Follow Us :              

Dialog Kebangsaan, Taj Yasin Imbau sikap Toleransi & Saling Menghormati, Wujudkan Gotong Royong

  08 December 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 922 
Kategori :
Bagikan :


Dialog Kebangsaan, Taj Yasin Imbau sikap Toleransi & Saling Menghormati, Wujudkan Gotong Royong

08 December 2021 | 10:00:00 | dibaca : 922
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengaku bangga dengan semangat persatuan masyakat maupun berbagai pemangku kepentingan yang ada di Jawa Tengah terkait upaya menjaga keamanan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021 di masa pandemi. 

"Sampai saat ini di Jawa Tengah, karena sifat gotong royong itu ada, maka permasalahan apapun harus kita pikirkan bersama," ungkap Wagub. 

Wagub mencontohkan, gotong royong itu dengan sinergitas yang terbentuk pada Forum Komunikasi Pimpinan  Daerah (Forkompimda) antara Pemerintah, TNI, dan Polri Provinsi Jawa Tengah dalam mempersiapkan pengamanan Nataru) tahun ini. 

Hal itu disampaikan dalam Dialog Kebangsaan 'Sinergitas Pemerintah, TNI, Polri, dan Ulama Jaga NKRI' di Cafe Wiratama, Watugong, Semarang, Rabu (08/12/2021). Selain Wagub, hadir dalam dialog tersebut, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, dan pengasuh Ponpes Ora Aji KH. Miftah Maulana Habiburrahman. 

Pada masyarakat, Wagub memuji semangat persatuan dan toleransi  antar umat beragama yang telah ditunjukkan selama ini. Dia menghimbau agar hal ini terus ditingkatkan. Menurutnya hal ini penting karena persatuan dan toleransi adalah yang mendasari keutuhan dan harmonisasi dalam masyarakat Jawa Tengah. 

"Kita senang dengan masyarakat Jawa Tengah yang nguwongke wong (saling menghormati), sehingga muncul gotong royongnya. Saya berharap di Nataru ini, kita tunjukkan Jawa Tengah ini toleransinya kuat, saling menghormatinya kuat," tegas Wagub. 

Terkait terwujudnya persatuan yang baik di wilayahnya, Wagub mengakui kontribusi penting Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, dalam hal ini. Wagub menjelaskan betapa lembaga ini dengan berkolaborasi bersama pihak lain, sangat membantu dalam mengedukasi masyarakat tentang kebangsaan. 

"Kesbangpol kita tugaskan kolaborasi dengan beberapa organisasi kemasyarakatan, politik, maupun organisasi lainnya, untuk mengenalkan apasih Empat Pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) itu," jelas Wagub. 

Dengan sinergitas, gotong royong, Wagub meyakini keutuhan bangsa akan menjadi semakin kuat. Semua pihak saling melengkapi dan bisa menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama. 

Terkait pengamanan Nataru 2021, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, mengatakan pihaknya telah menyiapkan sekitar 8.600 pos PPKM Mikro di Jawa Tengah untuk memantau kegiatan masyarakat. Selain itu, jajaran Polda juga akan melakukan cek poin di 20 rest area tol di Jawa Tengah, di dalam kota maupun di perbatasan kota. 

"Jadi nanti siapapun masyarakat yang mudik akan tercatat dan terpantau. Nanti ada Babinsa, Babinkamtibmas, dan Lurah yang memantau. Untuk perayaan natal, secara umum sekitar tiga ribu gereja di Jawa Tengah yang akan kita jaga. Di situ sinergi terjadi antara Polri, TNI, ada Satpol PP, dinas-dinas terkait juga ada," kata Luthfi. 

Sementara itu, Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, mengatakan pihaknya juga turut berkoordinasi dengan Polri dan jajaran Pemprov Jawa Tengah, terkait perayaan Natal. Dia mengimbau masyarakat Nasrani agar dapat melakukan kegiatan ibadah dengan baik dan menjaga kondisi di masing-masing wilayah. 

"Saya pikir itu menjadi sesuatu bahwa kita harua menjaga ibadah teman-teman kita masyarakat Nasrani. Yuk kita jaga situasi (kondusif) Covid-19," tandasnya. 

Sinergitas Forkompimda Jawa Tengah tidak hanya mengesankan Wagub tetapi juga KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah. Pada ceramahnya dia mengungkapkan betapa pentingnya menyingkirkan ego masing-masing dalam menjaga kerukunan dan mencapai tujuan bersama. Dia mengibaratkan, menjalin kerukunan sama halnya seperti membuat sambel. 

"Misal kita makan sambel, kalau kita makan cabainya dulu, bawang merahnya, bawang putih, dimakan satu-satu kan rasanya tidak enak. Tapi kalau semua bahan disatukan dan diolah, akan memunculkan rasa sambel yang nikmat," tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengaku bangga dengan semangat persatuan masyakat maupun berbagai pemangku kepentingan yang ada di Jawa Tengah terkait upaya menjaga keamanan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021 di masa pandemi. 

"Sampai saat ini di Jawa Tengah, karena sifat gotong royong itu ada, maka permasalahan apapun harus kita pikirkan bersama," ungkap Wagub. 

Wagub mencontohkan, gotong royong itu dengan sinergitas yang terbentuk pada Forum Komunikasi Pimpinan  Daerah (Forkompimda) antara Pemerintah, TNI, dan Polri Provinsi Jawa Tengah dalam mempersiapkan pengamanan Nataru) tahun ini. 

Hal itu disampaikan dalam Dialog Kebangsaan 'Sinergitas Pemerintah, TNI, Polri, dan Ulama Jaga NKRI' di Cafe Wiratama, Watugong, Semarang, Rabu (08/12/2021). Selain Wagub, hadir dalam dialog tersebut, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, dan pengasuh Ponpes Ora Aji KH. Miftah Maulana Habiburrahman. 

Pada masyarakat, Wagub memuji semangat persatuan dan toleransi  antar umat beragama yang telah ditunjukkan selama ini. Dia menghimbau agar hal ini terus ditingkatkan. Menurutnya hal ini penting karena persatuan dan toleransi adalah yang mendasari keutuhan dan harmonisasi dalam masyarakat Jawa Tengah. 

"Kita senang dengan masyarakat Jawa Tengah yang nguwongke wong (saling menghormati), sehingga muncul gotong royongnya. Saya berharap di Nataru ini, kita tunjukkan Jawa Tengah ini toleransinya kuat, saling menghormatinya kuat," tegas Wagub. 

Terkait terwujudnya persatuan yang baik di wilayahnya, Wagub mengakui kontribusi penting Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, dalam hal ini. Wagub menjelaskan betapa lembaga ini dengan berkolaborasi bersama pihak lain, sangat membantu dalam mengedukasi masyarakat tentang kebangsaan. 

"Kesbangpol kita tugaskan kolaborasi dengan beberapa organisasi kemasyarakatan, politik, maupun organisasi lainnya, untuk mengenalkan apasih Empat Pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) itu," jelas Wagub. 

Dengan sinergitas, gotong royong, Wagub meyakini keutuhan bangsa akan menjadi semakin kuat. Semua pihak saling melengkapi dan bisa menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama. 

Terkait pengamanan Nataru 2021, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, mengatakan pihaknya telah menyiapkan sekitar 8.600 pos PPKM Mikro di Jawa Tengah untuk memantau kegiatan masyarakat. Selain itu, jajaran Polda juga akan melakukan cek poin di 20 rest area tol di Jawa Tengah, di dalam kota maupun di perbatasan kota. 

"Jadi nanti siapapun masyarakat yang mudik akan tercatat dan terpantau. Nanti ada Babinsa, Babinkamtibmas, dan Lurah yang memantau. Untuk perayaan natal, secara umum sekitar tiga ribu gereja di Jawa Tengah yang akan kita jaga. Di situ sinergi terjadi antara Polri, TNI, ada Satpol PP, dinas-dinas terkait juga ada," kata Luthfi. 

Sementara itu, Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, mengatakan pihaknya juga turut berkoordinasi dengan Polri dan jajaran Pemprov Jawa Tengah, terkait perayaan Natal. Dia mengimbau masyarakat Nasrani agar dapat melakukan kegiatan ibadah dengan baik dan menjaga kondisi di masing-masing wilayah. 

"Saya pikir itu menjadi sesuatu bahwa kita harua menjaga ibadah teman-teman kita masyarakat Nasrani. Yuk kita jaga situasi (kondusif) Covid-19," tandasnya. 

Sinergitas Forkompimda Jawa Tengah tidak hanya mengesankan Wagub tetapi juga KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah. Pada ceramahnya dia mengungkapkan betapa pentingnya menyingkirkan ego masing-masing dalam menjaga kerukunan dan mencapai tujuan bersama. Dia mengibaratkan, menjalin kerukunan sama halnya seperti membuat sambel. 

"Misal kita makan sambel, kalau kita makan cabainya dulu, bawang merahnya, bawang putih, dimakan satu-satu kan rasanya tidak enak. Tapi kalau semua bahan disatukan dan diolah, akan memunculkan rasa sambel yang nikmat," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu