Follow Us :              

Ke Pengusaha Singapura, Gus Yasin Jamin Investasi di Jateng Mudah

  03 May 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 602 
Kategori :
Bagikan :


Ke Pengusaha Singapura, Gus Yasin Jamin Investasi di Jateng Mudah

03 May 2019 | 08:00:00 | dibaca : 602
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Meimoen berjanji mempermudah perizinan sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia maupun di Jateng untuk para pengusaha furniture asal Singapura yang akan mengembangkan bisnisnya di Jateng. 

Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, saat menerima kunjungan delapan pengusaha furniture asal Singapura yang didampingi CEO Enterprise Singapore (ESG) Png Cheong Boon di Ruang Rapat Pemprov Jateng, Jumat (3/5/2019) pagi.

Para pengusaha itu menyampaikan tertarik mengembangkan usaha di Jateng setelah mengunjungi Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Politeknik Kendal, Kamis (2/5/2019). Dan dari pengalaman pengusaha lain sebelumnya ketika berinvestasi, keuntungan yang didapat cukup baik karena ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang mencukupi.

Menurut Png Cheong Boon, sebagai badan pemerintah, ESG memiliki tugas yang salah satunya membantu pengusaha mencari peluang bisnis di luar Singapura. KIK yang kini berdiri 51 perusahaan dan salah satunya Singapura, mancatat transaksi keuntungan yang besar serta menyerap 5.700 tenaga kerja.

"Saat mengunjungi Politeknik yang mahasiswanya disiapkan menjadi tenaga profesional, mereka tertarik. Semoga, komitmen kerjasama Singapura Indonesia ini berhasil. Kami ada masukan, di Kendal ada pelabuhan," ujarnya.

Wakil Gubernur Taj Yasin yang juga didampingi Kepala Bappeda Jateng Prasetyo Ariwibowo dan Asisten Ekonomi Pembangunan Peni Rahayu memaparkan, di Jateng ada 10 negara yang berinvestasi di bidang furniture. Investasi tersebut tersebar di Jepara, Klaten, Semarang dan Boyolali. Singapura sendiri menduduki peringkat empat dalam investasi. 

Performa investasi dari Singapura pun cukup berkembang baik. Di luar furniture, bisnis properti dan tekstil menempati rangking terbanyak dan menyebar di Kendal, disusul Tegal, Boyolali dan Solo.

"Apalagi sekarang semua daerah di Jateng sudah terkoneksi dengan tol Trans Jawa, jalur KA maupun ketersediaan tenaga kerja, serta didukung 274 perguruan tinggi dan 1.189 sekolah kejuruan. Selain dua bandara di Jateng, juga sedang dibangun bandara yang dekat dengan Jateng, yakni New Yogyakarta International Airport," katanya.

Menurut Gus Yasin, para pengusaha Singapura memilih Jateng untuk berinvestasi tidaklah salah. Karena, Jateng selalu nomor satu untuk pengembangan bisnis furniture. Perizinan pun akan dibantu sesuai prosedur dan regulasi yang berlaku.

Marx, anggota Dewan Furniture Singapura mengatakan, organisasi yang memiliki 350 anggota itu telah mencatat pendapatan senilai 8 miliar dollar AS. Beberapa anggotanya pun mencari peluang untuk membuka usahanya ke Malaysia, Cina dan Indonesia, karena dekat dengan Singapura. 

Misi kunjungan selama tiga hari di Indonesia itu, menurut dia, bisa membeli, maupun menjual produknya di Indonesia, serta kegiatan ekspor dan impor. Terkait aturan regulasi yang berlaku, pihaknya akan menyesuaikan.

"Kami juga punya institut yang bisa kerjasama. Kondisi ekonomi sekarang ini, Cina sedang perang dagang dengan Amerika. Cina pun mencari produk-produk dari Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Ini menjadi peluang mengembangkan bisnis," tandasnya.

 

Baca juga : Ganjar Tawarkan Investasi di Dua Sektor Ini ke Pengusaha Fujian


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Meimoen berjanji mempermudah perizinan sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia maupun di Jateng untuk para pengusaha furniture asal Singapura yang akan mengembangkan bisnisnya di Jateng. 

Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, saat menerima kunjungan delapan pengusaha furniture asal Singapura yang didampingi CEO Enterprise Singapore (ESG) Png Cheong Boon di Ruang Rapat Pemprov Jateng, Jumat (3/5/2019) pagi.

Para pengusaha itu menyampaikan tertarik mengembangkan usaha di Jateng setelah mengunjungi Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Politeknik Kendal, Kamis (2/5/2019). Dan dari pengalaman pengusaha lain sebelumnya ketika berinvestasi, keuntungan yang didapat cukup baik karena ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang mencukupi.

Menurut Png Cheong Boon, sebagai badan pemerintah, ESG memiliki tugas yang salah satunya membantu pengusaha mencari peluang bisnis di luar Singapura. KIK yang kini berdiri 51 perusahaan dan salah satunya Singapura, mancatat transaksi keuntungan yang besar serta menyerap 5.700 tenaga kerja.

"Saat mengunjungi Politeknik yang mahasiswanya disiapkan menjadi tenaga profesional, mereka tertarik. Semoga, komitmen kerjasama Singapura Indonesia ini berhasil. Kami ada masukan, di Kendal ada pelabuhan," ujarnya.

Wakil Gubernur Taj Yasin yang juga didampingi Kepala Bappeda Jateng Prasetyo Ariwibowo dan Asisten Ekonomi Pembangunan Peni Rahayu memaparkan, di Jateng ada 10 negara yang berinvestasi di bidang furniture. Investasi tersebut tersebar di Jepara, Klaten, Semarang dan Boyolali. Singapura sendiri menduduki peringkat empat dalam investasi. 

Performa investasi dari Singapura pun cukup berkembang baik. Di luar furniture, bisnis properti dan tekstil menempati rangking terbanyak dan menyebar di Kendal, disusul Tegal, Boyolali dan Solo.

"Apalagi sekarang semua daerah di Jateng sudah terkoneksi dengan tol Trans Jawa, jalur KA maupun ketersediaan tenaga kerja, serta didukung 274 perguruan tinggi dan 1.189 sekolah kejuruan. Selain dua bandara di Jateng, juga sedang dibangun bandara yang dekat dengan Jateng, yakni New Yogyakarta International Airport," katanya.

Menurut Gus Yasin, para pengusaha Singapura memilih Jateng untuk berinvestasi tidaklah salah. Karena, Jateng selalu nomor satu untuk pengembangan bisnis furniture. Perizinan pun akan dibantu sesuai prosedur dan regulasi yang berlaku.

Marx, anggota Dewan Furniture Singapura mengatakan, organisasi yang memiliki 350 anggota itu telah mencatat pendapatan senilai 8 miliar dollar AS. Beberapa anggotanya pun mencari peluang untuk membuka usahanya ke Malaysia, Cina dan Indonesia, karena dekat dengan Singapura. 

Misi kunjungan selama tiga hari di Indonesia itu, menurut dia, bisa membeli, maupun menjual produknya di Indonesia, serta kegiatan ekspor dan impor. Terkait aturan regulasi yang berlaku, pihaknya akan menyesuaikan.

"Kami juga punya institut yang bisa kerjasama. Kondisi ekonomi sekarang ini, Cina sedang perang dagang dengan Amerika. Cina pun mencari produk-produk dari Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Ini menjadi peluang mengembangkan bisnis," tandasnya.

 

Baca juga : Ganjar Tawarkan Investasi di Dua Sektor Ini ke Pengusaha Fujian


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu