Follow Us :              

Virus Corona Tak Pengaruhi Ekspor Sapu Sorgum Purbalingga

  29 April 2020  |   14:05:00  |   dibaca : 4143 
Kategori :
Bagikan :


Virus Corona Tak Pengaruhi Ekspor Sapu Sorgum Purbalingga

29 April 2020 | 14:05:00 | dibaca : 4143
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Semarang - Meskipum wabah virus Corona (Covid-10) menyerang ke hampir seluruh negara, namun tidak mempengaruhi ekspor sapu sorgum atau gelagah produk Usaha Kecil Menengah (UKM) warga Kabupaten Purbalingga ke Korea, Taiwan, dan Pakistan.

"Sampai sekarang saya sampai bingung dan kuwalahan memenuhi permintaan pasar luar negeri. Pendemi Corona yang terjadi hingga saat ini tidak mempengaruhi penjualan produk sapu sorgum. Alhamdulillah kami masih tetap berproduksi dan mengirim barang ke luar negeri," ujar pengusaha sapu sorgum khas Purbalingga, Triyono.

Pemilik CV Rayung Pelangi Purbalingga itu mengatakan, sejak lima tahun terakhir, usaha yang dirintisnya sejak 1997 itu telah melakukan ekspor ke berbagai negara tetangga. Disebutkan dalam sebulan sekitar 1 kontainer berisi minimal 12 ribu batang sapu dikirim ke negara-negara tujuan, seperti Taiwan, Korea, Pakistan, Jepang, Malaysia dan lainnya.

"Saya sangat bersyukur di tengah kondisi ekonomi global saat ini sedang terguncang oleh virus Corona, usaha saya tetap masih berproduksi, sehingga sekitar 50 karyawan saya bisa bekerja. Tanggal 28 April kemarin saya mengirim 1 kontainer sapu sprgum ke Korea," katanya.

Menurutnya, sapu lantai berbahan baku rumput gelagah (Saccharum spontaneum) atau lebih dikenal gandum  tersebut banyak diminati pasar luar negeri. Bahkan permintaan sapu tradisional ini mencapai ratusan ribu batang sapu. Namun, lantaran perajin dan modal masih terbatas, maka permintaan hanya dapat terpenuhi sekitar belasan ribu sapu. 

"Selain ekspor sapu sorgum, saya juga mengekspor batang sorgum. Daun sorgum saya manfaatkan menjadi sapu, sedangkan batang atau lidinya saya ekspor ke Pakistan. Lidi pohon sorgum di Pakistan digunakan untuk membuat sapu lidi dan kerajinan lainnya," bebernya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendorong pelaku UMKM terus memberdayakan potensi yang ada, salah satunya sapu gelagah produk UMKM Purbalingga. Daun sorgum yang banyak tumbuh di Purbalingga dan sekitarnya dimanfaatkan warga menjadi komoditas ekspor. 

"Meskipun di tengah-tengah pendemi Covid-19 kita harus tetap berusaha untuk memberdayakan potensi perajin UMKM di daerah," katanya. 


Bagikan :

Semarang - Meskipum wabah virus Corona (Covid-10) menyerang ke hampir seluruh negara, namun tidak mempengaruhi ekspor sapu sorgum atau gelagah produk Usaha Kecil Menengah (UKM) warga Kabupaten Purbalingga ke Korea, Taiwan, dan Pakistan.

"Sampai sekarang saya sampai bingung dan kuwalahan memenuhi permintaan pasar luar negeri. Pendemi Corona yang terjadi hingga saat ini tidak mempengaruhi penjualan produk sapu sorgum. Alhamdulillah kami masih tetap berproduksi dan mengirim barang ke luar negeri," ujar pengusaha sapu sorgum khas Purbalingga, Triyono.

Pemilik CV Rayung Pelangi Purbalingga itu mengatakan, sejak lima tahun terakhir, usaha yang dirintisnya sejak 1997 itu telah melakukan ekspor ke berbagai negara tetangga. Disebutkan dalam sebulan sekitar 1 kontainer berisi minimal 12 ribu batang sapu dikirim ke negara-negara tujuan, seperti Taiwan, Korea, Pakistan, Jepang, Malaysia dan lainnya.

"Saya sangat bersyukur di tengah kondisi ekonomi global saat ini sedang terguncang oleh virus Corona, usaha saya tetap masih berproduksi, sehingga sekitar 50 karyawan saya bisa bekerja. Tanggal 28 April kemarin saya mengirim 1 kontainer sapu sprgum ke Korea," katanya.

Menurutnya, sapu lantai berbahan baku rumput gelagah (Saccharum spontaneum) atau lebih dikenal gandum  tersebut banyak diminati pasar luar negeri. Bahkan permintaan sapu tradisional ini mencapai ratusan ribu batang sapu. Namun, lantaran perajin dan modal masih terbatas, maka permintaan hanya dapat terpenuhi sekitar belasan ribu sapu. 

"Selain ekspor sapu sorgum, saya juga mengekspor batang sorgum. Daun sorgum saya manfaatkan menjadi sapu, sedangkan batang atau lidinya saya ekspor ke Pakistan. Lidi pohon sorgum di Pakistan digunakan untuk membuat sapu lidi dan kerajinan lainnya," bebernya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendorong pelaku UMKM terus memberdayakan potensi yang ada, salah satunya sapu gelagah produk UMKM Purbalingga. Daun sorgum yang banyak tumbuh di Purbalingga dan sekitarnya dimanfaatkan warga menjadi komoditas ekspor. 

"Meskipun di tengah-tengah pendemi Covid-19 kita harus tetap berusaha untuk memberdayakan potensi perajin UMKM di daerah," katanya. 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu