Foto : Rinto (Humas Jateng)
Foto : Rinto (Humas Jateng)
KABUPATEN PEKALONGAN - Berbagai program digalakkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan, salah satunya meningkatkan sumberdaya manusia melalui menyelenggarakan pelatihan bermacam keterampilan kepada masyarakat.
"Sampai beberapa hari ke depan di Ponpes Walindo selain diajarkan ilmu agama, juga mengajarkan skill atau keterampilan yang diselenggarakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng. Program ini bagian dari ajaran agama karena merupakan upaya pengentasan kemiskinan," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Ponpes Walindo, Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jumat (27/9/2019).
Ia menyebutkan, sebanyak 334 santri dan masyarakat umum dari kabupaten dan kota di eks- Karesidenan Pekalongan mengikuti pembekalan dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi tingkat terampil di Ponpes Walindo. Selama tiga hari kedepan, ratusan peserta yang terdiri dari santri dan masyarakat umum yang berasal dari Pantura Jateng itu akan mendapatkan berbagai materi sekaligus sertifikat kompetensi tenaga kerja konstruksi.
"Jika sudah mengantongi sertifikat akan semakin memudahkan mendapat kerja dan hak-hak pekerja konstruksi. Karena yang selama ini tidak mempunyai sertifikat tidak bisa mendapatkan asuransi jiwa, tidak bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga mereka hanya bisa kerja serabutan," bebernya.
Melalui pelatihan dan pembekalan seperti ini, lanjut dia, akan meningkatkan kemampuan keterampilan seseorang, sehingga mampu bersaing dengan tenaga-tenaga konstruksi dari daerah lain, bahkan luar negeri. Apalagi tidak sedikit peserta yang telah mengikuti pelatihan dan pembekalan yang digelar Baznas ini, sudah bekerja di Arab Saudi, Thailand dan negara tetangga lainnya.
"Penduduk Indonesia besar, tetapi saya yakin tenaga konstruksi yang bersertifikat masih sedikit, padahal ahli konstruksi banyak dibutuhkan oleh dunia. Jika sudah bersertifikat akan mampu bersaing apalagi bidang ini berkaitan dengan infrastruktur. Kita sedang giat membangun infraatruktur di berbagai daerah. Kalau infrastruktur maju maka ekonomi semakin meningkat karena mempermudah akses masyarakat," terangnya.
Senada disampaikan Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji, program pelatihan berbagai keterampilan dan uji kompetensi tenaga kerja yang diselenggarakan Baznas, ibarat memberikan kail kepada masyarakat usia produktif supaya dapat 'memancing' atau mencari nafkah dengan berbekal keahlian yang didapat dari hasil pelatihan.
Selain pembekalan dan uji kompetensi tenaga konstruksi, Baznas juga mengadakan pelatihan membuat kue dan makanan ringan yang diikuti ibu-ibu, budidaya lele dengan sistem bioflok, budidaya jangkrik, dan keterampilan produktif lainnya.
"Juga memberikan bantuan perawatan, bantuan gerobak untuk jualan mi, alat membuat batu bata, alat pembuat kie dan sebagainya," imbuhnya.
Untuk pembekalan dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi, pihaknya sudah meluluskan lebih dari 900 tenaga kerja.
Bahkan tercatat sebanyak 38 orang bekerja di Arab Saudi dan sudah naik haji tanpa biaya, serta beberapa bekerja di Thailand. Angkatan pertama pembekalan bidang konstruksi ini diselenggaran di Boyolali dengan peserta warga dan santri dari eks- Karesidenan Surakarta, kemudian di Jepara dan sekarang di Kabupaten Pekalongan.
Sementara itu, salah seorang peserta pembekalan M Yahya mengatakan sangat mendukung program peningkatan sumberdaya manusia tersebut. Menurut santri Ponpes Walindo melalui pembekalan dan uji kompetensi tenaga kerja tersebut, warga usia produktif yabg sebelumnya tidak bekerja karena tidak memiliki bekal keahlian, bisa bekerja dan mempunyai penghasilan.
"Saya sangat mendukung program ini. Karena siapapun yang mengikuti mempunyai kesempatan meningkatkan keahlian. Dengan keahlian itu kita bisa berwirausaha ataupun bekerja sesuai keahlian yang kita dapat dari pelatihan," tuturnya.
Baca juga : Angkat Potensi Usaha di Ponpes, Santri Dilatih Manajemen Pemasaran
KABUPATEN PEKALONGAN - Berbagai program digalakkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan, salah satunya meningkatkan sumberdaya manusia melalui menyelenggarakan pelatihan bermacam keterampilan kepada masyarakat.
"Sampai beberapa hari ke depan di Ponpes Walindo selain diajarkan ilmu agama, juga mengajarkan skill atau keterampilan yang diselenggarakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng. Program ini bagian dari ajaran agama karena merupakan upaya pengentasan kemiskinan," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Ponpes Walindo, Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jumat (27/9/2019).
Ia menyebutkan, sebanyak 334 santri dan masyarakat umum dari kabupaten dan kota di eks- Karesidenan Pekalongan mengikuti pembekalan dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi tingkat terampil di Ponpes Walindo. Selama tiga hari kedepan, ratusan peserta yang terdiri dari santri dan masyarakat umum yang berasal dari Pantura Jateng itu akan mendapatkan berbagai materi sekaligus sertifikat kompetensi tenaga kerja konstruksi.
"Jika sudah mengantongi sertifikat akan semakin memudahkan mendapat kerja dan hak-hak pekerja konstruksi. Karena yang selama ini tidak mempunyai sertifikat tidak bisa mendapatkan asuransi jiwa, tidak bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga mereka hanya bisa kerja serabutan," bebernya.
Melalui pelatihan dan pembekalan seperti ini, lanjut dia, akan meningkatkan kemampuan keterampilan seseorang, sehingga mampu bersaing dengan tenaga-tenaga konstruksi dari daerah lain, bahkan luar negeri. Apalagi tidak sedikit peserta yang telah mengikuti pelatihan dan pembekalan yang digelar Baznas ini, sudah bekerja di Arab Saudi, Thailand dan negara tetangga lainnya.
"Penduduk Indonesia besar, tetapi saya yakin tenaga konstruksi yang bersertifikat masih sedikit, padahal ahli konstruksi banyak dibutuhkan oleh dunia. Jika sudah bersertifikat akan mampu bersaing apalagi bidang ini berkaitan dengan infrastruktur. Kita sedang giat membangun infraatruktur di berbagai daerah. Kalau infrastruktur maju maka ekonomi semakin meningkat karena mempermudah akses masyarakat," terangnya.
Senada disampaikan Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji, program pelatihan berbagai keterampilan dan uji kompetensi tenaga kerja yang diselenggarakan Baznas, ibarat memberikan kail kepada masyarakat usia produktif supaya dapat 'memancing' atau mencari nafkah dengan berbekal keahlian yang didapat dari hasil pelatihan.
Selain pembekalan dan uji kompetensi tenaga konstruksi, Baznas juga mengadakan pelatihan membuat kue dan makanan ringan yang diikuti ibu-ibu, budidaya lele dengan sistem bioflok, budidaya jangkrik, dan keterampilan produktif lainnya.
"Juga memberikan bantuan perawatan, bantuan gerobak untuk jualan mi, alat membuat batu bata, alat pembuat kie dan sebagainya," imbuhnya.
Untuk pembekalan dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi, pihaknya sudah meluluskan lebih dari 900 tenaga kerja.
Bahkan tercatat sebanyak 38 orang bekerja di Arab Saudi dan sudah naik haji tanpa biaya, serta beberapa bekerja di Thailand. Angkatan pertama pembekalan bidang konstruksi ini diselenggaran di Boyolali dengan peserta warga dan santri dari eks- Karesidenan Surakarta, kemudian di Jepara dan sekarang di Kabupaten Pekalongan.
Sementara itu, salah seorang peserta pembekalan M Yahya mengatakan sangat mendukung program peningkatan sumberdaya manusia tersebut. Menurut santri Ponpes Walindo melalui pembekalan dan uji kompetensi tenaga kerja tersebut, warga usia produktif yabg sebelumnya tidak bekerja karena tidak memiliki bekal keahlian, bisa bekerja dan mempunyai penghasilan.
"Saya sangat mendukung program ini. Karena siapapun yang mengikuti mempunyai kesempatan meningkatkan keahlian. Dengan keahlian itu kita bisa berwirausaha ataupun bekerja sesuai keahlian yang kita dapat dari pelatihan," tuturnya.
Baca juga : Angkat Potensi Usaha di Ponpes, Santri Dilatih Manajemen Pemasaran
Berita Terbaru