Follow Us :              

Bekas PG Banjaratma Jadi The Best Rest Area di Indonesia

  16 January 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 2764 
Kategori :
Bagikan :


Bekas PG Banjaratma Jadi The Best Rest Area di Indonesia

16 January 2019 | 13:00:00 | dibaca : 2764
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BREBES - Rest area KM 260 B di ruas tol Pejagan-Pemalang diyakini akan menjadi rest area terbaik di Indonesia. Pasalnya, perpaduan eksotisme bangunan serta kelezatan kuliner khas akan jadi daya tarik tersendiri di tempat itu. 

Rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) KM 260 B merupakan hasil kerja konsorsium BUMN di bangunan bekas Pabrik Gula (PG) Banjaratma. Bangunan yang masuk sebagai cagar budaya ini dibangun pada tahun 1908 oleh N.V. Cultuur Maatschappij, sebuah perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam.

"Ini akan jadi the best rest area dan secara arsitektur akan jadi De Tjolomadoe 2. Bahkan tidak sekadar rest area, ini juga akan jadi destinasi wisata yang bisa kita kembangkan untuk pertunjukan," kata Ganjar saat meninjau proses pembangunan TIP KM 260 B, Selasa (16/1/2019). 

Merevitalisasi bangunan cagar budaya memang tidak gampang. Karena harus taat pada nilai-nilai sejarah undang-undang yang mengaturnya. Salah satunya tidak boleh mengubah nilai artistik dan esensi awal bangunan. Terlebih pada masanya, PG Banjaratma ini sekaligus menjadi tempat pengujian atau proefstations.

Memasuki bangunan tersebut, Ganjar menyimak langsung bekas-bekas ruang dan peralatan seperti menyusuri perjalanan pembuatan gula pada masa lalu. Dari tungku, mesin "roda gila" dan lorong-lorong bekas pencipta uap, mengingat pabrik gula ini dulunya menggunakan teknologi uap air bukan kayu maupun batubara. 

"Bahkan, tidak sekadar rest area, ini juga akan jadi destinasi wisata yang bisa kita kembangkan untuk pertunjukan. Tinggal yang mengelola ini butuh kreasi dan inovasi," katanya. 

Dengan segala keunggulan arsitektur tersebut, Ganjar yakin TIP KM 260 B tersebut mampu menarik minat pengendara untuk singgah. Terlebih UMKM dari Brebes dan sekitarnya juga akan memenuhi stan-stan berukuran 2 x 2,5 m yang tersedia. Untuk UMKM kecil ada sekitar 64 stan, sedangkan untuk yang besar ada sekitar 52 stan. UMKM akan berdiri di lahan 5 hektare. Sedangkan total rest area ada 11 hektare.

"Akan ada 70 persen UMKM di sini, sisanya produk lain. Kita berharap produk-produk Brebes dan sekitarnya bisa masuk. Kalau dulu ada yang bilang 'Pak, karena tol tidak ada lagi yang beli telur asin,' nah sekarang saatnya. Insyaallah sebelum Lebaran tahun ini selesai," bebernya. 

Ganjar berharap, akan ada workshop yang orang-orang bisa mencoba dan berbagi pengalaman. Seperti membatik atau membuat masakan berbahan dasar telur asin. "Atau barangkali akan ada lomba masak berbahan telur asin di sini dan kita undang master chef ke sini agar jadi tempat yang menarik," katanya. 

TIP tersebut, nantinya akan menjadi rest area tipe A, yang berarti akan memiliki sejumlah fasilitas seperti SPBU, masjid, bengkel, klinik, parkir kendaraan kecil dan besar.

Janu Widayatno, Site Engineer Manager, mengatakan bahwa proyek ini merupakan percontohan konsorsium BUMN untuk pengembangan UMKM di daerah sekitar jalur tol.

"Ini akan dikelola PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Sinergi proyek ini antara Jasa Marga, Waskita Tol Road, Pembangunan Perumahan Properti, RNI dan PPI serta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebagai pemilik lahan. Ada empat rest area konsorsium BUMN di Jateng, KM 260 B, KM 360, Salatiga dan Sragen - Ngawi," katanya.
 

Baca juga : Eks PG Banjaratma Siap Jadi Rest Area Unggulan di Tol Pejagan-Pemalang


Bagikan :

BREBES - Rest area KM 260 B di ruas tol Pejagan-Pemalang diyakini akan menjadi rest area terbaik di Indonesia. Pasalnya, perpaduan eksotisme bangunan serta kelezatan kuliner khas akan jadi daya tarik tersendiri di tempat itu. 

Rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) KM 260 B merupakan hasil kerja konsorsium BUMN di bangunan bekas Pabrik Gula (PG) Banjaratma. Bangunan yang masuk sebagai cagar budaya ini dibangun pada tahun 1908 oleh N.V. Cultuur Maatschappij, sebuah perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam.

"Ini akan jadi the best rest area dan secara arsitektur akan jadi De Tjolomadoe 2. Bahkan tidak sekadar rest area, ini juga akan jadi destinasi wisata yang bisa kita kembangkan untuk pertunjukan," kata Ganjar saat meninjau proses pembangunan TIP KM 260 B, Selasa (16/1/2019). 

Merevitalisasi bangunan cagar budaya memang tidak gampang. Karena harus taat pada nilai-nilai sejarah undang-undang yang mengaturnya. Salah satunya tidak boleh mengubah nilai artistik dan esensi awal bangunan. Terlebih pada masanya, PG Banjaratma ini sekaligus menjadi tempat pengujian atau proefstations.

Memasuki bangunan tersebut, Ganjar menyimak langsung bekas-bekas ruang dan peralatan seperti menyusuri perjalanan pembuatan gula pada masa lalu. Dari tungku, mesin "roda gila" dan lorong-lorong bekas pencipta uap, mengingat pabrik gula ini dulunya menggunakan teknologi uap air bukan kayu maupun batubara. 

"Bahkan, tidak sekadar rest area, ini juga akan jadi destinasi wisata yang bisa kita kembangkan untuk pertunjukan. Tinggal yang mengelola ini butuh kreasi dan inovasi," katanya. 

Dengan segala keunggulan arsitektur tersebut, Ganjar yakin TIP KM 260 B tersebut mampu menarik minat pengendara untuk singgah. Terlebih UMKM dari Brebes dan sekitarnya juga akan memenuhi stan-stan berukuran 2 x 2,5 m yang tersedia. Untuk UMKM kecil ada sekitar 64 stan, sedangkan untuk yang besar ada sekitar 52 stan. UMKM akan berdiri di lahan 5 hektare. Sedangkan total rest area ada 11 hektare.

"Akan ada 70 persen UMKM di sini, sisanya produk lain. Kita berharap produk-produk Brebes dan sekitarnya bisa masuk. Kalau dulu ada yang bilang 'Pak, karena tol tidak ada lagi yang beli telur asin,' nah sekarang saatnya. Insyaallah sebelum Lebaran tahun ini selesai," bebernya. 

Ganjar berharap, akan ada workshop yang orang-orang bisa mencoba dan berbagi pengalaman. Seperti membatik atau membuat masakan berbahan dasar telur asin. "Atau barangkali akan ada lomba masak berbahan telur asin di sini dan kita undang master chef ke sini agar jadi tempat yang menarik," katanya. 

TIP tersebut, nantinya akan menjadi rest area tipe A, yang berarti akan memiliki sejumlah fasilitas seperti SPBU, masjid, bengkel, klinik, parkir kendaraan kecil dan besar.

Janu Widayatno, Site Engineer Manager, mengatakan bahwa proyek ini merupakan percontohan konsorsium BUMN untuk pengembangan UMKM di daerah sekitar jalur tol.

"Ini akan dikelola PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Sinergi proyek ini antara Jasa Marga, Waskita Tol Road, Pembangunan Perumahan Properti, RNI dan PPI serta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebagai pemilik lahan. Ada empat rest area konsorsium BUMN di Jateng, KM 260 B, KM 360, Salatiga dan Sragen - Ngawi," katanya.
 

Baca juga : Eks PG Banjaratma Siap Jadi Rest Area Unggulan di Tol Pejagan-Pemalang


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu