Follow Us :              

Buka Pelatihan Barista, Disnakertrans Jateng Kebanjiran Pendaftar

  02 December 2021  |   09:00:00  |   dibaca : 1502 
Kategori :
Bagikan :


Buka Pelatihan Barista, Disnakertrans Jateng Kebanjiran Pendaftar

02 December 2021 | 09:00:00 | dibaca : 1502
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Antusias masyarakat mengikuti pelatihan Barista yang diadakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah sangat tinggi. Pelatihan yang dilaksanakan Bulan November hingga Desember 2021 ini, dibanjiri hingga 5.190 orang pendaftar. 

Kepala Disnakertrans Jateng, Sakina Rosellasari, mengatakan pelatihan barista ini diselenggarakan berdasarkan kebutuhan pasar saat ini. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan mereka cepat terserap di pasar tenaga kerja atau, membuka peluang pula bagi mereka untuk berwirausaha. 

“Kami ini, BLK tentunya juga melakukan inovasi, transformasi, sesuai kebutuhan dan peminatan masyarakat. Antusiasmenya luar biasa. Yang mengajukan lamaran untuk mengikuti pelatihan 5.190 orang, padahal kuotanya 80 orang saja,” kata Sakina, saat pelatihan barista di Balai Latihan Kerja I Provinsi Jawa Tengah, Kamis (02/12/2021). 

Lantaran peminatnya sangat banyak, maka untuk menentukan peserta pelatihan dilakukan dengan mengadakan seleksi. Mereka menjalani dua kali seleksi. Seleksi pertama secara tertulis dan seleksi kedua melalui wawancara. Sebanyak 80 peserta yang terpilih, kemudian dibagi menjadi dua angkatan. Satu angkatan terdiri dari 40 peserta. 

“Satu angkatan 40 orang karena kita tetap memperhatikan protokol kesehatan. Dan angkatan kedua ini 40 orang dari 26 kabupaten/ kota. Terbanyak Kota Semarang, ada enam. Lainnya (pesertanya) satu-satu. Dan dilatih selama 12 hari. Kemudian mendapat bantuan uang transport, uang saku yang totalnya Rp 600 ribu. Hanya dipotong pajak saja. Lainnya semua diberikan kepada peserta. Bayangkan kalau mereka ikut pelatihan swasta. Dua hari saja, sudah Rp 2,5 juta,” ungkap dia. 

Salah satu peserta, Alvin sempat merasa nyalinya sempat ciut saat mendaftar. Sebab, peserta  yang diterima hanya 40 orang per angkatan. Padahal, total yang mendaftar lebih dari 5.000 orang. Apalagi pengetahuannya tentang kopi masih sangat minus. Lantaran pengetahuannya yang minus, dia khawatir tidak bisa lulus dalam seleksi. 

“Waktu belum tahu akan diterima apa ngga, ya agak minder. Soalnya yang daftar lebih dari 5.000 peserta sedangkan yang dipilih cuma 40 (per angkatan). Ya sudahlah coba saja dulu. Masalah hasil nanti, yang penting kita sudah coba,” kata Alvin. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, merasa senang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mampu melihat pasar kerja yang punya peluang besar saat ini. Hasil pelatihannya pun, menurut Wagub, tidak kalah dengan kopi buatan cafe bintang lima. 

Menurutnya, kecermatan Disnakertrans Jateng melihat peluang pasar kerja, membuat dirinya ingin mengembangkan BLK. Harapannya, BLK Provinsi Jawa Tengah bisa menjadi pioner BLK di Indonesia untuk lebih banyak bekerja sama dengan dunia kerja. 

“Yang paling utama saya ingin mengembangkan BLK ini. Kalau saat ini ada barista, perhotelan, pariwisata, nanti kita kembangkan lagi,” ujar dia 

Wagub pun memberikan pesan kepada para peserta pelatihan barista agar setelah pelatihan selesai, mereka tetap saling berkomunikasi. Tujuannya, agar tercipta jejaring dan bisa saling sharing informasi. Mereka juga bisa membuat usaha bersama.


Bagikan :

SEMARANG - Antusias masyarakat mengikuti pelatihan Barista yang diadakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah sangat tinggi. Pelatihan yang dilaksanakan Bulan November hingga Desember 2021 ini, dibanjiri hingga 5.190 orang pendaftar. 

Kepala Disnakertrans Jateng, Sakina Rosellasari, mengatakan pelatihan barista ini diselenggarakan berdasarkan kebutuhan pasar saat ini. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan mereka cepat terserap di pasar tenaga kerja atau, membuka peluang pula bagi mereka untuk berwirausaha. 

“Kami ini, BLK tentunya juga melakukan inovasi, transformasi, sesuai kebutuhan dan peminatan masyarakat. Antusiasmenya luar biasa. Yang mengajukan lamaran untuk mengikuti pelatihan 5.190 orang, padahal kuotanya 80 orang saja,” kata Sakina, saat pelatihan barista di Balai Latihan Kerja I Provinsi Jawa Tengah, Kamis (02/12/2021). 

Lantaran peminatnya sangat banyak, maka untuk menentukan peserta pelatihan dilakukan dengan mengadakan seleksi. Mereka menjalani dua kali seleksi. Seleksi pertama secara tertulis dan seleksi kedua melalui wawancara. Sebanyak 80 peserta yang terpilih, kemudian dibagi menjadi dua angkatan. Satu angkatan terdiri dari 40 peserta. 

“Satu angkatan 40 orang karena kita tetap memperhatikan protokol kesehatan. Dan angkatan kedua ini 40 orang dari 26 kabupaten/ kota. Terbanyak Kota Semarang, ada enam. Lainnya (pesertanya) satu-satu. Dan dilatih selama 12 hari. Kemudian mendapat bantuan uang transport, uang saku yang totalnya Rp 600 ribu. Hanya dipotong pajak saja. Lainnya semua diberikan kepada peserta. Bayangkan kalau mereka ikut pelatihan swasta. Dua hari saja, sudah Rp 2,5 juta,” ungkap dia. 

Salah satu peserta, Alvin sempat merasa nyalinya sempat ciut saat mendaftar. Sebab, peserta  yang diterima hanya 40 orang per angkatan. Padahal, total yang mendaftar lebih dari 5.000 orang. Apalagi pengetahuannya tentang kopi masih sangat minus. Lantaran pengetahuannya yang minus, dia khawatir tidak bisa lulus dalam seleksi. 

“Waktu belum tahu akan diterima apa ngga, ya agak minder. Soalnya yang daftar lebih dari 5.000 peserta sedangkan yang dipilih cuma 40 (per angkatan). Ya sudahlah coba saja dulu. Masalah hasil nanti, yang penting kita sudah coba,” kata Alvin. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, merasa senang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mampu melihat pasar kerja yang punya peluang besar saat ini. Hasil pelatihannya pun, menurut Wagub, tidak kalah dengan kopi buatan cafe bintang lima. 

Menurutnya, kecermatan Disnakertrans Jateng melihat peluang pasar kerja, membuat dirinya ingin mengembangkan BLK. Harapannya, BLK Provinsi Jawa Tengah bisa menjadi pioner BLK di Indonesia untuk lebih banyak bekerja sama dengan dunia kerja. 

“Yang paling utama saya ingin mengembangkan BLK ini. Kalau saat ini ada barista, perhotelan, pariwisata, nanti kita kembangkan lagi,” ujar dia 

Wagub pun memberikan pesan kepada para peserta pelatihan barista agar setelah pelatihan selesai, mereka tetap saling berkomunikasi. Tujuannya, agar tercipta jejaring dan bisa saling sharing informasi. Mereka juga bisa membuat usaha bersama.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu