Follow Us :              

Cek PLTU Cilacap, Ganjar: Managemen Limbahnya Harus Lebih Modern

  24 October 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 2074 
Kategori :
Bagikan :


Cek PLTU Cilacap, Ganjar: Managemen Limbahnya Harus Lebih Modern

24 October 2019 | 08:00:00 | dibaca : 2074
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

CILACAP - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan PLTU Karangkandri Cilacap segera membangun dome atau kubah penyimpanan batubara dan memperbaiki sistem pengelolaan limbah agar tidak membuat masyarakat resah. 

Beberapa waktu lalu, masyarakat Dusun Winong, Slirong Cilacap menggeruduk PLTU karena bau dan debu batubara. Mengetahui hal tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau langsung PLTU dan mengecek beberapa tempat yang jadi sumber protes warga, yakni tempat pembuangan limbah dan penyimpanan, Kamis (24/10/2019). 

"Komplainnya kemarin ada dua, satu debu batubara. Kedua bau tempat penyimpanan batubara. Hampir seluruh teknologi yang dipakai di industri ada komplainnya. Pabrik, PLTU, kawasan industri ada. Kita coba mengeliminasi risiko termasuk yang sifatnya sosial, pencemaran dan sebagainya," kata Ganjar. 

Untuk debu, Ganjar mengatakan dirinya telah menginstruksikan agar PLTU membenahi sistem pengiriman yang lebih cepat dan penyiraman yang lebih intens. Debu tersebut berasal dari limbah batubara yang telah dibeli oleh pabrik semen. Karena pengirimannya tidak bisa langsung sekali muat, maka limbah itu ditaruh di tempat penampungan sementara di ujung PLTU yang dekat dengan pemukiman. 

"Ini ternyata ada yang menerima atau membeli yakni pabrik semen. Tapi karena sistem delivery-nya membutuhkan waktu dan belum beres, di simpan di sini (TPS). Tapi karena kemarin kemarau debunya terbang kemana-mana dan dikomplain," kata Ganjar. 

Kedua, lanjut Ganjar, komplain masyarakat adalah bau tempat penyimpanan batubara. Ganjar memastikan, PLTU segera mengantisipasi itu dengan membuat dome atau kubah penyimpanan yang lebih tertutup. Karena saat ini tempat penyimpanan batubara hanya dome tanpa penutup depan dan belakang. 

"Sekarang dibuatkan desain tempat penyimpanan yang tertutup. Ini solusi yang bisa diberikan. Mudah-mudahan tokohnya bisa diajak bicara dan mereka diajak melihat agar tahu ini untuk apa. Nah di situlah edukasi diberikan," katanya. 

Selain itu untuk persoalan sumur-sumur warga yang mengering, Ganjar mengatakan telah diantisipasi dengan droping air dari PDAM. "Kemarin juga dikomplain sumur warga mengering. Maka PDAM masuk. Ini soal pengelolaan air bawah tanah. Ini di sebelahnya PLTU penduduk dan perbatasan. Nanti diperbanyak pohon saja di sini. Semakin banyak itu akan semakin membantu," kata Ganjar. 

Selama berkeliling ke PLTU, Ganjar juga mendapat penjelasan dari Direktur Teknik dan Operasional PLTU Karangkandri, Irvan. Kepada Irvan,  Ganjar mengatakan Management pengelolaan limbah mesti diperbaiki. 

"Kemarin ketika ke Jepang PLTU-nya sangat bersih. Ini kan semuanya sudah di bawah ambang batas, artinya aman semua, ya tinggal diperbaiki saja secara optimal managemen limbahnya," katanya. 

Irvan mengatakan PLTU Karangkandri bakal segera melaksanakan instruksi Ganjar tersebut. Menutup penyimpanan dan pengiriman batubara yang lebih termanage dengan baik. Terlebih PLTU tersebut juga telah menggunakan teknologi yang lebih maju.

"Ini menggunakan ultrasupercritical. Jika teknologi lama, 1 kg batubara hanya menghasilkan 2 kWh, maka ini mampu menghasilkan 3 kWh. Karena sudah menerapkan teknologi yang lebih canggih, maka managemen yang canggih juga bakal kita terapkan seperti instruksi Pak Ganjar," katanya.

 

Baca juga : Jateng Berhasil Ubah Sampah jadi Briket, Serap 150 ton Sampah Perhari


Bagikan :

CILACAP - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan PLTU Karangkandri Cilacap segera membangun dome atau kubah penyimpanan batubara dan memperbaiki sistem pengelolaan limbah agar tidak membuat masyarakat resah. 

Beberapa waktu lalu, masyarakat Dusun Winong, Slirong Cilacap menggeruduk PLTU karena bau dan debu batubara. Mengetahui hal tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau langsung PLTU dan mengecek beberapa tempat yang jadi sumber protes warga, yakni tempat pembuangan limbah dan penyimpanan, Kamis (24/10/2019). 

"Komplainnya kemarin ada dua, satu debu batubara. Kedua bau tempat penyimpanan batubara. Hampir seluruh teknologi yang dipakai di industri ada komplainnya. Pabrik, PLTU, kawasan industri ada. Kita coba mengeliminasi risiko termasuk yang sifatnya sosial, pencemaran dan sebagainya," kata Ganjar. 

Untuk debu, Ganjar mengatakan dirinya telah menginstruksikan agar PLTU membenahi sistem pengiriman yang lebih cepat dan penyiraman yang lebih intens. Debu tersebut berasal dari limbah batubara yang telah dibeli oleh pabrik semen. Karena pengirimannya tidak bisa langsung sekali muat, maka limbah itu ditaruh di tempat penampungan sementara di ujung PLTU yang dekat dengan pemukiman. 

"Ini ternyata ada yang menerima atau membeli yakni pabrik semen. Tapi karena sistem delivery-nya membutuhkan waktu dan belum beres, di simpan di sini (TPS). Tapi karena kemarin kemarau debunya terbang kemana-mana dan dikomplain," kata Ganjar. 

Kedua, lanjut Ganjar, komplain masyarakat adalah bau tempat penyimpanan batubara. Ganjar memastikan, PLTU segera mengantisipasi itu dengan membuat dome atau kubah penyimpanan yang lebih tertutup. Karena saat ini tempat penyimpanan batubara hanya dome tanpa penutup depan dan belakang. 

"Sekarang dibuatkan desain tempat penyimpanan yang tertutup. Ini solusi yang bisa diberikan. Mudah-mudahan tokohnya bisa diajak bicara dan mereka diajak melihat agar tahu ini untuk apa. Nah di situlah edukasi diberikan," katanya. 

Selain itu untuk persoalan sumur-sumur warga yang mengering, Ganjar mengatakan telah diantisipasi dengan droping air dari PDAM. "Kemarin juga dikomplain sumur warga mengering. Maka PDAM masuk. Ini soal pengelolaan air bawah tanah. Ini di sebelahnya PLTU penduduk dan perbatasan. Nanti diperbanyak pohon saja di sini. Semakin banyak itu akan semakin membantu," kata Ganjar. 

Selama berkeliling ke PLTU, Ganjar juga mendapat penjelasan dari Direktur Teknik dan Operasional PLTU Karangkandri, Irvan. Kepada Irvan,  Ganjar mengatakan Management pengelolaan limbah mesti diperbaiki. 

"Kemarin ketika ke Jepang PLTU-nya sangat bersih. Ini kan semuanya sudah di bawah ambang batas, artinya aman semua, ya tinggal diperbaiki saja secara optimal managemen limbahnya," katanya. 

Irvan mengatakan PLTU Karangkandri bakal segera melaksanakan instruksi Ganjar tersebut. Menutup penyimpanan dan pengiriman batubara yang lebih termanage dengan baik. Terlebih PLTU tersebut juga telah menggunakan teknologi yang lebih maju.

"Ini menggunakan ultrasupercritical. Jika teknologi lama, 1 kg batubara hanya menghasilkan 2 kWh, maka ini mampu menghasilkan 3 kWh. Karena sudah menerapkan teknologi yang lebih canggih, maka managemen yang canggih juga bakal kita terapkan seperti instruksi Pak Ganjar," katanya.

 

Baca juga : Jateng Berhasil Ubah Sampah jadi Briket, Serap 150 ton Sampah Perhari


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu