Follow Us :              

Magang Sehari Bersama Gubernur, Diajak Tinjau Program Pengentasan Kemiskinan

  02 February 2022  |   13:00:00  |   dibaca : 929 
Kategori :
Bagikan :


Magang Sehari Bersama Gubernur, Diajak Tinjau Program Pengentasan Kemiskinan

02 February 2022 | 13:00:00 | dibaca : 929
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

REMBANG - Program percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah terus dikebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong pelaksanaan pembangunan bagi rumah tidak layak huni (RLTH) dan pemberian listrik gratis bagi masyarakat kurang mampu. 

Sebagai program prioritas, Gubernur Jawa Tengah memantau pelaksanaannya dengan seksama, seperti yang ditunjukkan saat berkunjung ke Desa Tahunan Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, Rabu, (2/2/2022). Kunjungannya kali ini Gubernur mengajak 10 orang yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah yang sedang melaksanakan Magang di Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah. 

Di Desa Tahunan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi Rumah Mbah Rapi (70). Rencananya Gubernur datang ke rumah lansia tersebut untuk melihat program bantuan listrik gratis dari Dinas ESDM Jawa Tengah. 
Namun ketika melihat kondisi rumah yang dihuni Mba Rapi dan anaknya Supri (49), Gubernur terketuk untuk memasukkan keluarga ini dalam program RTLH. Rumah Mba Rapi selain masih berlantai tanah, berdinding kayu dan atapnya juga banyak yang berlubang. 

"Nggriyone purun didandani Mbah (rumahnya mau diperbaiki, mbah)?," tanya Gubernur yang langsung diiyakan Mbah Rapi. 

Meski ibunya setuju, namun mengatakan dirinya lebih memilih diberi uang karena menurutnya uang lebih mendesak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Memahami kondisi kedua perempuan tersebut, Gubernur sigap memberikan amplop berisi uang pada Supri. Wajah Supri terlihat sangat gembira mendapat pemberian ini. Lebih gembira lagi karena ternyata pemberian sejumlah uang tersebut tidak berarti menghilangkan kesempatannya untuk mendapat bantuan perbaikan rumah. 

Gubernur memanggil Kades Tahunan dan Bupati Rembang yang mendampinginya dalam kunjungan tersebut untuk diberi pesan, agar membantu memperbaiki rumah Mbah Rapi. 

"Kalau bisa ini dibantu Pak, kan bisa pakai Dana Desa," saran Gubernur pada ke Kades. 

Kades Tahunan mengatakan, sebenarnya ia sudah memasukkan program rehabilitasi rumah tidak layak huni. Namun karena jumlah bantuan yang diberikan Rp12 juta, Kades Tahunan merasa jumlah itu tidak mencukupi. 

"Nanti saya bantu Pak. Kapan mau dibangun? Saya ikut bantu iuran. Nanti kapan siap, masyarakat gotong royong, saya ikut bantu (dana)," tegasnya. 

Mendengar jawaban itu, Mbah Rapi dan Supri sangat terharu. Keduanya tak henti-hentinya berterimakasih pada Gubernur. 

Usai menyerahkan bantuan di Desa Tahunan, Gubernur yang hari itu membawa rombongan pelajar dan  mahasiswa dari berbagai sekolah dan kampus di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, beranjak menuju Desa Pamotan Rembang untuk kegiatan yang sama. 

"Tadi saya ngobrol sama pak Bupati, (katanya) di Rembang ini tiap tahun ada 4000 rumah yang (perlu) diperbaiki. Kita kerja bareng, dari provinsi berapa, kabupaten berapa, pusat berapa. Kita lakukan percepatan agar penyelesaian kemiskinan bisa dilakukan," jelasnya. 

Gubernur menjelaskan anggaran perbaikan bagi rumah tidak kayak huni selama ini selain dari anggaran pemerintah, program ini dibantu dana CSR perusahaan, Baznas, Filantropi dan lainnya. 

"Ya itu bisa digunakan untuk kejutan-kejutan seperti ini, jadi bisa secara langsung diberikan tanpa menunggu proses penganggaran lama," pungkasnya. 

Mengikuti kegiatan Gubernur seharian dari jam 5 pagi, para mahasiswa dan pelajar tersebut mengaku banyak mendapat pengalaman menarik. Dalam beberapa kesempatan, Gubernur mengatakan program Magang Sehari Bersama Gubernur seperti yang sedang dilakukan itu adalah cara efektif mengajarkan pelajar dan mahasiswa untuk memahami persoalan masyarakat. 

10 orang yang terpilih mengikuti Magang Sehari Bersama Gubernur saat itu adalah mahasiswa dari UGM Jogjakarta, Undip Semarang, Untidar Magelang, Unisbank serta  pelajar dari sejumlah SMA/SMK di Purwokerto, Magelang dan Kota Semarang. Meski mengaku mendapat pengalaman seru dan ilmu yang berguna, namun hampir semua peserta hari itu baru menyadari fakta penting tentang pekerjaan seorang gubernur. 

"Melihat dan ikut pak Ganjar blusukan ternyata capek banget. Awalnya saya pikir gubernur itu kerjanya cuma di kantor, duduk-duduk santai. Ternyata harus keliling secapek ini, tapi seneng sekali. Tambah pengalaman dan ini kesempatan istimewa buat saya," aku Berliana, siswa SMKN 9 Semarang.


Bagikan :

REMBANG - Program percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah terus dikebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong pelaksanaan pembangunan bagi rumah tidak layak huni (RLTH) dan pemberian listrik gratis bagi masyarakat kurang mampu. 

Sebagai program prioritas, Gubernur Jawa Tengah memantau pelaksanaannya dengan seksama, seperti yang ditunjukkan saat berkunjung ke Desa Tahunan Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, Rabu, (2/2/2022). Kunjungannya kali ini Gubernur mengajak 10 orang yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah yang sedang melaksanakan Magang di Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah. 

Di Desa Tahunan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi Rumah Mbah Rapi (70). Rencananya Gubernur datang ke rumah lansia tersebut untuk melihat program bantuan listrik gratis dari Dinas ESDM Jawa Tengah. 
Namun ketika melihat kondisi rumah yang dihuni Mba Rapi dan anaknya Supri (49), Gubernur terketuk untuk memasukkan keluarga ini dalam program RTLH. Rumah Mba Rapi selain masih berlantai tanah, berdinding kayu dan atapnya juga banyak yang berlubang. 

"Nggriyone purun didandani Mbah (rumahnya mau diperbaiki, mbah)?," tanya Gubernur yang langsung diiyakan Mbah Rapi. 

Meski ibunya setuju, namun mengatakan dirinya lebih memilih diberi uang karena menurutnya uang lebih mendesak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Memahami kondisi kedua perempuan tersebut, Gubernur sigap memberikan amplop berisi uang pada Supri. Wajah Supri terlihat sangat gembira mendapat pemberian ini. Lebih gembira lagi karena ternyata pemberian sejumlah uang tersebut tidak berarti menghilangkan kesempatannya untuk mendapat bantuan perbaikan rumah. 

Gubernur memanggil Kades Tahunan dan Bupati Rembang yang mendampinginya dalam kunjungan tersebut untuk diberi pesan, agar membantu memperbaiki rumah Mbah Rapi. 

"Kalau bisa ini dibantu Pak, kan bisa pakai Dana Desa," saran Gubernur pada ke Kades. 

Kades Tahunan mengatakan, sebenarnya ia sudah memasukkan program rehabilitasi rumah tidak layak huni. Namun karena jumlah bantuan yang diberikan Rp12 juta, Kades Tahunan merasa jumlah itu tidak mencukupi. 

"Nanti saya bantu Pak. Kapan mau dibangun? Saya ikut bantu iuran. Nanti kapan siap, masyarakat gotong royong, saya ikut bantu (dana)," tegasnya. 

Mendengar jawaban itu, Mbah Rapi dan Supri sangat terharu. Keduanya tak henti-hentinya berterimakasih pada Gubernur. 

Usai menyerahkan bantuan di Desa Tahunan, Gubernur yang hari itu membawa rombongan pelajar dan  mahasiswa dari berbagai sekolah dan kampus di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, beranjak menuju Desa Pamotan Rembang untuk kegiatan yang sama. 

"Tadi saya ngobrol sama pak Bupati, (katanya) di Rembang ini tiap tahun ada 4000 rumah yang (perlu) diperbaiki. Kita kerja bareng, dari provinsi berapa, kabupaten berapa, pusat berapa. Kita lakukan percepatan agar penyelesaian kemiskinan bisa dilakukan," jelasnya. 

Gubernur menjelaskan anggaran perbaikan bagi rumah tidak kayak huni selama ini selain dari anggaran pemerintah, program ini dibantu dana CSR perusahaan, Baznas, Filantropi dan lainnya. 

"Ya itu bisa digunakan untuk kejutan-kejutan seperti ini, jadi bisa secara langsung diberikan tanpa menunggu proses penganggaran lama," pungkasnya. 

Mengikuti kegiatan Gubernur seharian dari jam 5 pagi, para mahasiswa dan pelajar tersebut mengaku banyak mendapat pengalaman menarik. Dalam beberapa kesempatan, Gubernur mengatakan program Magang Sehari Bersama Gubernur seperti yang sedang dilakukan itu adalah cara efektif mengajarkan pelajar dan mahasiswa untuk memahami persoalan masyarakat. 

10 orang yang terpilih mengikuti Magang Sehari Bersama Gubernur saat itu adalah mahasiswa dari UGM Jogjakarta, Undip Semarang, Untidar Magelang, Unisbank serta  pelajar dari sejumlah SMA/SMK di Purwokerto, Magelang dan Kota Semarang. Meski mengaku mendapat pengalaman seru dan ilmu yang berguna, namun hampir semua peserta hari itu baru menyadari fakta penting tentang pekerjaan seorang gubernur. 

"Melihat dan ikut pak Ganjar blusukan ternyata capek banget. Awalnya saya pikir gubernur itu kerjanya cuma di kantor, duduk-duduk santai. Ternyata harus keliling secapek ini, tapi seneng sekali. Tambah pengalaman dan ini kesempatan istimewa buat saya," aku Berliana, siswa SMKN 9 Semarang.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu