Follow Us :              

Wujudkan Generasi Emas 2045, Pemprov Jateng Gencarkan Program Cegah Stunting

  09 March 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 827 
Kategori :
Bagikan :


Wujudkan Generasi Emas 2045, Pemprov Jateng Gencarkan Program Cegah Stunting

09 March 2022 | 09:00:00 | dibaca : 827
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Guna mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menurunkan angka stunting atau kondisi tubuh pendek akibat kekurangan gizi melalui berbagai program. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno saat memberikan sambutan rapat koordinasi via virtual di ruang kerjanya, Rabu (9/3/2022). Rakor daerah yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah itu, mengusung tema "Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Melalui Optimalisasi Sumberdaya dan Konvergensi Lintas Sektoral". 

"Penurunan stunting Jateng  melampaui capaian nasional, tetapi semua harus terus berupaya meningkatkan kinerja karena sesuai dengan visi Pemerintah RI pada tahun 2045 untuk mewujudkan Generasi Indonesia, Emas" kata Sekda. 

Ia mengatakan, generasi emas bangsa Indonesia dimulai dari keluarga sehingga berbagai pihak harus bersama-sama berupaya menyelesaikan masalah yang menghambat terwujudnya generasi emas bangsa. Terutama persoalan stunting yang akan berdampak pada kualitas generasi bangsa di masa depan . 

"Kita sudah ada beberapa program untuk mencegah pernikahan usia dini dan stunting. Seperti program 'Jo Kawin Bocah' " jelasnya.

Sekda mengatakan, stunting tidak hanya dicegah setelah kelahiran melainkan bermula sejak sebelum pernikahan atau pranikah. Sehingga masa pranikah harus mendapat perhatian dari berbagai pihak, karena pernikahan usia dini juga merupakan penyebab utama stunting. 

Tidak kalah penting adalah dukungan dari kalangan akademisi melalui berbagai program. Diantaranya melalui kuliah kerja nyata (KKN) dengan melibatkan mahasiswa. Apalagi keluarga berencana dan stunting masuk program pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah.  

Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Tengah, Widwiono menyebutkan, penurunan stunting di Jawa Tengah selama dua tahun terakhir mengalami kemajuan dari yang semula 27, 6 persen pada 2019, kemudian pada akhir 2021 mengalami penurunan menjadi 20,9. Capaian tersebut lebih rendah dibanding capaian nasional yaitu 24 persen. 

"Diharapkan target di tahun 2022 minimal sama dengan yang dicapai 2 tahun lalu, yaitu 6,7 persen. Kalau posisi sekarang 20,9 persen maka pada akhir tahun 2022 minimal bisa turun menjadi 14,2 persen," harapnya. 

Target 14,2 persen, menurutnya dapat tercapai apabila dalam pelaksanaannya sesuai Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Terlebih di perpres tersebut diamanahkan adanya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan, hingga tingkat kelurahan dan desa.


Bagikan :

SEMARANG - Guna mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menurunkan angka stunting atau kondisi tubuh pendek akibat kekurangan gizi melalui berbagai program. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno saat memberikan sambutan rapat koordinasi via virtual di ruang kerjanya, Rabu (9/3/2022). Rakor daerah yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah itu, mengusung tema "Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Melalui Optimalisasi Sumberdaya dan Konvergensi Lintas Sektoral". 

"Penurunan stunting Jateng  melampaui capaian nasional, tetapi semua harus terus berupaya meningkatkan kinerja karena sesuai dengan visi Pemerintah RI pada tahun 2045 untuk mewujudkan Generasi Indonesia, Emas" kata Sekda. 

Ia mengatakan, generasi emas bangsa Indonesia dimulai dari keluarga sehingga berbagai pihak harus bersama-sama berupaya menyelesaikan masalah yang menghambat terwujudnya generasi emas bangsa. Terutama persoalan stunting yang akan berdampak pada kualitas generasi bangsa di masa depan . 

"Kita sudah ada beberapa program untuk mencegah pernikahan usia dini dan stunting. Seperti program 'Jo Kawin Bocah' " jelasnya.

Sekda mengatakan, stunting tidak hanya dicegah setelah kelahiran melainkan bermula sejak sebelum pernikahan atau pranikah. Sehingga masa pranikah harus mendapat perhatian dari berbagai pihak, karena pernikahan usia dini juga merupakan penyebab utama stunting. 

Tidak kalah penting adalah dukungan dari kalangan akademisi melalui berbagai program. Diantaranya melalui kuliah kerja nyata (KKN) dengan melibatkan mahasiswa. Apalagi keluarga berencana dan stunting masuk program pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah.  

Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Tengah, Widwiono menyebutkan, penurunan stunting di Jawa Tengah selama dua tahun terakhir mengalami kemajuan dari yang semula 27, 6 persen pada 2019, kemudian pada akhir 2021 mengalami penurunan menjadi 20,9. Capaian tersebut lebih rendah dibanding capaian nasional yaitu 24 persen. 

"Diharapkan target di tahun 2022 minimal sama dengan yang dicapai 2 tahun lalu, yaitu 6,7 persen. Kalau posisi sekarang 20,9 persen maka pada akhir tahun 2022 minimal bisa turun menjadi 14,2 persen," harapnya. 

Target 14,2 persen, menurutnya dapat tercapai apabila dalam pelaksanaannya sesuai Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Terlebih di perpres tersebut diamanahkan adanya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan, hingga tingkat kelurahan dan desa.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu