Foto : Handy (Humas Jateng)
Foto : Handy (Humas Jateng)
SEMARANG - Alm KH Achmad Buchori Masroeri adalah sosok ulama istimewa. Pencipta lagu "Perdamaian" yang dipopulerkan oleh grup kasidah Nasida Ria itu berhasil mengajak para pemuda di sekitarnya untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang meresahkan masyarakat menuju kebaikan.
Alih-alih melalui paksaan, Alm KH Achmad Buchori justru menerapkan pendekatan dakwah yang unik, yaitu dengan sesrawungan atau bergaul dengan para pemuda agar sedikit demi sedikit dapat mengajak mereka menuju kebaikan.
"Sering, kalau malam pemuda-pemuda ngobrol sampai pagi. Suguhannya yang bisa memabukkan. Ketokohan Alm KH Achmad Buchori sangat arif menyikapi hal tersebut. Metodenya tidak mengusir, tapi justru memberikan fasilitas. Gardu diberi TV, diakrabi, diajak jangongan. Lama-lama orang yang senang jagong itu akhirnya sungkan," ujar Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Mendhak KH Achmad Buchori Masroeri dan Kirim Doa untuk KH MA Haidar Bukhori Bersama KH Mustofa Bisri di Perumahan Bumi Wanamukti Sambiroto, Kamis (2/5/2019) malam.
Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur, berharap, karya-karya almarhum berupa lagu-lagu berlirik menyejukkan dapat terus diperdengarkan dalam forum-forum keagamaan. Sehingga lirik tentang perdamaian dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Lagu bertema perdamaian Nasida Ria kalau ada pertemuan-pertemuan bisa dilantunkan lagi. Sehingga bisa menumbuhkan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara, sekaligus menyadarkan relasi manusia harus dengan siapa saja. Kita harus bergaul dengan siapa saja. Tetanggaan, pertemanan, kekeluargaan," ujar putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu.
Senada dengan Gus Yasin, KH Mustofa Bisri yang juga hadir pada acara tersebut memuji kecintaan KH Achmad Buchori Masroeri pada dunia pendidikan. Menurut Gus Mus, almarhum selalu bersemangat dalam menimba ilmu agama. Ilmu yang diperolehnya itu kemudian disampaikan kepada para santrinya.
"Pak Buchori kecintaannya akan ilmu itu masya Allah luar biasa. Saya kelas 1 MTs berhenti, beliau sudah mengajar itu masih mondok lagi di Sarang. Masih kuliah sampai dapat gelar doctorandus. Kalau memperoleh ilmu, beliau ingin mengajar terus," pujinya.
Gus Mus menambahkan, kepiawaian KH Achmad Buchori Masroeri bergaul dengan segenap kalangan juga menunjukkan budaya di pondok pesantren. Di Ponpes, santri diajarkan untuk tata krama bergaul, baik dengan teman sebaya, guru atau orang tua. "Di pondok pesantren itu segala macam kehidupan ada. Bagaimana pergaulan dengan saudara, kawan, guru diajarkan di sana," ujarnya.
Baca juga : Gus Yasin: Jadikan Alquran sebagai Imam
SEMARANG - Alm KH Achmad Buchori Masroeri adalah sosok ulama istimewa. Pencipta lagu "Perdamaian" yang dipopulerkan oleh grup kasidah Nasida Ria itu berhasil mengajak para pemuda di sekitarnya untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang meresahkan masyarakat menuju kebaikan.
Alih-alih melalui paksaan, Alm KH Achmad Buchori justru menerapkan pendekatan dakwah yang unik, yaitu dengan sesrawungan atau bergaul dengan para pemuda agar sedikit demi sedikit dapat mengajak mereka menuju kebaikan.
"Sering, kalau malam pemuda-pemuda ngobrol sampai pagi. Suguhannya yang bisa memabukkan. Ketokohan Alm KH Achmad Buchori sangat arif menyikapi hal tersebut. Metodenya tidak mengusir, tapi justru memberikan fasilitas. Gardu diberi TV, diakrabi, diajak jangongan. Lama-lama orang yang senang jagong itu akhirnya sungkan," ujar Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Mendhak KH Achmad Buchori Masroeri dan Kirim Doa untuk KH MA Haidar Bukhori Bersama KH Mustofa Bisri di Perumahan Bumi Wanamukti Sambiroto, Kamis (2/5/2019) malam.
Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur, berharap, karya-karya almarhum berupa lagu-lagu berlirik menyejukkan dapat terus diperdengarkan dalam forum-forum keagamaan. Sehingga lirik tentang perdamaian dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Lagu bertema perdamaian Nasida Ria kalau ada pertemuan-pertemuan bisa dilantunkan lagi. Sehingga bisa menumbuhkan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara, sekaligus menyadarkan relasi manusia harus dengan siapa saja. Kita harus bergaul dengan siapa saja. Tetanggaan, pertemanan, kekeluargaan," ujar putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu.
Senada dengan Gus Yasin, KH Mustofa Bisri yang juga hadir pada acara tersebut memuji kecintaan KH Achmad Buchori Masroeri pada dunia pendidikan. Menurut Gus Mus, almarhum selalu bersemangat dalam menimba ilmu agama. Ilmu yang diperolehnya itu kemudian disampaikan kepada para santrinya.
"Pak Buchori kecintaannya akan ilmu itu masya Allah luar biasa. Saya kelas 1 MTs berhenti, beliau sudah mengajar itu masih mondok lagi di Sarang. Masih kuliah sampai dapat gelar doctorandus. Kalau memperoleh ilmu, beliau ingin mengajar terus," pujinya.
Gus Mus menambahkan, kepiawaian KH Achmad Buchori Masroeri bergaul dengan segenap kalangan juga menunjukkan budaya di pondok pesantren. Di Ponpes, santri diajarkan untuk tata krama bergaul, baik dengan teman sebaya, guru atau orang tua. "Di pondok pesantren itu segala macam kehidupan ada. Bagaimana pergaulan dengan saudara, kawan, guru diajarkan di sana," ujarnya.
Baca juga : Gus Yasin: Jadikan Alquran sebagai Imam