Follow Us :              

Jalur Tol Solo-Kulonprogo Segera Dibangun, Begini Pesan Ganjar

  15 January 2019  |   14:30:00  |   dibaca : 205 
Kategori :
Bagikan :


Jalur Tol Solo-Kulonprogo Segera Dibangun, Begini Pesan Ganjar

15 January 2019 | 14:30:00 | dibaca : 205
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah berencana kembali membangun jalur tol yang akan menghubungkan Solo-Yogya-New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo. Pembangunan jalur tol sepanjang 92 km tersebut rencananya akan dimulai pertengahan tahun 2019 ini.

Direktur PT Adhi Karya Persero, Partha Sarathi saat menggelar audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo bersama konsorsium pembangunan proyek menerangkan, jalur tol tersebut akan melintasi dua provinsi, yakni Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Panjang tol 92 km, di mana 42 km jalur masuk di wilayah Jawa Tengah dan sisanya masuk Provinsi DIY," kata Partha, Selasa (15/1/2019).

Tol tersebut, lanjut Partha, akan dimulai dari tol Kartosuro melewati Klaten, Yogyakarta dan berakhir di NYIA Kulonprogo. Rencananya, pertengahan tahun ini proyek tersebut akan dimulai dengan ground breaking. "Rencana pembangunan selama dua tahun dengan anggaran Rp20 triliun yang belum termasuk pembebasan lahan," terangnya.

Partha menyebutkan, jalur yang akan dilintasi jalur tol tersebut banyak melintasi area terbuka dan tidak padat penduduk. Selain itu, sesuai pesan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, bahwa pembangunan tol tidak akan merusak bangunan cagar budaya yang ada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

"Kami sudah konsultasi ke Yogyakarta, kami pastikan pembangunan tol ini jauh dari situs-situs bangunan bersejarah. Karena kami setuju untuk bahwa situs-situs itu peninggalan zaman dahulu yang harus dilestarikan. Prinsip kami, pembangunan memang tidak boleh merusak lingkungan," tegasnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo dalam kesempatan itu memberikan sejumlah masukan kepada kontraktor dan Konsorsium yang akan melaksanakan proyek tersebut. "Saya memberikan catatan-catatan. Misalnya tidak boleh merusak situs bersejarah sesuai arahan Sri Sultan Hamengkubuwono, serta tolong pembangunan memperhatikan aspek sosial masyarakat," paparnya.

Pengalaman pembangunan tol yang lalu, kata dia, ada sejumlah protes dari masyarakat karena akses jalan atau saluran air yang diputus. Ganjar senang mendengar keterangan dari pihak Konsorsium, hal semacam itu sudah diantisipasi. "Termasuk persoalan sosial, sebab di Brebes itu ada satu rumah yang terpisah dari kampung akibat terbelah jalan tol. Kejadian-kejadian semacam itu semoga tidak terjadi lagi nantinya," terangnya.

Selain itu, Ganjar juga berpesan agar pembangunan tol benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Masyarakat harus dilibatkan dengan memberikan kesempatan mereka untuk memiliki, bisa dengan memiliki dalam arti kepemilikan saham atau minimal mereka bisa berpartisipasi.

"Umpama rest area diserahkan pengelolaannya kepada pemda, sehingga bisa dipakai untuk menampung UMKM masyarakat dan menjual produk mereka. Atau ada kemungkinan cara kepemilikan lain, misalnya kalau di Migas itu ada kepemilikan saham 10 persen kepada masyarakat. Silakan nanti terserah seperti apa mekanismenya, namun saya berpesan bahwa masyarakat harus dapat menikmati dan merasa memiliki jalan tol ini," tegasnya.

Ganjar menambahkan, pihaknya juga akan segera melakukan sosialisasi terkait rencana pembangunan jalan tol Solo-Yogya-Kulonprogo ini. Sosialisasi itu penting agar masyarakat dapat tahu lebih awal rencana pembangunan tersebut.

"Nanti tol Solo-Yogya-Kulonprogo ini juga akan nyambung sampai Cilacap. Ini upaya kami untuk mengembangkan daerah Selatan Jawa Tengah. Jadi siapa bilang daerah Selatan tidak diperhatikan," paparnya.

Terkait pembangunan tol Solo-Yogya-Kulonprogo yang akan dilaksanakan ground breaking pada pertengahan tahun ini, dia berharap semua berjalan lancar dan mendapat dukungan dari masyarakat. "Kami berharap dukungan penuh dari masyarakat untuk menyukseskan program nasional ini," pungkasnya.
 

Baca juga : Jalur Tol Jateng-DIY, Ganjar Ingin Ada Exit Tol Menuju Pariwisata


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah berencana kembali membangun jalur tol yang akan menghubungkan Solo-Yogya-New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo. Pembangunan jalur tol sepanjang 92 km tersebut rencananya akan dimulai pertengahan tahun 2019 ini.

Direktur PT Adhi Karya Persero, Partha Sarathi saat menggelar audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo bersama konsorsium pembangunan proyek menerangkan, jalur tol tersebut akan melintasi dua provinsi, yakni Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Panjang tol 92 km, di mana 42 km jalur masuk di wilayah Jawa Tengah dan sisanya masuk Provinsi DIY," kata Partha, Selasa (15/1/2019).

Tol tersebut, lanjut Partha, akan dimulai dari tol Kartosuro melewati Klaten, Yogyakarta dan berakhir di NYIA Kulonprogo. Rencananya, pertengahan tahun ini proyek tersebut akan dimulai dengan ground breaking. "Rencana pembangunan selama dua tahun dengan anggaran Rp20 triliun yang belum termasuk pembebasan lahan," terangnya.

Partha menyebutkan, jalur yang akan dilintasi jalur tol tersebut banyak melintasi area terbuka dan tidak padat penduduk. Selain itu, sesuai pesan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, bahwa pembangunan tol tidak akan merusak bangunan cagar budaya yang ada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

"Kami sudah konsultasi ke Yogyakarta, kami pastikan pembangunan tol ini jauh dari situs-situs bangunan bersejarah. Karena kami setuju untuk bahwa situs-situs itu peninggalan zaman dahulu yang harus dilestarikan. Prinsip kami, pembangunan memang tidak boleh merusak lingkungan," tegasnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo dalam kesempatan itu memberikan sejumlah masukan kepada kontraktor dan Konsorsium yang akan melaksanakan proyek tersebut. "Saya memberikan catatan-catatan. Misalnya tidak boleh merusak situs bersejarah sesuai arahan Sri Sultan Hamengkubuwono, serta tolong pembangunan memperhatikan aspek sosial masyarakat," paparnya.

Pengalaman pembangunan tol yang lalu, kata dia, ada sejumlah protes dari masyarakat karena akses jalan atau saluran air yang diputus. Ganjar senang mendengar keterangan dari pihak Konsorsium, hal semacam itu sudah diantisipasi. "Termasuk persoalan sosial, sebab di Brebes itu ada satu rumah yang terpisah dari kampung akibat terbelah jalan tol. Kejadian-kejadian semacam itu semoga tidak terjadi lagi nantinya," terangnya.

Selain itu, Ganjar juga berpesan agar pembangunan tol benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Masyarakat harus dilibatkan dengan memberikan kesempatan mereka untuk memiliki, bisa dengan memiliki dalam arti kepemilikan saham atau minimal mereka bisa berpartisipasi.

"Umpama rest area diserahkan pengelolaannya kepada pemda, sehingga bisa dipakai untuk menampung UMKM masyarakat dan menjual produk mereka. Atau ada kemungkinan cara kepemilikan lain, misalnya kalau di Migas itu ada kepemilikan saham 10 persen kepada masyarakat. Silakan nanti terserah seperti apa mekanismenya, namun saya berpesan bahwa masyarakat harus dapat menikmati dan merasa memiliki jalan tol ini," tegasnya.

Ganjar menambahkan, pihaknya juga akan segera melakukan sosialisasi terkait rencana pembangunan jalan tol Solo-Yogya-Kulonprogo ini. Sosialisasi itu penting agar masyarakat dapat tahu lebih awal rencana pembangunan tersebut.

"Nanti tol Solo-Yogya-Kulonprogo ini juga akan nyambung sampai Cilacap. Ini upaya kami untuk mengembangkan daerah Selatan Jawa Tengah. Jadi siapa bilang daerah Selatan tidak diperhatikan," paparnya.

Terkait pembangunan tol Solo-Yogya-Kulonprogo yang akan dilaksanakan ground breaking pada pertengahan tahun ini, dia berharap semua berjalan lancar dan mendapat dukungan dari masyarakat. "Kami berharap dukungan penuh dari masyarakat untuk menyukseskan program nasional ini," pungkasnya.
 

Baca juga : Jalur Tol Jateng-DIY, Ganjar Ingin Ada Exit Tol Menuju Pariwisata


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu