Follow Us :              

Skenario Antisipasi Nataru Jateng Dinilai Sangat Rapi dan Kompak oleh Menko PMK dan Menhub

  16 December 2021  |   15:00:00  |   dibaca : 886 
Kategori :
Bagikan :


Skenario Antisipasi Nataru Jateng Dinilai Sangat Rapi dan Kompak oleh Menko PMK dan Menhub

16 December 2021 | 15:00:00 | dibaca : 886
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Potensi lonjakan pemudik saat libur Natal dan tahun baru telah  diantisipasi sebaik-baiknya oleh pemerintah provinsi Jawa Tengah. Hal ini mendapat apresiasi dari Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Jawa Tengah dinilai sangat matang dalam menghadapi Nataru yang sebentar lagi akan datang. 

Hal itu disampaikan saat memimpin rapat koordinasi pengendalian transportasi libur Nataru di gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks Pemprov Jawa Tengah, Semarang, Kamis (16/12). 

Menanggapi apresiasi itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya memang telah mempersiapkan berbagai skenario. Sejumlah persiapan yang telah dilakukan, diantaranya pembentukan tim koordinasi posko terpadu, crisis center, mendirikan posko pelayanan dan pemantauan di terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, rest area tol dan di area perbatasan, serta memasang CCTV di perbatasan, exit tol, pasar, tempat wisata dan lainnya. 

"Total posko yang kami dirikan 343. Insyaalah kami siap dengan skenario-skenario yang ada. Termasuk kami senang, karena kami diberikan kewenangan untuk improvisasi pada saat situasi tidak sesuai rencana," papar Gubernur. 

Gubernur menerangkan, berpijak dari hasil survei Kemenhub bahwa akan ada 4,8 juta warga yang akan mudik ke Jawa Tengah, maka pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi.  Menggandeng paguyuban-paguyuban masyarakat Jawa Tengah di berbagai kota besar, menghimbau warga perantauan untuk tidak mudik. 

"Kita ajak bicara paguyuban-paguyuban, kita minta semua merayakan Nataru di tempatnya masing-masing. Namun itu hanya sebatas imbauan, untuk mengantisipasi kami bersama teman-teman kepolisian, Dishub dan Bupati/Wali Kota tentu sudah menyiapkan skenario-skenario," jelasnya. 

Alasan lain, lanjut Gubernur, persiapan matang tersebut juga dalam rangka mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19, Omicron yang sudah masuk ke Indonesia. 

"Bukan kita menakut-nakuti, tapi kita harus waspada. Jadi prokes memang harus ketat termasuk di tempat-tempat wisata. Kami sepakat, tempat wisata yang tidak siap mengelola prokes akan kita tutup. Sekarang sudah kami persiapkan, pekan depan kita mulai cek secara intens," tandasnya. 

Menko PMK menilai, persiapan Nataru di Jawa Tengah sudah dilakukan dengan sangat rapi. Tidak hanya pihak Pemprov, namun dukungan instansi terkait seperti kepolisian juga sangat baik. 

"Saya melihat, semua sudah sangat rapi. Kalau bahasa Jawanya, persiapan Jateng itu apik tenan. Tinggal bagaimana nanti di lapangan, mudah-mudahan bisa dilaksanakan dengan baik pula," katanya. 

Meski sudah dipersiapkan matang, namun Menko PMK meminta Pemprov Jateng tetap mempersiapkan skenario lain. Sebab, Nataru masih ada beberapa hari, dan tidak menutup kemungkinan ada perubahan mendadak atau penyesuaian-penyesuaian. 

"Sementara ini, skenario yang sudah disepakati sudah diedarkan Mendagri. Itu yang kita jadikan pegangan. Kecuali nanti ada perubahan mendadak dan perlu penyesuaian kebijakan, maka harus disiapkan. Mudah-mudahan semuanya berjalan sesuai rencana," ucapnya. 

Sejurus dengan Menko PMK, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kematangan persiapan Nataru di Jawa Tengah terletak pada kekuatan sinergi dan kekompakan para pihak di dalamnya. 

"Jawa Tengah memiliki kekompakan yang luar biasa. Kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan secara rigid dalam rangka persiapan Nataru," kata Menhub. 

Menurutnya, Presiden sudah memerintahkan seluruh kepala daerah untuk mengelola Nataru. Pengetatan protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat untuk mengantisipasi penularan Covid-19. 

"Jateng itu paling diminati pemudik, jumlahnya banyak. Mereka mayoritas menggunakan kendaraan pribadi dan motor. Maka tentu Jateng harus mengelola pergerakan lalulintas dengan baik. Dan apa yang dilakukan Jateng sampai saat ini sudah sangat bagus," imbuhnya. 

Menurut survei yang dilakukan, akan ada 4 juta lebih warga yang akan mudik ke Jawa Tengah selama libur Nataru. Untuk itu, Menhub meminta semuanya bekerja ekstra dalam rangka sosialisasi dan melakukan persiapan-persiapan agar bisa terkelola dengan baik.


Bagikan :

SEMARANG - Potensi lonjakan pemudik saat libur Natal dan tahun baru telah  diantisipasi sebaik-baiknya oleh pemerintah provinsi Jawa Tengah. Hal ini mendapat apresiasi dari Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Jawa Tengah dinilai sangat matang dalam menghadapi Nataru yang sebentar lagi akan datang. 

Hal itu disampaikan saat memimpin rapat koordinasi pengendalian transportasi libur Nataru di gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks Pemprov Jawa Tengah, Semarang, Kamis (16/12). 

Menanggapi apresiasi itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya memang telah mempersiapkan berbagai skenario. Sejumlah persiapan yang telah dilakukan, diantaranya pembentukan tim koordinasi posko terpadu, crisis center, mendirikan posko pelayanan dan pemantauan di terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, rest area tol dan di area perbatasan, serta memasang CCTV di perbatasan, exit tol, pasar, tempat wisata dan lainnya. 

"Total posko yang kami dirikan 343. Insyaalah kami siap dengan skenario-skenario yang ada. Termasuk kami senang, karena kami diberikan kewenangan untuk improvisasi pada saat situasi tidak sesuai rencana," papar Gubernur. 

Gubernur menerangkan, berpijak dari hasil survei Kemenhub bahwa akan ada 4,8 juta warga yang akan mudik ke Jawa Tengah, maka pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi.  Menggandeng paguyuban-paguyuban masyarakat Jawa Tengah di berbagai kota besar, menghimbau warga perantauan untuk tidak mudik. 

"Kita ajak bicara paguyuban-paguyuban, kita minta semua merayakan Nataru di tempatnya masing-masing. Namun itu hanya sebatas imbauan, untuk mengantisipasi kami bersama teman-teman kepolisian, Dishub dan Bupati/Wali Kota tentu sudah menyiapkan skenario-skenario," jelasnya. 

Alasan lain, lanjut Gubernur, persiapan matang tersebut juga dalam rangka mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19, Omicron yang sudah masuk ke Indonesia. 

"Bukan kita menakut-nakuti, tapi kita harus waspada. Jadi prokes memang harus ketat termasuk di tempat-tempat wisata. Kami sepakat, tempat wisata yang tidak siap mengelola prokes akan kita tutup. Sekarang sudah kami persiapkan, pekan depan kita mulai cek secara intens," tandasnya. 

Menko PMK menilai, persiapan Nataru di Jawa Tengah sudah dilakukan dengan sangat rapi. Tidak hanya pihak Pemprov, namun dukungan instansi terkait seperti kepolisian juga sangat baik. 

"Saya melihat, semua sudah sangat rapi. Kalau bahasa Jawanya, persiapan Jateng itu apik tenan. Tinggal bagaimana nanti di lapangan, mudah-mudahan bisa dilaksanakan dengan baik pula," katanya. 

Meski sudah dipersiapkan matang, namun Menko PMK meminta Pemprov Jateng tetap mempersiapkan skenario lain. Sebab, Nataru masih ada beberapa hari, dan tidak menutup kemungkinan ada perubahan mendadak atau penyesuaian-penyesuaian. 

"Sementara ini, skenario yang sudah disepakati sudah diedarkan Mendagri. Itu yang kita jadikan pegangan. Kecuali nanti ada perubahan mendadak dan perlu penyesuaian kebijakan, maka harus disiapkan. Mudah-mudahan semuanya berjalan sesuai rencana," ucapnya. 

Sejurus dengan Menko PMK, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kematangan persiapan Nataru di Jawa Tengah terletak pada kekuatan sinergi dan kekompakan para pihak di dalamnya. 

"Jawa Tengah memiliki kekompakan yang luar biasa. Kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan secara rigid dalam rangka persiapan Nataru," kata Menhub. 

Menurutnya, Presiden sudah memerintahkan seluruh kepala daerah untuk mengelola Nataru. Pengetatan protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat untuk mengantisipasi penularan Covid-19. 

"Jateng itu paling diminati pemudik, jumlahnya banyak. Mereka mayoritas menggunakan kendaraan pribadi dan motor. Maka tentu Jateng harus mengelola pergerakan lalulintas dengan baik. Dan apa yang dilakukan Jateng sampai saat ini sudah sangat bagus," imbuhnya. 

Menurut survei yang dilakukan, akan ada 4 juta lebih warga yang akan mudik ke Jawa Tengah selama libur Nataru. Untuk itu, Menhub meminta semuanya bekerja ekstra dalam rangka sosialisasi dan melakukan persiapan-persiapan agar bisa terkelola dengan baik.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu