Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Semarang – Sekelompok siswa SMA Kesatrian 1 nampak mengobrol dengan santai di lorong
sekolah, sambil membawa buku pelajaran Bahasa Indonesia. Sesekali, mereka membaca buku
yang dibawanya. Tidak tampak raut wajah yang tertekan, meski mereka akan menghadapi Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA yang dimulai pada hari ini.
Salah satu siswa jurusan bahasa, Yudha menuturkan, dia dan rekan-rekannya memang tidak
begitu tertekan menghadapi ujian nasional. Sebab, ujian nasional tidak lagi menjadi penentu
kelulusan. Meski begitu, dia pribadi tetap serius menghadapinya.
“Saya sudah ikut try out beberapa kali dan berusaha mempersiapkan diri dengan baik. Siap tidak
siap, saya harus siap,” kata Yudha, saat ditemui Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo
sebelum pelaksanaan UNBK, di SMA Kesatrian 1, Senin (10/4).
Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang, Tri Tjandra M MPd membenarkan, siswa-siswinya kini
memang lebih enjoy menghadapi UNBK. Berbeda dengan beberapa tahun lalu, di mana ujian
nasional seolah menjadi momok menakutkan. Tapi, walau begitu, pihaknya selalu berharap, para
siswa mengerjakan soal ujian sebaik mungkin.
“Anak-anak enjoy, meski kami selalu berharap mereka bekerja sebaik mungkin. Karena
bagaimana pun, nilai mereka berkaitan dengan kelulusan. Artinya, mereka nanti nek uwis lulus,
mau masuk misalnya ke Akmil, harus ada rata-rata nilai passing grade tertentu. Nilai tetap jadi
pertimbangan. Lulus bukan berarti nyantai,” kata dia.
Senada disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Drs Gatot Bambang
Hastowo MPd. Walau tidak menjadi penentu kelulusan, Ujian Nasional dengan Berbasis
Komputer, justru benar-benar menguji integritas para siswa. Sehingga, mereka harus
mempersiapkannya dengan baik.
“Justru di sini integritas betul-betul diuji, kejujuran diuji. Karena soalnya, paketnya sesuai
dengan jumlah itu. Jadi kalau misalnya satu ruang 20 anak, ya paketnya 20. 30 anak, ya paketnya
30. Sehingga kalau ada anak melihat pekerjaan teman yang lain, bunuh diri berarti,” tutur mantan
Ketua KPU itu.
Ditambahkan, UNBK merupakan pekerjaan pemerintah pusat. Pemerintah provinsi bersama
kabupaten/ kota, dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), sifatnya membantu
pemerintah pusat, agar pelaksanaan ujian lancar. Untuk menjamin kelancarannya, pihaknya
sudah menyiapkan segala infrastrukturnya.
“Sebenarnya ujian nasional yang punya kerja pusat, kami membantu pusat, sehingga kami
siapkan dengan sebaik mungkin, untuk mengantisipasi masalah di lapangan. Misalnya soal
listrik, disiapkan genset. Sehingga pelaksanaannya tidak terpengaruh PLN off atau tidak. Tapi
kalau yang teknis, terkait dengan pelaksanaan ujian nasional, itu pusat. Soal (ujian) dari Jakarta
sana,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang juga meninjau
pelaksanaan UNBK di SMAN 3 Semarang menyampaikan, pada prinsipnya UNBK tingkat SMA
sudah siap. Jika ada masalah, seperti download soal yang tidak muncul, peserta ujian bisa diberi
kesempatan lagi agar tidak merugikan siswa.
“Karena baru pertama kan, selalu tidak sempurna. Tidak 100 persen. Selalu ada yang seperti itu.
Problem listrik dan lainnya. Tapi kalau di kota relatif lebih siap. Listrik siap, genset siap, anak-
anak lebih adaptif. Sehingga lebih siap. Makanya kita cek. Yang SMK sempat kita cek di
Batang, relatif semuanya bagus. Itu menunjukkan kita siap,” kata Ganjar.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut mengatakan, akan menggunakan media
apa pun, peserta ujian mesti siap karena menjadi sebuah keharusan di tengah persaingan dunia.
Di samping itu, ujian nasional menggunakan komputer juga berguna untuk membangun
integritas.
“Komputer sebagai media dalam peradaban saat ini is a must. Jadi sebuah keharusan karena itu
kemudahan baru. Di samping, tentu kalau zaman dulu yang manual kan kertasnya sama.
Sekarang nggak. Soalnya (ujian) puluhan ribu, diacak dan orang nggak bisa nyontek kiri kanan.
Sehingga dibutuhkan kejujuran, dibutuhkan kesiapan individual, sehingga mereka bisa adaptif
terhadap soal-soal yang akan dia pelajari,” tutupnya.
Semarang – Sekelompok siswa SMA Kesatrian 1 nampak mengobrol dengan santai di lorong
sekolah, sambil membawa buku pelajaran Bahasa Indonesia. Sesekali, mereka membaca buku
yang dibawanya. Tidak tampak raut wajah yang tertekan, meski mereka akan menghadapi Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA yang dimulai pada hari ini.
Salah satu siswa jurusan bahasa, Yudha menuturkan, dia dan rekan-rekannya memang tidak
begitu tertekan menghadapi ujian nasional. Sebab, ujian nasional tidak lagi menjadi penentu
kelulusan. Meski begitu, dia pribadi tetap serius menghadapinya.
“Saya sudah ikut try out beberapa kali dan berusaha mempersiapkan diri dengan baik. Siap tidak
siap, saya harus siap,” kata Yudha, saat ditemui Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo
sebelum pelaksanaan UNBK, di SMA Kesatrian 1, Senin (10/4).
Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang, Tri Tjandra M MPd membenarkan, siswa-siswinya kini
memang lebih enjoy menghadapi UNBK. Berbeda dengan beberapa tahun lalu, di mana ujian
nasional seolah menjadi momok menakutkan. Tapi, walau begitu, pihaknya selalu berharap, para
siswa mengerjakan soal ujian sebaik mungkin.
“Anak-anak enjoy, meski kami selalu berharap mereka bekerja sebaik mungkin. Karena
bagaimana pun, nilai mereka berkaitan dengan kelulusan. Artinya, mereka nanti nek uwis lulus,
mau masuk misalnya ke Akmil, harus ada rata-rata nilai passing grade tertentu. Nilai tetap jadi
pertimbangan. Lulus bukan berarti nyantai,” kata dia.
Senada disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Drs Gatot Bambang
Hastowo MPd. Walau tidak menjadi penentu kelulusan, Ujian Nasional dengan Berbasis
Komputer, justru benar-benar menguji integritas para siswa. Sehingga, mereka harus
mempersiapkannya dengan baik.
“Justru di sini integritas betul-betul diuji, kejujuran diuji. Karena soalnya, paketnya sesuai
dengan jumlah itu. Jadi kalau misalnya satu ruang 20 anak, ya paketnya 20. 30 anak, ya paketnya
30. Sehingga kalau ada anak melihat pekerjaan teman yang lain, bunuh diri berarti,” tutur mantan
Ketua KPU itu.
Ditambahkan, UNBK merupakan pekerjaan pemerintah pusat. Pemerintah provinsi bersama
kabupaten/ kota, dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), sifatnya membantu
pemerintah pusat, agar pelaksanaan ujian lancar. Untuk menjamin kelancarannya, pihaknya
sudah menyiapkan segala infrastrukturnya.
“Sebenarnya ujian nasional yang punya kerja pusat, kami membantu pusat, sehingga kami
siapkan dengan sebaik mungkin, untuk mengantisipasi masalah di lapangan. Misalnya soal
listrik, disiapkan genset. Sehingga pelaksanaannya tidak terpengaruh PLN off atau tidak. Tapi
kalau yang teknis, terkait dengan pelaksanaan ujian nasional, itu pusat. Soal (ujian) dari Jakarta
sana,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang juga meninjau
pelaksanaan UNBK di SMAN 3 Semarang menyampaikan, pada prinsipnya UNBK tingkat SMA
sudah siap. Jika ada masalah, seperti download soal yang tidak muncul, peserta ujian bisa diberi
kesempatan lagi agar tidak merugikan siswa.
“Karena baru pertama kan, selalu tidak sempurna. Tidak 100 persen. Selalu ada yang seperti itu.
Problem listrik dan lainnya. Tapi kalau di kota relatif lebih siap. Listrik siap, genset siap, anak-
anak lebih adaptif. Sehingga lebih siap. Makanya kita cek. Yang SMK sempat kita cek di
Batang, relatif semuanya bagus. Itu menunjukkan kita siap,” kata Ganjar.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut mengatakan, akan menggunakan media
apa pun, peserta ujian mesti siap karena menjadi sebuah keharusan di tengah persaingan dunia.
Di samping itu, ujian nasional menggunakan komputer juga berguna untuk membangun
integritas.
“Komputer sebagai media dalam peradaban saat ini is a must. Jadi sebuah keharusan karena itu
kemudahan baru. Di samping, tentu kalau zaman dulu yang manual kan kertasnya sama.
Sekarang nggak. Soalnya (ujian) puluhan ribu, diacak dan orang nggak bisa nyontek kiri kanan.
Sehingga dibutuhkan kejujuran, dibutuhkan kesiapan individual, sehingga mereka bisa adaptif
terhadap soal-soal yang akan dia pelajari,” tutupnya.
Berita Terbaru