Follow Us :              

Jateng Jadi Pilot Project Gerakan Indonesia Menabung

  16 October 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 387 
Kategori :
Bagikan :


Jateng Jadi Pilot Project Gerakan Indonesia Menabung

16 October 2019 | 09:00:00 | dibaca : 387
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Provinsi Jateng telah ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pilot project Gerakan Indonesia Menabung secara nasional. Gerakan sebagai upaya peningkatan inklusi keuangan dengan sasaran pelajar SMP/ MTS sederajat. 

Informasi itu disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng DIY, Aman Santosa pada Rangkaian Acara Bulan Inklusi Keuangan bertema “Bersama Kita Wujudkan Inklusi Keuangan untuk Semua” pada Rabu (16/10/2019) di Kantor OJK Regional 3 Jateng. 

“Di seluruh daerah di Jateng sudah ditetapkan siapa bank koordinator yang akan menjadi koordinator di masing-masing wilayah. Kemudian di masing-masing kabupaten, bank koordinator berkoordinasi dengan seluruh bank yang ada di daerah tersebut, kemudian tugas mendatangi ke SMP dibagi-bagi. Jadi diharapkan seluruh SMP di Jateng akan terjamah,” terangnya.

Menurutnya, pemahaman masyarakat Indonesia terhadap produk serta layanan jasa keuangan, atau yang dikenal dengan tingkat literasi keuangan masih tergolong rendah atau hanya 29,66 persen. Sementara, tingkat penggunaan masyarakat terhadap produk jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 67,82 persen. 

Disebutkan, angka itu diketahui dari hasil survei nasional literasi keuangan tahun 2016 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Untuk Jawa Tengah, tingkat literasi keuangan berada di angka 33,51 dan tingkat inklusinya sebesar 66,23 persen.

“Ini berarti dari hasil survei tersebut, tingkat inklusi keuangan masyarakat Jateng masih di bawah nasional.  Hal ini tentu menjadi  tantangan bersama dan mengkonfirmasi bahwa terdapat kelompok masyarakat yang belum dapat mengakses produk, jasa, layanan keuangan yang sesuai dengan tujuan dan kemampuannya,” tuturnya.

Dijelaskan, sesuai Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi Nomor 82 tahun 2016, pemerintah menetapkan target keuangan inklusi pada akhir 2019 sebesar 75 persen, atau setara dengan 145 juta penduduk dewasa. Sementara, berdasar data Global Fintech 2017, baru sekitar 48,9 persen (95 juta penduduk dewasa) yang mempunyai akses kepada lembaga jasa keuangan formal.

“Dengan demikian, masih dibutuhkan 50 juta penduduk lagi untuk mencapai target tersebut. Maka, Presiden melalui Kepres Nomor 26 tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung, telah menetapkan 20 Agustus sebagai Hari Menabung Nasional yang diharapkan dapat mendorong kampanye peningkatan kesadaran masyarakat terhadap inklusi keuangan dan budaya menabung,” jelasnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono membenarkan, bahwa Jateng menjadi pilot project Gerakan Indonesia Menabung, sejak dicanangkan antara Gubernur Ganjar Pranowo dengan Kepala OJK Regional 3 Jateng DIY, Aman Santosa pada 3 September lalu. Gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Tengah. Pelajar SMP/ MTS sederajat menjadi fokus sasaran karena di usia tersebut, mereka sudah mulai mengenal nilai uang.

“Studi yang dilakukan World Bank menunjukkan, peningkatan inklusi keuangan sebesar 1 persen dapat mendorong pertumbuhan Produk Domestik Brutto per kapita naik 0,03 persen. Dalam studi ini juga disampaikan, dengan peningkatan 20 persen tingkat inklusi keuangan suatu negara, akan menambah 1,7 juta peluang kerja baru,” kata Sekda.

Untuk itu, perlu adanya sinergi antarlembaga, khususnya Pemerintah Provinsi Jateng, OJK dan seluruh Industri Jasa Keuangan, agar akses keuangan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.

 

Baca juga : Obligasi Daerah Mesti Disambut Dengan Optimistis


Bagikan :

SEMARANG - Provinsi Jateng telah ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pilot project Gerakan Indonesia Menabung secara nasional. Gerakan sebagai upaya peningkatan inklusi keuangan dengan sasaran pelajar SMP/ MTS sederajat. 

Informasi itu disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng DIY, Aman Santosa pada Rangkaian Acara Bulan Inklusi Keuangan bertema “Bersama Kita Wujudkan Inklusi Keuangan untuk Semua” pada Rabu (16/10/2019) di Kantor OJK Regional 3 Jateng. 

“Di seluruh daerah di Jateng sudah ditetapkan siapa bank koordinator yang akan menjadi koordinator di masing-masing wilayah. Kemudian di masing-masing kabupaten, bank koordinator berkoordinasi dengan seluruh bank yang ada di daerah tersebut, kemudian tugas mendatangi ke SMP dibagi-bagi. Jadi diharapkan seluruh SMP di Jateng akan terjamah,” terangnya.

Menurutnya, pemahaman masyarakat Indonesia terhadap produk serta layanan jasa keuangan, atau yang dikenal dengan tingkat literasi keuangan masih tergolong rendah atau hanya 29,66 persen. Sementara, tingkat penggunaan masyarakat terhadap produk jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 67,82 persen. 

Disebutkan, angka itu diketahui dari hasil survei nasional literasi keuangan tahun 2016 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Untuk Jawa Tengah, tingkat literasi keuangan berada di angka 33,51 dan tingkat inklusinya sebesar 66,23 persen.

“Ini berarti dari hasil survei tersebut, tingkat inklusi keuangan masyarakat Jateng masih di bawah nasional.  Hal ini tentu menjadi  tantangan bersama dan mengkonfirmasi bahwa terdapat kelompok masyarakat yang belum dapat mengakses produk, jasa, layanan keuangan yang sesuai dengan tujuan dan kemampuannya,” tuturnya.

Dijelaskan, sesuai Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi Nomor 82 tahun 2016, pemerintah menetapkan target keuangan inklusi pada akhir 2019 sebesar 75 persen, atau setara dengan 145 juta penduduk dewasa. Sementara, berdasar data Global Fintech 2017, baru sekitar 48,9 persen (95 juta penduduk dewasa) yang mempunyai akses kepada lembaga jasa keuangan formal.

“Dengan demikian, masih dibutuhkan 50 juta penduduk lagi untuk mencapai target tersebut. Maka, Presiden melalui Kepres Nomor 26 tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung, telah menetapkan 20 Agustus sebagai Hari Menabung Nasional yang diharapkan dapat mendorong kampanye peningkatan kesadaran masyarakat terhadap inklusi keuangan dan budaya menabung,” jelasnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono membenarkan, bahwa Jateng menjadi pilot project Gerakan Indonesia Menabung, sejak dicanangkan antara Gubernur Ganjar Pranowo dengan Kepala OJK Regional 3 Jateng DIY, Aman Santosa pada 3 September lalu. Gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Tengah. Pelajar SMP/ MTS sederajat menjadi fokus sasaran karena di usia tersebut, mereka sudah mulai mengenal nilai uang.

“Studi yang dilakukan World Bank menunjukkan, peningkatan inklusi keuangan sebesar 1 persen dapat mendorong pertumbuhan Produk Domestik Brutto per kapita naik 0,03 persen. Dalam studi ini juga disampaikan, dengan peningkatan 20 persen tingkat inklusi keuangan suatu negara, akan menambah 1,7 juta peluang kerja baru,” kata Sekda.

Untuk itu, perlu adanya sinergi antarlembaga, khususnya Pemerintah Provinsi Jateng, OJK dan seluruh Industri Jasa Keuangan, agar akses keuangan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.

 

Baca juga : Obligasi Daerah Mesti Disambut Dengan Optimistis


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu