Follow Us :              

Gubernur: Jangan Biasakan yang Biasa. Biasakan yang Benar. Biasanya itu Belum Tentu Benar

  23 July 2025  |   07:30:00  |   dibaca : 61 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur: Jangan Biasakan yang Biasa. Biasakan yang Benar. Biasanya itu Belum Tentu Benar

23 July 2025 | 07:30:00 | dibaca : 61
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., meminta Aparatur Sipil Negeri (ASN) di lingkungan kerjanya lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja. 

Menurutnya, birokrasi tidak bisa hanya berorientasi pada eksekusi anggaran, tetapi memerlukan terobosan, inisiatif, dan kesadaran untuk bekerja melampaui kebiasaan. 

“Kita tidak akan punya hasil maksimal, kalau hanya mengandalkan rutinitas,” ujar Gubernur dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) Triwulan II Tahun Anggaran 2025 di Gedung B lantai 5 kantornya pada Selasa, 23 Juli 2025.

Ia menekankan, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jateng harus berani mengambil langkah kreatif, bahkan tanpa perlu menunggu adanya anggaran.

“Tidak cukup hanya bicara pagu (batas tertinggi penggunaan anggaran). Perlu terobosan kreatif dari masing-masing OPD. Evaluasi hari ini sangat penting, tetapi yang lebih penting adalah orientasi hasil,” tegas Gubernur.

Menurutnya, evaluasi kinerja ASN juga harus dilakukan, maksimal setiap tiga bulan. Selain itu, sistem merit atau kebijakan dan manajemen sumber daya manusia (SDM) berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, wajib diterapkan secara konsisten.

“Saya sudah tekankan, tidak boleh di dinas kita itu ada istilah “iku wonge Gubernur (Itu orangnya Gubernur), orang dekat Gubernur”, nggak ada, begitu nyebut nama saya, coret! dan harus profesional,” ucapnya.

Gubernur dengan tegas meminta seluruh kepala OPD dan pimpinan balai untuk bertanggung jawab penuh terhadap kinerja unit kerjanya masing-masing.

“Sebagai kepala dinas harus bertanggung jawab pada dinas yang dipimpin. Jangan ada kerja-kerja sumbatan. Jangan biasakan yang biasa, biasakan yang benar. Biasanya, itu belum tentu benar,” tandasnya.

Ia juga mengingatkan agar anggaran tidak hanya dibelanjakan secara administratif, tetapi harus berdampak nyata bagi masyarakat.

Dalam rapat itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, juga menyampaikan, agar para ASN terus meningkatkan kinerjanya. 

“Saling koordinasi. Ini sudah sering saya lakukan, nggak usah sungkan. Saya tekankan ini,” tegasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., meminta Aparatur Sipil Negeri (ASN) di lingkungan kerjanya lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja. 

Menurutnya, birokrasi tidak bisa hanya berorientasi pada eksekusi anggaran, tetapi memerlukan terobosan, inisiatif, dan kesadaran untuk bekerja melampaui kebiasaan. 

“Kita tidak akan punya hasil maksimal, kalau hanya mengandalkan rutinitas,” ujar Gubernur dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) Triwulan II Tahun Anggaran 2025 di Gedung B lantai 5 kantornya pada Selasa, 23 Juli 2025.

Ia menekankan, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jateng harus berani mengambil langkah kreatif, bahkan tanpa perlu menunggu adanya anggaran.

“Tidak cukup hanya bicara pagu (batas tertinggi penggunaan anggaran). Perlu terobosan kreatif dari masing-masing OPD. Evaluasi hari ini sangat penting, tetapi yang lebih penting adalah orientasi hasil,” tegas Gubernur.

Menurutnya, evaluasi kinerja ASN juga harus dilakukan, maksimal setiap tiga bulan. Selain itu, sistem merit atau kebijakan dan manajemen sumber daya manusia (SDM) berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, wajib diterapkan secara konsisten.

“Saya sudah tekankan, tidak boleh di dinas kita itu ada istilah “iku wonge Gubernur (Itu orangnya Gubernur), orang dekat Gubernur”, nggak ada, begitu nyebut nama saya, coret! dan harus profesional,” ucapnya.

Gubernur dengan tegas meminta seluruh kepala OPD dan pimpinan balai untuk bertanggung jawab penuh terhadap kinerja unit kerjanya masing-masing.

“Sebagai kepala dinas harus bertanggung jawab pada dinas yang dipimpin. Jangan ada kerja-kerja sumbatan. Jangan biasakan yang biasa, biasakan yang benar. Biasanya, itu belum tentu benar,” tandasnya.

Ia juga mengingatkan agar anggaran tidak hanya dibelanjakan secara administratif, tetapi harus berdampak nyata bagi masyarakat.

Dalam rapat itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, juga menyampaikan, agar para ASN terus meningkatkan kinerjanya. 

“Saling koordinasi. Ini sudah sering saya lakukan, nggak usah sungkan. Saya tekankan ini,” tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu