Follow Us :              

Ganjar Turun Tangan Bantu Pasien Yang Belum Tertangani di Jepara

  15 June 2021  |   14:00:00  |   dibaca : 1673 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Turun Tangan Bantu Pasien Yang Belum Tertangani di Jepara

15 June 2021 | 14:00:00 | dibaca : 1673
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

JEPARA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau penanganan Covid-19 di Kabupaten Jepara, Selasa (15/6/2021). Salah satu lokasi yang didatangi adalah RSUD Kartini Jepara. 

Saat Ganjar datang, Direktur RSUD Kartini, Bambang Dwipo mengatakan, keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit itu sudah penuh. Bahkan ada pasien Covid-19 yang belum bisa ditangani. 

Atas laporan itu Ganjar langsung berjalan ke arah ruangan IGD. Benar saja, ada empat pasien diduga terkonfirmasi Covid-19 belum tertangani. 

"Lho nggak bisa seperti ini Pak,  bahaya. Bapak masih punya ruangan kosong tidak? Kalau tidak, langsung cari rujukan ke rumah sakit lain," tegas Ganjar. 

Ganjar pun langsung memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo yang ikut mendampinginya untuk menelepon rumah sakit terdekat. Dari hasil koordinasi itu dilaporkan bahwa di RSUD Kelet masih tersedia tempat tidur sebanyak 30 kamar. 

"Langsung dibawa ke sana saja Pak. Ayo sekarang, telepon ambulans, bawa ke sana. Saya minta Pak Dirut yang turun langsung," tegas Ganjar. 

Tidak hanya pasien yang terpaksa belum dapat tertangani, beberapa keluarga pasien Covid-19 yang meninggal juga mengeluhkan proses pemulasaraan jenazah. 

"Tolong Pak, saya minta dipercepat. Kasihan kakak saya," kata salah satu keluarga pasien Covid-19 yang meninggal. 

Lagi-lagi, Ganjar langsung memanggil Dirut rumah sakit dan perawat yang menangani pasien meninggal. Dari keterangannya, diketahui mereka kekurangan sumber daya manusia (SDM), karena jumlah pasien yang meninggal ada tujuh orang. 

"Tolong dicarikan tenaga tambahan, bisa cari ormas atau apa saja untuk pemulasaraan. Pak Dirut, tolong SOP-nya  diperbaiki, saya minta hari ini ada perbaikan," tegas Ganjar. 

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, Jepara merupakan salah satu daerah zona merah yang jadi perhatian selain Kudus, Pati, Demak dan lainnya. Dari sidaknya kali ini, rumah sakit di Jepara mulai penuh. 

"Maka kami siapkan rumah sakit lain untuk mendukung. Di RSUD Kelet itu masih ada 30 ruangan," ucapnya. 

Ganjar mengatakan akan memberikan dukungan penuh pada Jepara. Penambahan SDM, obat-obatan dan sarana penunjang lainnya akan terus dilakukan. 

"Saya mohon dukungan masyarakat, tolong jangan sepelekan (Covid-19). Ayo hindari kerumunan. Tempat keramaian, event dan kegiatan lain yang mengundang kerumunan, tunda dulu semuanya," pintaGanjar. 

Ganjar juga meminta pada masyarakat Jepara untuk secara serius menyikapi lonjakan Covid-19 kali ini. Sikap abai masyarakat bukan saja mengancam keselamatan mereka tetapi juga para tenaga kesehatan (nakes). 

"Saya mohon masyarakat (juga) memberikan dukungan pada nakes kita. Semua sudah kecapekan, bahkan ada yang sudah kena," pungkasnya.


Bagikan :

JEPARA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau penanganan Covid-19 di Kabupaten Jepara, Selasa (15/6/2021). Salah satu lokasi yang didatangi adalah RSUD Kartini Jepara. 

Saat Ganjar datang, Direktur RSUD Kartini, Bambang Dwipo mengatakan, keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit itu sudah penuh. Bahkan ada pasien Covid-19 yang belum bisa ditangani. 

Atas laporan itu Ganjar langsung berjalan ke arah ruangan IGD. Benar saja, ada empat pasien diduga terkonfirmasi Covid-19 belum tertangani. 

"Lho nggak bisa seperti ini Pak,  bahaya. Bapak masih punya ruangan kosong tidak? Kalau tidak, langsung cari rujukan ke rumah sakit lain," tegas Ganjar. 

Ganjar pun langsung memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo yang ikut mendampinginya untuk menelepon rumah sakit terdekat. Dari hasil koordinasi itu dilaporkan bahwa di RSUD Kelet masih tersedia tempat tidur sebanyak 30 kamar. 

"Langsung dibawa ke sana saja Pak. Ayo sekarang, telepon ambulans, bawa ke sana. Saya minta Pak Dirut yang turun langsung," tegas Ganjar. 

Tidak hanya pasien yang terpaksa belum dapat tertangani, beberapa keluarga pasien Covid-19 yang meninggal juga mengeluhkan proses pemulasaraan jenazah. 

"Tolong Pak, saya minta dipercepat. Kasihan kakak saya," kata salah satu keluarga pasien Covid-19 yang meninggal. 

Lagi-lagi, Ganjar langsung memanggil Dirut rumah sakit dan perawat yang menangani pasien meninggal. Dari keterangannya, diketahui mereka kekurangan sumber daya manusia (SDM), karena jumlah pasien yang meninggal ada tujuh orang. 

"Tolong dicarikan tenaga tambahan, bisa cari ormas atau apa saja untuk pemulasaraan. Pak Dirut, tolong SOP-nya  diperbaiki, saya minta hari ini ada perbaikan," tegas Ganjar. 

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, Jepara merupakan salah satu daerah zona merah yang jadi perhatian selain Kudus, Pati, Demak dan lainnya. Dari sidaknya kali ini, rumah sakit di Jepara mulai penuh. 

"Maka kami siapkan rumah sakit lain untuk mendukung. Di RSUD Kelet itu masih ada 30 ruangan," ucapnya. 

Ganjar mengatakan akan memberikan dukungan penuh pada Jepara. Penambahan SDM, obat-obatan dan sarana penunjang lainnya akan terus dilakukan. 

"Saya mohon dukungan masyarakat, tolong jangan sepelekan (Covid-19). Ayo hindari kerumunan. Tempat keramaian, event dan kegiatan lain yang mengundang kerumunan, tunda dulu semuanya," pintaGanjar. 

Ganjar juga meminta pada masyarakat Jepara untuk secara serius menyikapi lonjakan Covid-19 kali ini. Sikap abai masyarakat bukan saja mengancam keselamatan mereka tetapi juga para tenaga kesehatan (nakes). 

"Saya mohon masyarakat (juga) memberikan dukungan pada nakes kita. Semua sudah kecapekan, bahkan ada yang sudah kena," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu