Follow Us :              

Sulit Cari APD, RSUD dr Moewardi Produksi APD Mandiri

  23 March 2020  |   08:00:00  |   dibaca : 1841 
Kategori :
Bagikan :


Sulit Cari APD, RSUD dr Moewardi Produksi APD Mandiri

23 March 2020 | 08:00:00 | dibaca : 1841
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG – Minimnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dalam menangani pasien terkonfirmasi Covid-19 mendorong RSUD dr Moewardi Surakarta untuk memproduksi APD sendiri.

Menggunakan bahan standar APD buatan pabrik, yakni Polypropylene Spundbound, RSUD Moewardi mampu memproduksi 200-250 pak APD per hari. APD bikinan sendiri itu digunakan untuk keperluan pribadi rumah sakit.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Moewardi, Bambang SW mengatakan, ide pembuatan APD tersebut berawal dari kesulitannya mencari APD di pabrikan. Pihaknya kemudian mencari bahan apa yang digunakan pabrikan untuk membuat APD itu.

"Ternyata bahannya ada. Kemudian kami beli dan kami jahit sendiri. Hasilnya ternyata bagus dan sesuai standar. Kalau rumah sakit lain membutuhkan, kami juga siap membantu. Kalau ada yang mau belajar membuatnya, kami juga siap mengajari," kata Bambang.

Meski dibuat sendiri, namun standar dan prosedur keamanan tetap diterapkan. Sebelum dibuat, para penjahit juga sudah dipastikan dalam kondisi sehat, bersih dan melakukan cuci tangan.

"Semua standarnya kami lakukan, untuk hasil yang baik," imbuh Bambang.

Untuk harganya, Bambang mengatakan proses pembuatan satu APD hanya menghabiskan biaya Rp50 ribu. Adapun jika membeli APD buatan pabrik, harganya mencapai Rp150 ribu per pak.

"Selain mahal, juga sulit mencarinya. Maka dengan kami berhasil membuat APD sendiri, ini akan mampu mengatasi persoalan yang ada," pungkas Bambang.

Inovasi yang dilakukan RSUD dr Moewardi ini diapresiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dengan terpecahkannya masalah kekurangan APD yang sempat dikeluhkan banyak rumah sakit, kini pihaknya sedang berusaha mencari terobosan baru dalam rangka pemenuhan masker. Untuk persoalan hand sanitizer, beberapa perusahaan dan pelajar sudah menemukan cara membuatnya sehingga dapat dipenuhi.

"APD ini sulit dicari, bahkan di beberapa daerah ada yang teriak-teriak kekurangan APD sampai pakai mantel. RSUD dr Moewardi berhasil membuat inovasi dan kreativitas dengan membuat APD sendiri yang hasilnya sama dengan yang dijual pabrikan dan harganya jauh lebih murah. Silakan rumah sakit di seluruh Jateng koordinasi dengan Dinkes Jateng apabila kekurangan APD. Kalau ada yang ingin belajar membuatnya sendiri juga boleh, datang langsung ke Moewardi," kata Ganjar di Kantor Dinas Kesehatan Jateng, Senin (23/3/2020).

Menurut Ganjar, sudah saatnya pemerintah daerah berusaha untuk berinovasi dan berkreasi dalam rangka menangani penyebaran virus corona ini. Tidak selayaknya, pemerintah daerah hanya mengandalkan pemerintah pusat dan hanya berpangku tangan.

"Kalau bisa pemerintah daerah membantu pusat, jangan hanya membebani pusat. Harus kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah sendiri. Yakinlah, dengan doa, ketekunan dan kemauan, semua pasti ada jalan," pungkas Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG – Minimnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dalam menangani pasien terkonfirmasi Covid-19 mendorong RSUD dr Moewardi Surakarta untuk memproduksi APD sendiri.

Menggunakan bahan standar APD buatan pabrik, yakni Polypropylene Spundbound, RSUD Moewardi mampu memproduksi 200-250 pak APD per hari. APD bikinan sendiri itu digunakan untuk keperluan pribadi rumah sakit.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Moewardi, Bambang SW mengatakan, ide pembuatan APD tersebut berawal dari kesulitannya mencari APD di pabrikan. Pihaknya kemudian mencari bahan apa yang digunakan pabrikan untuk membuat APD itu.

"Ternyata bahannya ada. Kemudian kami beli dan kami jahit sendiri. Hasilnya ternyata bagus dan sesuai standar. Kalau rumah sakit lain membutuhkan, kami juga siap membantu. Kalau ada yang mau belajar membuatnya, kami juga siap mengajari," kata Bambang.

Meski dibuat sendiri, namun standar dan prosedur keamanan tetap diterapkan. Sebelum dibuat, para penjahit juga sudah dipastikan dalam kondisi sehat, bersih dan melakukan cuci tangan.

"Semua standarnya kami lakukan, untuk hasil yang baik," imbuh Bambang.

Untuk harganya, Bambang mengatakan proses pembuatan satu APD hanya menghabiskan biaya Rp50 ribu. Adapun jika membeli APD buatan pabrik, harganya mencapai Rp150 ribu per pak.

"Selain mahal, juga sulit mencarinya. Maka dengan kami berhasil membuat APD sendiri, ini akan mampu mengatasi persoalan yang ada," pungkas Bambang.

Inovasi yang dilakukan RSUD dr Moewardi ini diapresiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dengan terpecahkannya masalah kekurangan APD yang sempat dikeluhkan banyak rumah sakit, kini pihaknya sedang berusaha mencari terobosan baru dalam rangka pemenuhan masker. Untuk persoalan hand sanitizer, beberapa perusahaan dan pelajar sudah menemukan cara membuatnya sehingga dapat dipenuhi.

"APD ini sulit dicari, bahkan di beberapa daerah ada yang teriak-teriak kekurangan APD sampai pakai mantel. RSUD dr Moewardi berhasil membuat inovasi dan kreativitas dengan membuat APD sendiri yang hasilnya sama dengan yang dijual pabrikan dan harganya jauh lebih murah. Silakan rumah sakit di seluruh Jateng koordinasi dengan Dinkes Jateng apabila kekurangan APD. Kalau ada yang ingin belajar membuatnya sendiri juga boleh, datang langsung ke Moewardi," kata Ganjar di Kantor Dinas Kesehatan Jateng, Senin (23/3/2020).

Menurut Ganjar, sudah saatnya pemerintah daerah berusaha untuk berinovasi dan berkreasi dalam rangka menangani penyebaran virus corona ini. Tidak selayaknya, pemerintah daerah hanya mengandalkan pemerintah pusat dan hanya berpangku tangan.

"Kalau bisa pemerintah daerah membantu pusat, jangan hanya membebani pusat. Harus kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah sendiri. Yakinlah, dengan doa, ketekunan dan kemauan, semua pasti ada jalan," pungkas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu