Follow Us :              

Cita Rasa Kelapa Kopyor Khas Pati Kelas Dunia

  27 March 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 7989 
Kategori :
Bagikan :


Cita Rasa Kelapa Kopyor Khas Pati Kelas Dunia

27 March 2019 | 08:00:00 | dibaca : 7989
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

PATI - Terik matahari mulai menyengat saat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono meninjau deretan stan UMKM pada Musrenbangwil se-Eks Keresidenan Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (27/3/2019). Berhenti di stan Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Sri Puryono menikmati segelas es kelapa kopyor khas Pati yang disajikan untuk melepas dahaga.

Ya, kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani itu memang tersohor sebagai sentra buah dengan nama ilmiah Cocos Nucifera L itu di seantero Tanah Air. Bukan isapan jempol belaka jika cita rasa kelapa kopyor Kabupaten Pati digadang-gadang paling lezat, bahkan mengungguli cita rasa kelapa kopyor asal mancanegara.

"Kelapa kopyor Kabupaten Pati dari sisi cita rasa itu sudah kelas satu dunia, mengalahkan komoditas dari Filipina. Ini berdasarkan hasil penelitian dari Badan Penelitian Tanaman Palma (Balitpalma) Manado bekerja sama dengan Prof. Sudarsono IPB," ujar Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pati Gunawan saat mendampingi Sekda Jateng Sri Puryono di stannya.

Gunawan menjelaskan, terdapat tiga kecamatan yang menjadi sentra kelapa kopyor di Pati. Yakni di Kecamatan Dukuhseti, Tayu dan Margoyoso. Sedangkan daerah penyangganya ada di Kecamatan Gunungwungkal, Tlogowungu dan Gembong. 

Perkebunan kelapa kopyor juga dikembangkan di Jepara, Blora, Kudus, Rembang, Indonesia bagian tengah dan timur. Gunawan menerangkan, pengembangan tersebut belum optimal karena dalam satu pohon kelapa kopyor belum tentu seluruhnya menghasilkan jenis kopyor.

"Bibit yang ditanam satu janjang itu 20 persen kopyor, tidak bisa seratus persen. Maka tahun ini kita anggarkan laboratorium, bagaimana kopyor itu bisa seratus persen. Harapannya Kabupaten Pati bisa menjadi sentra kelapa kopyor yang cita rasanya mendunia," terangnya.

Gunawan menambahkan, tantangan lain yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan kelapa kopyor adalah jumlah panen yang tidak menentu. Ada kalanya panen berlimpah, namun terkadang juga berkurang, seperti beberapa waktu terakhir ini.

"Dulu sekitar 1.900.000-an butir per tahun, mungkin sekarang tinggal 1.300.000-an butir per tahun. Produksinya cenderung turun karena serangan hama wawung (kumbang tanduk)," bebernya.

Gunawan mengungkapkan, hama wawung berkembang biak di kotoran ternak, seperti sapi. Upaya untuk memberantas hama wawung dengan perangkap yang sudah diterapkan, perlu dilakukan secara massal agar tidak lagi mengancam perkebunan kelapa kopyor. Karena jumlah panen berkurang, harga kelapa kopyor sempat melonjak. Jika semula harga kelapa kopyor per buah sekitar Rp35 ribu, beberapa waktu terakhir harganya berkisar Rp45-50 ribu per buahnya.

Sementara itu, Sri Puryono berpendapat, kelapa kopyor Kabupaten Pati merupakan komoditas unggulan yang diminati pasar nasional. "Ini kelapa kopyor khas Pati. Konsumsinya sudah nasional, bahkan orang luar negeri juga suka mengonsumsi kelapa kopyor. Dinas perkebunan kita akan kembangkan kelapa kopyor di Kabupaten Batang, sudah ada investornya," ujarnya.

 

Baca juga : Tinggal Eks Keresidenan Pati, Ini Tujuan Diadakan Musrenbangwil


Bagikan :

PATI - Terik matahari mulai menyengat saat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono meninjau deretan stan UMKM pada Musrenbangwil se-Eks Keresidenan Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (27/3/2019). Berhenti di stan Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Sri Puryono menikmati segelas es kelapa kopyor khas Pati yang disajikan untuk melepas dahaga.

Ya, kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani itu memang tersohor sebagai sentra buah dengan nama ilmiah Cocos Nucifera L itu di seantero Tanah Air. Bukan isapan jempol belaka jika cita rasa kelapa kopyor Kabupaten Pati digadang-gadang paling lezat, bahkan mengungguli cita rasa kelapa kopyor asal mancanegara.

"Kelapa kopyor Kabupaten Pati dari sisi cita rasa itu sudah kelas satu dunia, mengalahkan komoditas dari Filipina. Ini berdasarkan hasil penelitian dari Badan Penelitian Tanaman Palma (Balitpalma) Manado bekerja sama dengan Prof. Sudarsono IPB," ujar Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pati Gunawan saat mendampingi Sekda Jateng Sri Puryono di stannya.

Gunawan menjelaskan, terdapat tiga kecamatan yang menjadi sentra kelapa kopyor di Pati. Yakni di Kecamatan Dukuhseti, Tayu dan Margoyoso. Sedangkan daerah penyangganya ada di Kecamatan Gunungwungkal, Tlogowungu dan Gembong. 

Perkebunan kelapa kopyor juga dikembangkan di Jepara, Blora, Kudus, Rembang, Indonesia bagian tengah dan timur. Gunawan menerangkan, pengembangan tersebut belum optimal karena dalam satu pohon kelapa kopyor belum tentu seluruhnya menghasilkan jenis kopyor.

"Bibit yang ditanam satu janjang itu 20 persen kopyor, tidak bisa seratus persen. Maka tahun ini kita anggarkan laboratorium, bagaimana kopyor itu bisa seratus persen. Harapannya Kabupaten Pati bisa menjadi sentra kelapa kopyor yang cita rasanya mendunia," terangnya.

Gunawan menambahkan, tantangan lain yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan kelapa kopyor adalah jumlah panen yang tidak menentu. Ada kalanya panen berlimpah, namun terkadang juga berkurang, seperti beberapa waktu terakhir ini.

"Dulu sekitar 1.900.000-an butir per tahun, mungkin sekarang tinggal 1.300.000-an butir per tahun. Produksinya cenderung turun karena serangan hama wawung (kumbang tanduk)," bebernya.

Gunawan mengungkapkan, hama wawung berkembang biak di kotoran ternak, seperti sapi. Upaya untuk memberantas hama wawung dengan perangkap yang sudah diterapkan, perlu dilakukan secara massal agar tidak lagi mengancam perkebunan kelapa kopyor. Karena jumlah panen berkurang, harga kelapa kopyor sempat melonjak. Jika semula harga kelapa kopyor per buah sekitar Rp35 ribu, beberapa waktu terakhir harganya berkisar Rp45-50 ribu per buahnya.

Sementara itu, Sri Puryono berpendapat, kelapa kopyor Kabupaten Pati merupakan komoditas unggulan yang diminati pasar nasional. "Ini kelapa kopyor khas Pati. Konsumsinya sudah nasional, bahkan orang luar negeri juga suka mengonsumsi kelapa kopyor. Dinas perkebunan kita akan kembangkan kelapa kopyor di Kabupaten Batang, sudah ada investornya," ujarnya.

 

Baca juga : Tinggal Eks Keresidenan Pati, Ini Tujuan Diadakan Musrenbangwil


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu