Follow Us :              

Seleksi Paskibraka Gandeng BPIP, Ganjar : Harus Siap Menghadapi Tantangan Ideologi

  13 August 2021  |   19:00:00  |   dibaca : 1158 
Kategori :
Bagikan :


Seleksi Paskibraka Gandeng BPIP, Ganjar : Harus Siap Menghadapi Tantangan Ideologi

13 August 2021 | 19:00:00 | dibaca : 1158
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengukuhkan anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Provinsi Jateng di Gradhika Bhakti Praja, Jumat (13/8/2021) malam. 

Berbeda dengan sebelumnya, Ganjar mengatakan proses seleksi Paskibraka Jateng tahun ini dalam proses seleksi pihaknya menggandeng Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP). 

"Saat ini bangsa kita berada pada situasi yang tidak mudah. Yang dibutuhkan adalah persatuan agar tidak terpecah belah. 2045 nanti, saya yakin kalian adalah para pemimpin bangsa. Kalian harus mempersiapkan diri, karena tantangan ke depan luar biasa, baik tantangan idiologi, pornografi dan narkotika," ujar Ganjar. 

Sebagai ajang yang tidak hanya memberikan pelatihan pengibaran bendera, karantina paskibraka juga bertujuan membentuk pribadi yang
memiliki nilai-nilai kebangsaan, disiplin dan mandiri. Semua peserta dituntut mengikuti peraturan yang ditetapkan, termasuk kemandirian dalam mengerjakan pekerjaan harian. 

Karena peserta berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, di awal pelatihan kemampuan mereka masih berbeda-beda. Ada yang bisa  langsung lancar, ada pula yang masih kebingungan, seperti yang dialami Bisma Aryawiguna. 

"Siap, saya tidak bisa cuci baju Pak. Tidak pernah diajarkan. Sejak kecil sampai sekarang semuanya sudah ada yang mengurusi. Kalau di rumah tidak pernah cuci baju, tinggal masukkan ke mesin cuci. " jawab pelajar SMAN 3 Sragen ini. 

Namun, karena di tempat karantina tidak ada mesin cuci, Bisma mengaku kalang kabut. Berkat bantuan teman sekamarnya yang mau mengajari, kini Bisma bisa mencuci baju sendiri bahkan dengan cara manual. 

Selain Bisma, ada juga Aulia Kartika Putri dari Boyolali. Gadis ini mengaku pernah dihukum memakai kalung tulang ayam akibat lupa membersihkan kamar. 

"Rasanya malu Pak, soalnya memperlihatkan keburukan saya di depan orang lain. Dari situ saya belajar bagaimana harus lebih disiplin lagi menjaga kebersihan dan lebih pintar memanajemen waktu dengan baik. Intinya siap menjadi pribadi yang lebih baik lagi," ucapnya. 

Pada seluruh peserta, Ganjar memotivasi dan memuji mereka. 

"Adik-adik semuanya ini adalah anak-anak hebat dan terpilih. Kalian telah melalui seleksi yang panjang dan tidak mudah. Saya ingatkan, ini bukan hanya untuk jadi petugas pengibar bendera, tapi ada nilai-nilai yang adik-adik dapat dalam proses ini," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengukuhkan anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Provinsi Jateng di Gradhika Bhakti Praja, Jumat (13/8/2021) malam. 

Berbeda dengan sebelumnya, Ganjar mengatakan proses seleksi Paskibraka Jateng tahun ini dalam proses seleksi pihaknya menggandeng Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP). 

"Saat ini bangsa kita berada pada situasi yang tidak mudah. Yang dibutuhkan adalah persatuan agar tidak terpecah belah. 2045 nanti, saya yakin kalian adalah para pemimpin bangsa. Kalian harus mempersiapkan diri, karena tantangan ke depan luar biasa, baik tantangan idiologi, pornografi dan narkotika," ujar Ganjar. 

Sebagai ajang yang tidak hanya memberikan pelatihan pengibaran bendera, karantina paskibraka juga bertujuan membentuk pribadi yang
memiliki nilai-nilai kebangsaan, disiplin dan mandiri. Semua peserta dituntut mengikuti peraturan yang ditetapkan, termasuk kemandirian dalam mengerjakan pekerjaan harian. 

Karena peserta berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, di awal pelatihan kemampuan mereka masih berbeda-beda. Ada yang bisa  langsung lancar, ada pula yang masih kebingungan, seperti yang dialami Bisma Aryawiguna. 

"Siap, saya tidak bisa cuci baju Pak. Tidak pernah diajarkan. Sejak kecil sampai sekarang semuanya sudah ada yang mengurusi. Kalau di rumah tidak pernah cuci baju, tinggal masukkan ke mesin cuci. " jawab pelajar SMAN 3 Sragen ini. 

Namun, karena di tempat karantina tidak ada mesin cuci, Bisma mengaku kalang kabut. Berkat bantuan teman sekamarnya yang mau mengajari, kini Bisma bisa mencuci baju sendiri bahkan dengan cara manual. 

Selain Bisma, ada juga Aulia Kartika Putri dari Boyolali. Gadis ini mengaku pernah dihukum memakai kalung tulang ayam akibat lupa membersihkan kamar. 

"Rasanya malu Pak, soalnya memperlihatkan keburukan saya di depan orang lain. Dari situ saya belajar bagaimana harus lebih disiplin lagi menjaga kebersihan dan lebih pintar memanajemen waktu dengan baik. Intinya siap menjadi pribadi yang lebih baik lagi," ucapnya. 

Pada seluruh peserta, Ganjar memotivasi dan memuji mereka. 

"Adik-adik semuanya ini adalah anak-anak hebat dan terpilih. Kalian telah melalui seleksi yang panjang dan tidak mudah. Saya ingatkan, ini bukan hanya untuk jadi petugas pengibar bendera, tapi ada nilai-nilai yang adik-adik dapat dalam proses ini," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu