, dan banyak artis nasional biar makin ramai,” ujar mahasiswa asal Semarang itu.

Ditemui beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyampaikan, Jateng Fair bukan sekadar pameran. Akan tetapi, ajang ini menjadi tonggak sejarah yang dapat menciptakan inovasi baru dan wadah untuk menghubungkan berbagai bidang dan sektor yang ada di Jateng. 

"Ini dalam rangka menumbuhkan konektivitas antara budaya, seni, ekonomi, ekonomi kreatif, UMKM, bahkan terkait dengan investasi semua kita tampilkan," tuturnya.

Ia menambahkan, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta perwakilan dari kabupaten/kota se-Jateng turut serta memeriahkan Jateng Fair 2025, dengan menampilkan potensi dan produk unggulan dari daerahnya masing-masing.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu