Follow Us :              

Lagu ‘Alone’ Berbahasa Jawa Hentak Pengunjung Apel Kebangsaan

  17 March 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 1769 
Kategori :
Bagikan :


Lagu ‘Alone’ Berbahasa Jawa Hentak Pengunjung Apel Kebangsaan

17 March 2019 | 09:00:00 | dibaca : 1769
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG – “I'm so alone
Nothing feels like home
I'm so alone
Trying to find my way back home to you
I'm so alone
Nothing feels like home
I'm so alone
Trying to find my way back home to you.”

Inilah lirik asli lagu berjudul “Alone” yang dipopulerkan oleh Produser Musik dan Disc Jokey (DJ) Marshmello serta diiringi musik ber-genre Electronic Dance Music (EDM). Tetapi, oleh grup musik GamelAwan dan Gafarock, lagu itu diubah liriknya berbahasa Jawa dengan judul “Tresno” dengan iringan gamelan di panggung Apel Kebangsaan "Kita Merah Putih" yang berada di Jalan Ahmad Yani, Minggu (17/3/2019). Begini liriknya:

"Sak naliko aku tresno sliramu
Sak bendino kelingan
sampek gak iso turu
Sak naliko aku tresno sliramu
Sak bendino kelingan
sampek gak iso turu
Plis rungokno
nada-nada ing jero atiku..."

Sentuhan orkestra gamelan yang dibawakan GamelAwan dan Gafarock juga memberikan rasa berbeda dalam lagu "Tanah Airku" ciptaan Ibu Sud. Irama gamelan semakin terdengar indah karena dipadukan pula dengan seruling dan biola.

Penonton yang memadati Jalan Ahmad Yani Semarang pun seperti terbius dan terhanyut ikut menyanyikan lagu itu. Sejak awal kehadirannya pada 2016, grup musik GamelAwan dan Gafarock memang konsisten berkolaborasi mengusung musik Jawa, lantaran prihatin dengan generasi muda yang mulai lupa dengan budaya bangsa sendiri.

Ditemui sebelum manggung pada acara Apel Kebangsaan, Minggu (17/3/2019), pencetus GamelAwan, Kholis Kurniawan atau yang akrab disapa Awan menuturkan, mengawinkan gamelan dengan musik modern menjadi cara mereka untuk memengaruhi anak muda mencintai budayanya sendiri, khususnya budaya Jawa.

GamelAwan digawangi lima personel. Selain Awan, ada Alang, Aul, Juna, dan Dian. "Kalau dengan crew, kami punya sebelas orang," tutur Awan saat ditemui di belakang panggung.

Selama ini, Awan selalu memakai blangkon merah dan batik. Itu menjadi ciri khasnya. "Kalau perform selalu saya pakai. Selain lebih percaya diri juga untuk menunjukkan identitas sebagai orang Jawa. Kalau ke mal ya nggak usah dipakai," kelakarnya.

Youtube menjadi media untuk memamerkan karya-karyanya. Strategi yang dipilih, terhitung sesuai harapan. Berkarya belum genap dua tahun, jumlah subscriber GamelAwan sudah 162 ribu. Sementara Gafarock mencapai 132 ribu. Viewernya pun, mencapai jutaan. Undangan manggung mengalir tak terhitung. Tak hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri.

"Genre musik yang dipilih mengkreasikan gamelan sebagai instrumen utamanya dengan musik pop dan musik rock. Kita coba melestarikan budaya sesuai dengan zaman," tutur Awan. "Kalau bukan kita, siapa lagi," timpal punggawa Gafarock, Faiz Alhabib yang juga saudara kandung Awan.

Kurang lebih sebanyak 10 lagu dibawakan GamalAwan dan Gafarock pada kegiatan Apel Kebangsaan itu. Antara lain "Despacito" yang tengah hits berubah menjadi "Wes Gak Ngitung," "Always" dari Bon Jovi menjadi "Yo Wes," "Tanah Airku" dan "Menunggumu" dari Anji menjadi "Ngenteni Kowe."

Di sela-sela penampilan, mereka juga mengajak pengunjung yang didominasi generasi milenial itu untuk tidak membuang sampah sembarangan, hidup rukun, damai dan menghargai orang lain tanpa melihat agama, suku maupun warna kulitnya.

"Saya pesan, bagi yang jomblo, cari pacar di sini. Tapi jangan kasar, mencarilah pacar dengan kedamaian," ujar Awan disambut tepuk tangan dan tawa penonton.

Dari ratusan penonton yang menyaksikan penampilan GamelAwan dan Gafarock, ada satu anak berusia empat tahun yang tampak menikmati pertunjukkan mereka. Dia adalah Danavendra. Putra dari Danu itu sejak berusia 1,5 tahun memang menyukai kesenian wayang kulit. Sehingga, ketika mendengar suara gamelan, siswa PAUD itu pun menikmatinya. "Bagus. Suka. Ada gamelan berarti ada wayangnya," tuturnya seraya menganggukkan kepala dan tersenyum.

Mendengar komentar putranya, Danu pun tersenyum. Dia kemudian menjelaskan, tidak semua pertunjukkan gamelan ada wayangnya.

Selain penampilan GamelAwan dan Gafarock, panggung di Jalan Ahmad Yani juga diisi oleh grup Congrock. Di penghujung acara, Virzha tampil dengan beberapa agu hitsnya. Seperti "Aku Lelakimu," "Tentang Rindu" dan "Janji."

