Follow Us :              

Aksi 22 Mei Makan Korban, Ganjar: Semoga Elit Politik Segera Berangkulan

  22 May 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 575 
Kategori :
Bagikan :


Aksi 22 Mei Makan Korban, Ganjar: Semoga Elit Politik Segera Berangkulan

22 May 2019 | 13:00:00 | dibaca : 575
Kategori :
Bagikan :

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Aksi damai 22 Mei di Jakarta tepatnya di depan Kantor Bawaslu Republik Indonesia berlangsung ricuh dan menelan korban jiwa pada Rabu (22/5/2019) dini hari. Menurut informasi, setidaknya ada enam orang meninggal dunia dan ratusan orang terluka akibat bentrok dalam aksi itu.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sangat menyayangkan kejadian itu. Dirinya menilai, bahwa sebenarnya hal itu sudah diantisipasi sejak dini, namun masyarakat masih tidak mau mengindahkan. "Kan akhirnya bukan aksi damai lagi. Sangat disayangkan sekali sampai ada korban, ada yang ditangkap, ada kerusakan-kerusakan dan sebagainya," kata Ganjar ditemui di Semarang, Rabu (22/5/2019).

Ganjar menerangkan, sejak dari awal dirinya mendorong kepada masyarakat di Indonesia untuk menerima apapun hasil pemilu dengan lapang dada, sportif dan kesatria. Apabila ada yang tidak puas, maka ada jalur konstitusi yang disediakan, yakni dapat menggugat atau banding ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kalau mekanisme itu diindahkan, maka rakyat akan tenang. Tapi yang terjadi kemudian, karena tidak terima kemudian memprovokasi orang untuk datang, menduduki, ramai-ramai dengan istilah people power-nya itu, orang akan takut. Hingga akhirnya terjadilah bentrok seperti ini," tambahnya.

Dengan aksi turun ke jalan itu, lanjut dia, maka potensi gesekan berpotensi besar terjadi. Menurutnya, masyarakat kalau sudah bertemu, berkumpul dalam jumlah banyak maka akan mudah terprovokasi. "Begitu ada provokasi, maka terjadilah ledakan. Apakah bentrok, bakar-bakaranan, disulut kemarahan dan sebagainya," imbuhnya.

Melihat kondisi yang seperti itu, Ganjar mengajak seluruh elit politik untuk segera mengambil sikap. Para tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat harus bertindak cepat untuk mengademkan suasana. "Sekarang semua membutuhkan ketenangan batin dan ketenangan hati. Maka para tokoh politik, saya minta ayo segera mengademkan situasi dengan menunjukkan kedamaian. Kami rindu dan sangat berharap Pak Jokowi dan Pak Prabowo bisa bersalaman, berfoto bersama dan saling berangkulan untuk mendinginkan situasi ini," harapnya.

Sebenarnya, menurut Ganjar, pidato dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden beberapa waktu lalu sudah bisa mendinginkan suasana. Pak Jokowi saat pidatonya mengatakan bahwa meminta dukungan dari masyarakat karena telah diberikan amanah. "Sementara Pak Prabowo sudah statemen, akan mengambil langkah di MK. Maka sebenarnya itu sudah betul, tidak perlu lagi ada demo, tinggal tunggu saja hasil proses secara konstitusional itu," tegasnya.

Disinggung terkait warga Jateng yang berangkat ke Jakarta, Ganjar mengatakan memang ada puluhan warganya yang berangkat mengikuti aksi itu. "Ada beberapa yang berangkat, tidak sampai 100 orang," pungkasnya.‎

 

Baca juga : Ganjar, Ulama dan Tokoh Lintas Agama Doakan Perdamaian Indonesia


Bagikan :

SEMARANG - Aksi damai 22 Mei di Jakarta tepatnya di depan Kantor Bawaslu Republik Indonesia berlangsung ricuh dan menelan korban jiwa pada Rabu (22/5/2019) dini hari. Menurut informasi, setidaknya ada enam orang meninggal dunia dan ratusan orang terluka akibat bentrok dalam aksi itu.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sangat menyayangkan kejadian itu. Dirinya menilai, bahwa sebenarnya hal itu sudah diantisipasi sejak dini, namun masyarakat masih tidak mau mengindahkan. "Kan akhirnya bukan aksi damai lagi. Sangat disayangkan sekali sampai ada korban, ada yang ditangkap, ada kerusakan-kerusakan dan sebagainya," kata Ganjar ditemui di Semarang, Rabu (22/5/2019).

Ganjar menerangkan, sejak dari awal dirinya mendorong kepada masyarakat di Indonesia untuk menerima apapun hasil pemilu dengan lapang dada, sportif dan kesatria. Apabila ada yang tidak puas, maka ada jalur konstitusi yang disediakan, yakni dapat menggugat atau banding ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kalau mekanisme itu diindahkan, maka rakyat akan tenang. Tapi yang terjadi kemudian, karena tidak terima kemudian memprovokasi orang untuk datang, menduduki, ramai-ramai dengan istilah people power-nya itu, orang akan takut. Hingga akhirnya terjadilah bentrok seperti ini," tambahnya.

Dengan aksi turun ke jalan itu, lanjut dia, maka potensi gesekan berpotensi besar terjadi. Menurutnya, masyarakat kalau sudah bertemu, berkumpul dalam jumlah banyak maka akan mudah terprovokasi. "Begitu ada provokasi, maka terjadilah ledakan. Apakah bentrok, bakar-bakaranan, disulut kemarahan dan sebagainya," imbuhnya.

Melihat kondisi yang seperti itu, Ganjar mengajak seluruh elit politik untuk segera mengambil sikap. Para tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat harus bertindak cepat untuk mengademkan suasana. "Sekarang semua membutuhkan ketenangan batin dan ketenangan hati. Maka para tokoh politik, saya minta ayo segera mengademkan situasi dengan menunjukkan kedamaian. Kami rindu dan sangat berharap Pak Jokowi dan Pak Prabowo bisa bersalaman, berfoto bersama dan saling berangkulan untuk mendinginkan situasi ini," harapnya.

Sebenarnya, menurut Ganjar, pidato dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden beberapa waktu lalu sudah bisa mendinginkan suasana. Pak Jokowi saat pidatonya mengatakan bahwa meminta dukungan dari masyarakat karena telah diberikan amanah. "Sementara Pak Prabowo sudah statemen, akan mengambil langkah di MK. Maka sebenarnya itu sudah betul, tidak perlu lagi ada demo, tinggal tunggu saja hasil proses secara konstitusional itu," tegasnya.

Disinggung terkait warga Jateng yang berangkat ke Jakarta, Ganjar mengatakan memang ada puluhan warganya yang berangkat mengikuti aksi itu. "Ada beberapa yang berangkat, tidak sampai 100 orang," pungkasnya.‎

 

Baca juga : Ganjar, Ulama dan Tokoh Lintas Agama Doakan Perdamaian Indonesia


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu