Foto : Bintoro (Humas Jateng)
Foto : Bintoro (Humas Jateng)
SEMARANG - Agama Islam berkembang kian pesat di Eropa seiring bertambahnya penduduk muslim di belahan Bumi berjuluk Benua Biru itu. Di Tanah Air, penduduk muslim pun hidup berdampingan secara harmonis dengan pemeluk agama lain.
Kemajemukan masyarakat Indonesia yang diikat oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan bukti bahwa perbedaan tersebut adalah karunia Tuhan yang indah.
"Islam terus merambah, kita lihat di Eropa tumbuh luar biasa. Diperkirakan sekarang ini 1,8 miliar penduduk dunia beragama Islam dan tahun 2060 nanti penduduk Islam akan menjadi sekitar 3 miliar. Ini menunjukkan Islam rahmatan lil alamin dan ternyata Islam bukan teroris dan teroris bukan Islam," terang Juru Bicara Badan Intelijen Negara Wawan Purwanto di sela pelaksanaan Halaqah Kebangsaan dan Halal Bi Halal PWNU Jateng Bersama Prof Dr KH Ma'ruf Amin Beserta Kiai, Cendekiawan, dan Tokoh Masyarakat Jawa Tengah di PO Hotel, Semarang, Rabu (19/8/2019).
Wawan menjelaskan, Indonesia kini menjadi salah satu negara teraman di dunia. UNESCO juga menobatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pesona wisata terindah. Untuk itu, tidak mengherankan apabila semakin banyak penduduk dunia yang berkunjung ke Tanah Air karena masyarakatnya dikenal ramah dan toleran. "Ini anugrah besar bagi kita dan kita syukuri karena salah satunya karena kekuatan ulama dan toleransi beragama. Sehingga orang tidak takut berkunjung ke Indonesia karena semuanya ramah dan baik," lanjutnya.
Senada, KH Ma'ruf Amin juga mengajak seluruh umat Islam di Tanah Air, khususnya keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU), untuk bersama-sama menjaga NKRI dari segala bentuk ancaman paham intoleran atau ekstrem yang bertujuan memecah belah bangsa.
"Mari kita terus menjaga negara dan bangsa. Terutama para ulama yang selalu berdoa agar negara ini menjadi negara aman dan tentram, selalu istighosah, memohon kepada Allah dan membaca shalawat supaya negara ini terjaga dari bahaya, penyakit, goncangan-goncangan. Mudah-mudahan dengan doa para ulama serta warga NU, negara ini akan tetap tenteram aman," ujar Kiai Ma'ruf yang juga calon wakil presiden.
Kiai Ma'ruf juga mengapresiasi keluarga besar NU yang terus berkomitmen untuk mengedepankan Islam moderat di Tanah Air. "Paham yang dibawa Nahdlatul Ulama adalah paham yang moderat, paham yang rahmatan lil alamin. Paham yang biasa disebut Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) ini yang harus terus kita kembangkan dan kita menjaga agar paham moderat itu menjadi mainstream dalam kehidupan umat Islam bangsa Indonesia ini," ujarnya.
Rais 'Aam Syuriah Nahdlatul Ulama ke-10 itu juga mengajak agar masyarakat Indonesia, termasuk umat muslim, menjunjung nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup bangsa. Di balik kemerdekaan NKRI, para pejuang telah berkorban nyawa dan saling bersepakat bahwa Pancasila merupakan dasar negara.
"Selain hasil dari perjuangan yang mengorbankan darah dan air mata, mereka dapat membangun negara ini dengan adanya kesepakatan-kesepakatan dan NKRI dibangun itu berdasarkan kesepakatan melalui Pancasila. Dengan adanya Pancasila sebagai dasar negara yang diterima semua pihak, kaum nasionalis menerima karena Pancasila itu kebangsaan yang religius, sedangkan bagi umat Islam Pancasila itu kebangsaan yang bertauhid karena di dalamnya ada Ketuhanan Yang Maha Esa," bebernya.
Sementara Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen yang turut hadir pada acara tersebut berharap, Islam moderat di Tanah Air dapat menjadi contoh bagi umat Islam lainnya di berbagai penjuru dunia. "Bagaimana kita bersinergi, Indonesia yang dipelopori oleh Nahdlatul Ulama menjadi Islam moderat, Islam yang menjadi contoh bukan hanya di negara Indonesia saja, tetapi juga di dunia," ujarnya.
Baca juga : Gus Yasin: Halalbihalal, Tradisi Indonesia yang Diadopsi Suriah
SEMARANG - Agama Islam berkembang kian pesat di Eropa seiring bertambahnya penduduk muslim di belahan Bumi berjuluk Benua Biru itu. Di Tanah Air, penduduk muslim pun hidup berdampingan secara harmonis dengan pemeluk agama lain.
Kemajemukan masyarakat Indonesia yang diikat oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan bukti bahwa perbedaan tersebut adalah karunia Tuhan yang indah.
"Islam terus merambah, kita lihat di Eropa tumbuh luar biasa. Diperkirakan sekarang ini 1,8 miliar penduduk dunia beragama Islam dan tahun 2060 nanti penduduk Islam akan menjadi sekitar 3 miliar. Ini menunjukkan Islam rahmatan lil alamin dan ternyata Islam bukan teroris dan teroris bukan Islam," terang Juru Bicara Badan Intelijen Negara Wawan Purwanto di sela pelaksanaan Halaqah Kebangsaan dan Halal Bi Halal PWNU Jateng Bersama Prof Dr KH Ma'ruf Amin Beserta Kiai, Cendekiawan, dan Tokoh Masyarakat Jawa Tengah di PO Hotel, Semarang, Rabu (19/8/2019).
Wawan menjelaskan, Indonesia kini menjadi salah satu negara teraman di dunia. UNESCO juga menobatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pesona wisata terindah. Untuk itu, tidak mengherankan apabila semakin banyak penduduk dunia yang berkunjung ke Tanah Air karena masyarakatnya dikenal ramah dan toleran. "Ini anugrah besar bagi kita dan kita syukuri karena salah satunya karena kekuatan ulama dan toleransi beragama. Sehingga orang tidak takut berkunjung ke Indonesia karena semuanya ramah dan baik," lanjutnya.
Senada, KH Ma'ruf Amin juga mengajak seluruh umat Islam di Tanah Air, khususnya keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU), untuk bersama-sama menjaga NKRI dari segala bentuk ancaman paham intoleran atau ekstrem yang bertujuan memecah belah bangsa.
"Mari kita terus menjaga negara dan bangsa. Terutama para ulama yang selalu berdoa agar negara ini menjadi negara aman dan tentram, selalu istighosah, memohon kepada Allah dan membaca shalawat supaya negara ini terjaga dari bahaya, penyakit, goncangan-goncangan. Mudah-mudahan dengan doa para ulama serta warga NU, negara ini akan tetap tenteram aman," ujar Kiai Ma'ruf yang juga calon wakil presiden.
Kiai Ma'ruf juga mengapresiasi keluarga besar NU yang terus berkomitmen untuk mengedepankan Islam moderat di Tanah Air. "Paham yang dibawa Nahdlatul Ulama adalah paham yang moderat, paham yang rahmatan lil alamin. Paham yang biasa disebut Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) ini yang harus terus kita kembangkan dan kita menjaga agar paham moderat itu menjadi mainstream dalam kehidupan umat Islam bangsa Indonesia ini," ujarnya.
Rais 'Aam Syuriah Nahdlatul Ulama ke-10 itu juga mengajak agar masyarakat Indonesia, termasuk umat muslim, menjunjung nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup bangsa. Di balik kemerdekaan NKRI, para pejuang telah berkorban nyawa dan saling bersepakat bahwa Pancasila merupakan dasar negara.
"Selain hasil dari perjuangan yang mengorbankan darah dan air mata, mereka dapat membangun negara ini dengan adanya kesepakatan-kesepakatan dan NKRI dibangun itu berdasarkan kesepakatan melalui Pancasila. Dengan adanya Pancasila sebagai dasar negara yang diterima semua pihak, kaum nasionalis menerima karena Pancasila itu kebangsaan yang religius, sedangkan bagi umat Islam Pancasila itu kebangsaan yang bertauhid karena di dalamnya ada Ketuhanan Yang Maha Esa," bebernya.
Sementara Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen yang turut hadir pada acara tersebut berharap, Islam moderat di Tanah Air dapat menjadi contoh bagi umat Islam lainnya di berbagai penjuru dunia. "Bagaimana kita bersinergi, Indonesia yang dipelopori oleh Nahdlatul Ulama menjadi Islam moderat, Islam yang menjadi contoh bukan hanya di negara Indonesia saja, tetapi juga di dunia," ujarnya.
Baca juga : Gus Yasin: Halalbihalal, Tradisi Indonesia yang Diadopsi Suriah
Berita Terbaru