 

Baca juga : Penampilan Disboy Buat Terenyuh Penonton


Bagikan :

SEMARANG – “I'm so alone
Nothing feels like home
I'm so alone
Trying to find my way back home to you
I'm so alone
Nothing feels like home
I'm so alone
Trying to find my way back home to you.”

Inilah lirik asli lagu berjudul “Alone” yang dipopulerkan oleh Produser Musik dan Disc Jokey (DJ) Marshmello serta diiringi musik ber-genre Electronic Dance Music (EDM). Tetapi, oleh grup musik GamelAwan dan Gafarock, lagu itu diubah liriknya berbahasa Jawa dengan judul “Tresno” dengan iringan gamelan di panggung Apel Kebangsaan "Kita Merah Putih" yang berada di Jalan Ahmad Yani, Minggu (17/3/2019). Begini liriknya:

"Sak naliko aku tresno sliramu
Sak bendino kelingan
sampek gak iso turu
Sak naliko aku tresno sliramu
Sak bendino kelingan
sampek gak iso turu
Plis rungokno
nada-nada ing jero atiku..."

Sentuhan orkestra gamelan yang dibawakan GamelAwan dan Gafarock juga memberikan rasa berbeda dalam lagu "Tanah Airku" ciptaan Ibu Sud. Irama gamelan semakin terdengar indah karena dipadukan pula dengan seruling dan biola.

Penonton yang memadati Jalan Ahmad Yani Semarang pun seperti terbius dan terhanyut ikut menyanyikan lagu itu. Sejak awal kehadirannya pada 2016, grup musik GamelAwan dan Gafarock memang konsisten berkolaborasi mengusung musik Jawa, lantaran prihatin dengan generasi muda yang mulai lupa dengan budaya bangsa sendiri.

Ditemui sebelum manggung pada acara Apel Kebangsaan, Minggu (17/3/2019), pencetus GamelAwan, Kholis Kurniawan atau yang akrab disapa Awan menuturkan, mengawinkan gamelan dengan musik modern menjadi cara mereka untuk memengaruhi anak muda mencintai budayanya sendiri, khususnya budaya Jawa.

GamelAwan digawangi lima personel. Selain Awan, ada Alang, Aul, Juna, dan Dian. "Kalau dengan crew, kami punya sebelas orang," tutur Awan saat ditemui di belakang panggung.

Selama ini, Awan selalu memakai blangkon merah dan batik. Itu menjadi ciri khasnya. "Kalau perform selalu saya pakai. Selain lebih percaya diri juga untuk menunjukkan identitas sebagai orang Jawa. Kalau ke mal ya nggak usah dipakai," kelakarnya.

Youtube menjadi media untuk memamerkan karya-karyanya. Strategi yang dipilih, terhitung sesuai harapan. Berkarya belum genap dua tahun, jumlah subscriber GamelAwan sudah 162 ribu. Sementara Gafarock mencapai 132 ribu. Viewernya pun, mencapai jutaan. Undangan manggung mengalir tak terhitung. Tak hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri.

"Genre musik yang dipilih mengkreasikan gamelan sebagai instrumen utamanya dengan musik pop dan musik rock. Kita coba melestarikan budaya sesuai dengan zaman," tutur Awan. "Kalau bukan kita, siapa lagi," timpal punggawa Gafarock, Faiz Alhabib yang juga saudara kandung Awan.

Kurang lebih sebanyak 10 lagu dibawakan GamalAwan dan Gafarock pada kegiatan Apel Kebangsaan itu. Antara lain "Despacito" yang tengah hits berubah menjadi "Wes Gak Ngitung," "Always" dari Bon Jovi menjadi "Yo Wes," "Tanah Airku" dan "Menunggumu" dari Anji menjadi "Ngenteni Kowe."

Di sela-sela penampilan, mereka juga mengajak pengunjung yang didominasi generasi milenial itu untuk tidak membuang sampah sembarangan, hidup rukun, damai dan menghargai orang lain tanpa melihat agama, suku maupun warna kulitnya.

"Saya pesan, bagi yang jomblo, cari pacar di sini. Tapi jangan kasar, mencarilah pacar dengan kedamaian," ujar Awan disambut tepuk tangan dan tawa penonton.

Dari ratusan penonton yang menyaksikan penampilan GamelAwan dan Gafarock, ada satu anak berusia empat tahun yang tampak menikmati pertunjukkan mereka. Dia adalah Danavendra. Putra dari Danu itu sejak berusia 1,5 tahun memang menyukai kesenian wayang kulit. Sehingga, ketika mendengar suara gamelan, siswa PAUD itu pun menikmatinya. "Bagus. Suka. Ada gamelan berarti ada wayangnya," tuturnya seraya menganggukkan kepala dan tersenyum.

Mendengar komentar putranya, Danu pun tersenyum. Dia kemudian menjelaskan, tidak semua pertunjukkan gamelan ada wayangnya.

Selain penampilan GamelAwan dan Gafarock, panggung di Jalan Ahmad Yani juga diisi oleh grup Congrock. Di penghujung acara, Virzha tampil dengan beberapa agu hitsnya. Seperti "Aku Lelakimu," "Tentang Rindu" dan "Janji."

 

Baca juga : Penampilan Disboy Buat Terenyuh Penonton


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu