Follow Us :              

Komitmen Pemprov Akselerasi Luas Tambah Tanam Padi di Jateng

  14 October 2024  |   11:00:00  |   dibaca : 674 
Kategori :
Bagikan :


Komitmen Pemprov Akselerasi Luas Tambah Tanam Padi di Jateng

14 October 2024 | 11:00:00 | dibaca : 674
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen akan mengakselerasi luas tambah tanam (LTT) padi di daerahnya. 

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, pada September 2024 lalu, LTT padi di Jateng mencapai 65.140 hektare. Sementara pada Oktober ini, penambahannya didorong hingga sebesar 105.000-110.000 hektare.

“Jadi kita upayakan untuk terus mendekati target, yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian,” ucapnya usai memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Wilayah se-Jateng untuk Pengamanan Produksi dan Percepatan Pertanaman Padi di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng pada Senin, 14 Oktober 2024.

Pj Gubernur menyampaikan, akselerasi LTT memang harus dilakukan mengingat Jateng diarahkan menjadi penumpu pangan nasional bersama Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Oleh karena itu, ia meminta para kepala dinas di tingkat kabupaten/kota agar lebih optimal dalam merealisasikan LTT di daerahnya.

“Selama ini, Jawa Tengah dianggap sudah mampu untuk terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas padi, tetapi masih ada yang akan kita tingkatkan, khususnya dengan perluasan tanam padi,” ucapnya. 

Selain penambahan lahan, upaya peningkatan produksi pertanian Jateng juga terbantu dengan adanya bantuan pompanisasi dari pemerintah pusat. Hingga kini, sebanyak 5.134 unit pompa sudah didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota, sedangkan penggunaan bantuan pompa saat ini mencapai 93%.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Supriyanto menambahkan 
kebutuhan beras di Jateng berkisar antara 320.000-346.000 ton beras per bulan (sumber dari Dinas Ketahanan Pangan). Artinya dalam sebulan, minimal panen dilakukan di lahan minimal 100.000 hektare, dengan rata-rata produksi padi mencapai 5,5-5,6 ton per hektare.

“Artinya didapatkan (produksi) antara 557.000 sampai 603.000 ton gabah kering giling setara beras, untuk pangan penduduk sebesar 320.000-346.000 ton dengan angka konversi ke beras 57,51% (angka konversi dari GKG setelah dikurangi susut hasil, beras untuk pakan ternak dan beras untuk bahan industri, sumber BPS Jateng diolah). Itu aman 1 bulan,” ungkapnya. 

Ia menambahkan, berdasarkan ramalan BMKG, pada pertengahan Oktober 2024 juga akan turun hujan. Maka, cuaca tersebut harus dioptimalkan dengan baik agar target LTT dapat terwujud.


Bagikan :

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen akan mengakselerasi luas tambah tanam (LTT) padi di daerahnya. 

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, pada September 2024 lalu, LTT padi di Jateng mencapai 65.140 hektare. Sementara pada Oktober ini, penambahannya didorong hingga sebesar 105.000-110.000 hektare.

“Jadi kita upayakan untuk terus mendekati target, yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian,” ucapnya usai memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Wilayah se-Jateng untuk Pengamanan Produksi dan Percepatan Pertanaman Padi di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng pada Senin, 14 Oktober 2024.

Pj Gubernur menyampaikan, akselerasi LTT memang harus dilakukan mengingat Jateng diarahkan menjadi penumpu pangan nasional bersama Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Oleh karena itu, ia meminta para kepala dinas di tingkat kabupaten/kota agar lebih optimal dalam merealisasikan LTT di daerahnya.

“Selama ini, Jawa Tengah dianggap sudah mampu untuk terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas padi, tetapi masih ada yang akan kita tingkatkan, khususnya dengan perluasan tanam padi,” ucapnya. 

Selain penambahan lahan, upaya peningkatan produksi pertanian Jateng juga terbantu dengan adanya bantuan pompanisasi dari pemerintah pusat. Hingga kini, sebanyak 5.134 unit pompa sudah didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota, sedangkan penggunaan bantuan pompa saat ini mencapai 93%.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Supriyanto menambahkan 
kebutuhan beras di Jateng berkisar antara 320.000-346.000 ton beras per bulan (sumber dari Dinas Ketahanan Pangan). Artinya dalam sebulan, minimal panen dilakukan di lahan minimal 100.000 hektare, dengan rata-rata produksi padi mencapai 5,5-5,6 ton per hektare.

“Artinya didapatkan (produksi) antara 557.000 sampai 603.000 ton gabah kering giling setara beras, untuk pangan penduduk sebesar 320.000-346.000 ton dengan angka konversi ke beras 57,51% (angka konversi dari GKG setelah dikurangi susut hasil, beras untuk pakan ternak dan beras untuk bahan industri, sumber BPS Jateng diolah). Itu aman 1 bulan,” ungkapnya. 

Ia menambahkan, berdasarkan ramalan BMKG, pada pertengahan Oktober 2024 juga akan turun hujan. Maka, cuaca tersebut harus dioptimalkan dengan baik agar target LTT dapat terwujud.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu