Follow Us :              

Harkitnas, Ganjar Ziarah ke TMP Giri Tunggal Bareng Pangdam dan Kapolda

  20 May 2019  |   09:30:00  |   dibaca : 345 
Kategori :
Bagikan :


Harkitnas, Ganjar Ziarah ke TMP Giri Tunggal Bareng Pangdam dan Kapolda

20 May 2019 | 09:30:00 | dibaca : 345
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Setelah melaksanakan upacara bendera peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Halaman Kantor Gubernur Jateng, Gubernur Ganjar Pranowo langsung bertolak ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Jalan Sriwijaya Semarang. Menurutnya, ini merupakan momentum yang bagus untuk membangkitkan jiwa, bukan sekadar membangkitkan raga untuk Tanah Air. 

Ganjar ziarah ke makam para pahlawan bersama dengan Pangdam IV Diponegoro Mayjend TNI Mohammad Efendi dan Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel. Ganjar mengatakan para pahlawan telah mengorbankan hampir semua hal yang mereka cintai, sudah sepatutnya hal tersebut jadi pemantik semangat generasi sekarang untuk berbuat lebih baik untuk negara. 

"Mudah-mudahan kita semua bisa menyelami itu, menghayati itu. Karena hari ini kita berdiri di Taman Makam Pahlawan. Mereka sudah luar biasa saat itu. Bukan hanya darah, harta, nyawa, keluarga, hampir semua yang dicintai dikorbankan. Hari ini untuk Indonesia ke depan yang lebih baik, harus kita sengkuyung bareng-bareng," kata Ganjar, Senin (20/5/2019). 

Hari Kebangkitan Nasional diperingati memang untuk mengenang lahirnya semangat persatuan para tokoh-tokoh tanah air dalam upaya lepas dari penjajahan Belanda. Pergerakan dan sikap kritis para anak bangsa semakin mengemuka, terutama lewat organisasi-organisasi yang terus bermunculan pada awal abad 19, sebut saja Boedi Oetomo, Sarekat Dagang Islam, Boemi Poetra, Muhammadiyah hingga tercetuslah gerakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. 

"Momentum kebangkitan ini adalah momentum untuk menyatukan jiwa-jiwa luhur yang kita miliki ini untuk bersatu padu kembali merasakan bahwa inilah merah putih ini Indonesia, dan kami anak-anak bangsa," paparnya. 

Dengan semangat tersebut, menurut Ganjar, sudah semestinya membangkitkan rasa nasionalisme generasi saat ini, terlebih setelah melaksanakan salah satu laku demokrasi, pemilihan umum. Tepat pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-60 sejak kali pertama ditetapkan pada 1959, Ganjar menilai ada yang lebih utama dari sekadar perbedaan pandangan politik, yaitu persatuan. 

"Jadi kalau kita melihat momentum pas dengan pesta demokrasi, mari kita bersatu bergandengan tangan kita bangkit jiwanya, jiwa nasionalisme, jiwa kebangsaan yang bisa kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa kontestasi kemarin itu bukan peperangan kemarin hanya sekadar, benar-benar sekadar cara untuk memilih pemimpin yang secara konstitusional kita sepakati," ujarnya.

Untuk itu, Ganjar berharap, pasca berlangsungnya pesta demokrasi dengan aman, maka tahapan selanjutnya juga semestinya bakal aman dan lancar. Kuncinya dengan menaruh kepercayaan kepada lembaga negara yang tengah melaksanakan tugas sebagai penyelenggara pemilu. 

"Hari ini lembaga negara penyelenggara pemilu tengah melaksanakan tugasnya maka kita perlu bersama-sama menghormati hasilnya apapun. Seandainya ada yang setuju dan tidak setuju, yang setuju selesai, yang tidak setuju ada mekanisme yang diberikan kontitusi untuk menggunakan hak-haknya," imbuhnya.

 

Baca juga : Ganjar: Harkitnas Jadi Momentum Rajut Kembali Persatuan Bangsa


Bagikan :

SEMARANG - Setelah melaksanakan upacara bendera peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Halaman Kantor Gubernur Jateng, Gubernur Ganjar Pranowo langsung bertolak ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Jalan Sriwijaya Semarang. Menurutnya, ini merupakan momentum yang bagus untuk membangkitkan jiwa, bukan sekadar membangkitkan raga untuk Tanah Air. 

Ganjar ziarah ke makam para pahlawan bersama dengan Pangdam IV Diponegoro Mayjend TNI Mohammad Efendi dan Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel. Ganjar mengatakan para pahlawan telah mengorbankan hampir semua hal yang mereka cintai, sudah sepatutnya hal tersebut jadi pemantik semangat generasi sekarang untuk berbuat lebih baik untuk negara. 

"Mudah-mudahan kita semua bisa menyelami itu, menghayati itu. Karena hari ini kita berdiri di Taman Makam Pahlawan. Mereka sudah luar biasa saat itu. Bukan hanya darah, harta, nyawa, keluarga, hampir semua yang dicintai dikorbankan. Hari ini untuk Indonesia ke depan yang lebih baik, harus kita sengkuyung bareng-bareng," kata Ganjar, Senin (20/5/2019). 

Hari Kebangkitan Nasional diperingati memang untuk mengenang lahirnya semangat persatuan para tokoh-tokoh tanah air dalam upaya lepas dari penjajahan Belanda. Pergerakan dan sikap kritis para anak bangsa semakin mengemuka, terutama lewat organisasi-organisasi yang terus bermunculan pada awal abad 19, sebut saja Boedi Oetomo, Sarekat Dagang Islam, Boemi Poetra, Muhammadiyah hingga tercetuslah gerakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. 

"Momentum kebangkitan ini adalah momentum untuk menyatukan jiwa-jiwa luhur yang kita miliki ini untuk bersatu padu kembali merasakan bahwa inilah merah putih ini Indonesia, dan kami anak-anak bangsa," paparnya. 

Dengan semangat tersebut, menurut Ganjar, sudah semestinya membangkitkan rasa nasionalisme generasi saat ini, terlebih setelah melaksanakan salah satu laku demokrasi, pemilihan umum. Tepat pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-60 sejak kali pertama ditetapkan pada 1959, Ganjar menilai ada yang lebih utama dari sekadar perbedaan pandangan politik, yaitu persatuan. 

"Jadi kalau kita melihat momentum pas dengan pesta demokrasi, mari kita bersatu bergandengan tangan kita bangkit jiwanya, jiwa nasionalisme, jiwa kebangsaan yang bisa kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa kontestasi kemarin itu bukan peperangan kemarin hanya sekadar, benar-benar sekadar cara untuk memilih pemimpin yang secara konstitusional kita sepakati," ujarnya.

Untuk itu, Ganjar berharap, pasca berlangsungnya pesta demokrasi dengan aman, maka tahapan selanjutnya juga semestinya bakal aman dan lancar. Kuncinya dengan menaruh kepercayaan kepada lembaga negara yang tengah melaksanakan tugas sebagai penyelenggara pemilu. 

"Hari ini lembaga negara penyelenggara pemilu tengah melaksanakan tugasnya maka kita perlu bersama-sama menghormati hasilnya apapun. Seandainya ada yang setuju dan tidak setuju, yang setuju selesai, yang tidak setuju ada mekanisme yang diberikan kontitusi untuk menggunakan hak-haknya," imbuhnya.

 

Baca juga : Ganjar: Harkitnas Jadi Momentum Rajut Kembali Persatuan Bangsa


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu